Ini Tips Mengelola Keuangan Keluarga di Tengah Pandemi COVID-19

Jum'at, 15 Mei 2020 - 04:30 WIB
loading...
Ini Tips Mengelola Keuangan Keluarga di Tengah Pandemi COVID-19
Ilustrasi jasa penukar uang receh yang biasa marak menjelang Lebaran. Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Merebaknya pandemi COVID-19 telah melumpuhkan berbagai sektor dalam masyarakat.

Pemutusan hubungan kerja (PHK), karyawan dirumahkan, pemotongan gaji, hingga THR (Tunjangan Hari Raya) yang terancam tidak diberikan membuat masyarakat menjadi resah dan kesulitan mengelola keuangan keluarga. ( Baca juga: Ada Isu Lockdown, Ini 5 Tips Atur Keuangan Agar Stabil )

Lantas, bagaimana cara mengelola keuangan keluarga yang baik untuk bertahan hidup selama masa pandemi?

Tantangan ini dijawab oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Surabaya (LPPM Ubaya) melalui Webinar (web seminar) Seri Edukasi Masyarakat dengan tema “Pengelolaan Keuangan Keluarga di Tengah Pandemi COVID-19” pada Rabu (13/5/2020).

Seminar online ini diikuti oleh 93 peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi dan masyarakat umum. Narasumber yang hadir sebagai pembicara dalam webinar adalah Ketua Program Studi Magister Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya, Dr Werner. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Ketua LPPM Ubaya, Prof Suyanto.

“Hari ini kita diajak untuk memahami kondisi masyarakat dari sisi keuangan. Melalui webinar yang diselenggarakan, harapannya inspirasi dari narasumber bisa membantu kita menghadapi kondisi keuangan keluarga di tengah pandemi COVID-19. Semua terkena dampaknya, kita tidak tahu kapan akan berakhir. Namun, kita perlu memiliki strategi keuangan yang baik untuk bertahan dalam kondisi pandemi,” jelas Suyanto.

Pada kesempatan ini, Dr Werner Ria Murhadi memaparkan dampak COVID-19 yang terjadi di masyarakat, antisipasi pemerintah, dan cara mengelola keuangan di masa pandemi. Dosen FBE Ubaya ini memberikan pengantar terkait sejarah krisis ekonomi Indonesia dan tindakan yang dilakukan sehingga dapat bertahan di kondisi tersebut. Hal ini nantinya membantu masyarakat untuk mengetahui cara mengelola keuangan yang baik.

“Pada tahun 2020 ini, krisis dimulai dari sektor kesehatan dengan munculnya COVID-19 dan berimbas pada ekonomi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 35%, kurs rupiah melemah, adanya PSBB dan berujung pada terhentinya produksi. Saat ini benteng pertahanan masyarakat adalah pemerintah dengan kebijakan counter cyclical-nya. Oleh karena itu, kita harus tahu kebijakan apa saja yang dilakukan pemerintah karena nantinya akan berdampak pada keuangan keluarga,” ucap Werner.

Werner menyebutkan, dampak COVID-19 dirasakan oleh masyarakat seluruh dunia. Wabah COVID-19 membuat berbagai negara mengalami lockdown, social distancing, hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selain itu, ekonomi dunia mengalami penurunan secara drastis.

Berhentinya produksi di masyarakat membuat banyak orang dirumahkan dan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini mengakibatkan meningkatnya pengangguran dan kelangkaan bahan pangan di masyarakat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2763 seconds (0.1#10.140)