Awalnya Didiagnosa Tifus Ternyata Kalina Positif COVID-19, Lantas Apa Beda Keduanya?

Rabu, 06 Januari 2021 - 15:25 WIB
loading...
A A A
Dr Gaurav Jain, konsultan penyakit dalam, Rumah Sakit Superspesialisasi Dharamshila Narayana mengatakan, dalam beberapa kasus, infeksi COVID-19 memperburuk dan menyebabkan pasien mengalami tifus.

"Harus dipahami bahwa tifus disebabkan oleh bakteri yang disebut salmonella typhi. Setelah infeksi, ia tetap berada dalam tubuh manusia selama satu-dua minggu dan secara bertahap mulai menunjukkan gejala seperti demam tinggi, muntah berulang kali, sakit perut, dan lainnya," kata Dr Jain.

"Ini mempengaruhi usus dan memasuki aliran darah juga. Paparan air yang terkontaminasi, makanan yang tidak higienis adalah sumber utama infeksi ini," tambahnya.

Meskipun tidak ada hubungan langsung antara COVID-19 dan tifus, dalam beberapa kasus infeksi COVID-19, tifus juga menjadi positif dan perlu dilakukan tes lebih lanjut untuk mendapatkan konfirmasi.

Baca juga : Menstruasi Telat Tidak Selalu Jadi Tanda Kehamilan, Mungkin Ini Penyebabnya!

“Bakteri penyebab tifus juga masuk ke aliran darah. Oleh karena itu, kemungkinan infeksi tifoid diharapkan terjadi pada orang yang terinfeksi COVID-19. Selain itu, COVID-19 melemahkan mekanisme pertahanan tubuh sehingga rentan terhadap infeksi dan penyakit lain, termasuk tifus," jelasnya.

"Seorang pasien tifus dapat melaporkan dengan muntah dan masalah buang air besar bersamaan dengan demam tinggi," ujarnya.

Demikian pula, selain organ pernapasan, infeksi COVID-19 juga memengaruhi pembuluh darah, yang memperburuk kondisi seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah neurologis lainnya.

(wur)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.2027 seconds (0.1#10.140)