Konsumsi Buah Perkuat Sistem Imun
loading...
A
A
A
JAKARTA- Buah-buahan telah terbukti memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Kandungan vitamin , mineral, serta antioksidan pada jenis makanan ini dapat menyehatkan sekaligus memberi tambahan tenaga serta memperkuat sistem imun secara alami.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan seseorang perlu makan lima porsi buah-buahan per hari untuk menjaga diri dari serangan berbagai macam penyakit, seperti kanker, jantung, dan lainnya. Sebab, faktor pemicu penyakit ini akibat kekurangan makanan yang mengandung vitamin dan mineral yang sebagian besar terdapat di buah-buahan.
Manfaat mengkonsumsi buah secara rutin sudah dibuktikan artis senior Rima Melati yang berhasil lolos dari penyakit kanker payudara. Ia bercerita setelah divonis dokter bahwa dirinya mengidap kanker payudara pada 1989. Saat itu Rima merasa putus asa sampai akhirnya ia diberikan saran untuk mengonsumsi buah secara rutin oleh dokter di Belanda.
"Ternyata, salah satu kunci menekan penyebaran sel kanker dengan makan buah tomat setiap hari minimal 1 sampai 2 buah," jelasnya.
Dari situ, Rima mengaku memiliki semangat dan mulai mencoba mengonsumsi buah tomat setiap hari sebagai terapi alaminya, dan tentunya diimbangi dengan mengurangi beberapa makanan yang dilarang. serta juga rutin melakukan kemoterapi. Rima mengkonsumi buah tomat tanpa menggunakan campuran penambah rasa seperti gula dan garam.
"Jadi seperti pure tomat yang dikukus atau direbus terlebih dahulu," ungkap istri dari almarhum aktor Frans Tumbuan ini.
Apa yang dijalani Rima dibenarkan oleh dokter gizi kinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fiastuti Witjaksono. Menurutnya, salah satu manfaat besar dari mengonsumsi buah-buahan yaitu jadi pelindung utama tubuh untuk menangkal radikal bebas yang bisa menyebabkan berbagai penyakit berbahaya. Karena setiap kandungan buah terdapat antioksidan tinggi yang diperlukan oleh tubuh.
"Ciri buah-buahan yang mengandung antioksidan tinggi yaitu buah dengan kandungan gula rendah. Antioksidan dalam buah berguna untuk melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan molekul berbahaya," tambah Fiastuti, Jumat (22/01/2021).
Buah Beri dan tomat contohnya, buah-buahan ini penting dikonsumsi setiap hari untuk melawan kanker. Dalam satu butir buah tomat mengandung lycopene yang dapat menangkal kanker payudara. Selain bisa mencegah kanker payudara, lycopene juga dipercaya mampu melindungi dari serangan kanker prostat.
"Lycopene dalam segelas tomat dapat meningkatkan hormon adiponectin, yaitu hormon yang berperan dalam pengaturan kadar lemak dan obesitas, serta mencegah terjadinya kanker payudara sebesar 9%," ujarnya.
Agar tidak merusak kandungan antioksidannya, buah tomat bisa dikonsumsi dengan cara seperti direbus, dioven, atau dikukus karena ketika dipanaskan kandungan lycopen pada tomat akan keluar. Lebih lanjut Fiastuti menyebutkan bahwa nutrisi tomat akan berbeda jika dikonsumsi mentah. Jika mentah senyawanya berbentuk isomer trans, tubuh akan sulit mencernanya. Sedangkan jika dipanaskan, isomernya akan mudah diserap tubuh karena sudah menjadi senyawa lycopen.
"Bukan berarti konsumsi tomat segar secara langsung tidak ada manfaatnya, tergantung manfaat apa yang ingin diambil. Jika ingin diet dan mengambil manfaat serat, makan yang mentah. Namun, jika ingin manfaatnya untuk mencegah kanker, sebaiknya dipanaskan dulu seperti diolah menjadi sup," tambahnya.
Salah satu alasan penting lainnya mengapa mengonsumsi buah setiap hari diperlukan, karena dapat mencegah penyakit jantung kronis. Buah-buahan yang rendah kalori seperti apel, jeruk, dan pisang banyak mengandung antioksidan dan folat yang dapat membantu jantung dan tekanan darah selalu sehat.
Selain itu, mengonsumsi buah-buahan secara rutin bisa membantu memperkuat daya ingat seseorang. Salah satunya dengan rutin mengonsumsi blueberry, buah yang berukuran kecil ini memiliki kandungan nutrisi yang dapat mengembangkan sel-sel otak baru untuk mecegah pikun, alzhaimer, dan kehilangan memori jangka pendek.
"Buah blueberry sering disebut sebagai raja antioksidan dan merupakan buah pembangkit tenaga. Karena dalam satu cangkir blueberry terdapat 4,6 miligram vitamin C, antioksidan yang membantu tubuh menyerap zat besi. Sehingga bisa meningkatkan kesehatan usus, menurunkan kolesterol, dan mengontrol gula darah," ungkap Fiastuti.
Tidak hanya bagus untuk mencegah beberapa jenis penyakit berbahaya, mengonsumsi buah setiap hari dapat membantu kulit terlihat lebih bersinar. Sebagian besar buah-buahan, terutama alpukat memiliki kandungan vitamin E yang berfungsi memperlambat penuan, sehingga membuat kulit Anda terlihat bersinar.
Buah-buahan tertentu yang memiliki kandungan kombinasi antara vitamin C, vitamin A, dan berbagai jenis karotenoid diyakini mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Buah mangga adalah contoh terbaik yang bisa menjaga stamina imun Anda tetap stabil.
Melihat begitu banyak manfaat yang terkandung dalam buah-buahan untuk kesehatan, sayangnya hal ini tidak seimbang dengan tingkat konsumsi buah di masyarakat. Berdasarkan data dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, diketahui bahwa konsumsi buah mayarakat Indonesia hanya 40,06 kilogram per kapita per tahunnya. Padahal konsumsi buah sebagai salah satu sumber serat bagi kesehatan .
"Jumlah konsumsi buah ini sangat jauh bila dibandingkan dengan rekomendasi Organisasi Pangan Dunia ( FAO) sebesar 65,75 kilogram per kapita per tahun dan standar kecukupan serat sebesar 91,25 kilogram per kapita per tahun," ungkap spesialis gizi klinik Samuel Oetoro.
Jika dibandingkan dengan negara Asia seperti Singapura, China, Vietnam, dan Kamboja, Indonesia masih tertinggal jauh. China menjadi negara terbanyak mengonsumsi buah dengan pencapaian lebih dari 250 kilogram buah per kapita per tahunnya. Disusul Singapura 228,2 kilogram, Vietnam 109 kilogram, Kamboja 100 kilogram, dan Indonesia yang tidak sampai 50 kiligram per kapita per tahunnya.
Dengan konsumsi yang masih rendah, tetapi nyatanya buah impor tetap mengalir deras masuk ke tanah air. Bahkan, menurut Guru Besar Fakultas Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas, impor buah-buahan akan semakin membanjiri ke depannya.
"Tidak berdayanya Indonesia terhadap masuknya buah impor karena selama ini selalu tergesa-gesa dalam menandatangani perjanjian dagang dengan negara lain," tuturnya.
Masih minimnya konsumsi buah dan cenderung lakunya buah impor membuat Andreas memandang perlu segera dilakukan kampanye oleh pemerintah. Tentu saja kampanyenya terkait dengan imbauan untuk mengonsumsi buah. Diharapkan, kampanye ini mampu menyadarkan masyarakat akan buah-buahan musiman yang memang melimpah di tanah air.
"Kalau misalnya sekarang lagi musim mangga, buat kampanye ayo kita ramai-ramai makan mangga, dengan begitu masyarakat akan mulai terbiasa mengonsumsi buah setiap hari," ujarnya.
Ia juga mengkritisi kampanye pemerintah yang terlalu umum dan tidak sesuai musim, membuat masyarakat tidak peka terhadap manfaatnya. Sehingga masyarakat kurang tertarik akan buah-buahan yang ternyata memiliki untuk tubuh, dan mencari buah yang hanya mereka ketahui manfaatnya saja dan kebanyakan buah impor.
Adapun pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Rizal Taufikurahman, kurang setuju bila buah impor dinyatakan membanjiri negeri. Buah lokal masih banyak merajai pasar. Menurut perhitungannya, dari total volume buah yang beredar di pasaran, buah impor kurang dari 10%.
"Setahu saya pasokan buah impor hanya 5% sampai 6% saja, sisanya masih dikuasai buah lokal," tambahnya.
Yang menjadi persoalan buah-buahan dalam negeri kurang diminati karena kurang dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitasnya. Ia berharap, impor buah tropis dapat ditekan. Karena petani dalam negeri sudah mampu memproduksi sendiri dan rasanya tidak kalah enak. Namun, untuk buah sub tropis, pemerintah bisa mengimpor dan sebaliknya mengekspor produk tropis yang tidak ada di negara importir.
"Sehingga tercipta di imej masyarakat kalau apel ya apel Malang, jeruk ya jeruk Pontianak bukan jeruk Mandarin atau apel New Zealand dan apel Wahington," kata Rizal. (Aprilia S Andyna)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan seseorang perlu makan lima porsi buah-buahan per hari untuk menjaga diri dari serangan berbagai macam penyakit, seperti kanker, jantung, dan lainnya. Sebab, faktor pemicu penyakit ini akibat kekurangan makanan yang mengandung vitamin dan mineral yang sebagian besar terdapat di buah-buahan.
Manfaat mengkonsumsi buah secara rutin sudah dibuktikan artis senior Rima Melati yang berhasil lolos dari penyakit kanker payudara. Ia bercerita setelah divonis dokter bahwa dirinya mengidap kanker payudara pada 1989. Saat itu Rima merasa putus asa sampai akhirnya ia diberikan saran untuk mengonsumsi buah secara rutin oleh dokter di Belanda.
"Ternyata, salah satu kunci menekan penyebaran sel kanker dengan makan buah tomat setiap hari minimal 1 sampai 2 buah," jelasnya.
Dari situ, Rima mengaku memiliki semangat dan mulai mencoba mengonsumsi buah tomat setiap hari sebagai terapi alaminya, dan tentunya diimbangi dengan mengurangi beberapa makanan yang dilarang. serta juga rutin melakukan kemoterapi. Rima mengkonsumi buah tomat tanpa menggunakan campuran penambah rasa seperti gula dan garam.
"Jadi seperti pure tomat yang dikukus atau direbus terlebih dahulu," ungkap istri dari almarhum aktor Frans Tumbuan ini.
Apa yang dijalani Rima dibenarkan oleh dokter gizi kinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fiastuti Witjaksono. Menurutnya, salah satu manfaat besar dari mengonsumsi buah-buahan yaitu jadi pelindung utama tubuh untuk menangkal radikal bebas yang bisa menyebabkan berbagai penyakit berbahaya. Karena setiap kandungan buah terdapat antioksidan tinggi yang diperlukan oleh tubuh.
"Ciri buah-buahan yang mengandung antioksidan tinggi yaitu buah dengan kandungan gula rendah. Antioksidan dalam buah berguna untuk melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan molekul berbahaya," tambah Fiastuti, Jumat (22/01/2021).
Buah Beri dan tomat contohnya, buah-buahan ini penting dikonsumsi setiap hari untuk melawan kanker. Dalam satu butir buah tomat mengandung lycopene yang dapat menangkal kanker payudara. Selain bisa mencegah kanker payudara, lycopene juga dipercaya mampu melindungi dari serangan kanker prostat.
"Lycopene dalam segelas tomat dapat meningkatkan hormon adiponectin, yaitu hormon yang berperan dalam pengaturan kadar lemak dan obesitas, serta mencegah terjadinya kanker payudara sebesar 9%," ujarnya.
Agar tidak merusak kandungan antioksidannya, buah tomat bisa dikonsumsi dengan cara seperti direbus, dioven, atau dikukus karena ketika dipanaskan kandungan lycopen pada tomat akan keluar. Lebih lanjut Fiastuti menyebutkan bahwa nutrisi tomat akan berbeda jika dikonsumsi mentah. Jika mentah senyawanya berbentuk isomer trans, tubuh akan sulit mencernanya. Sedangkan jika dipanaskan, isomernya akan mudah diserap tubuh karena sudah menjadi senyawa lycopen.
"Bukan berarti konsumsi tomat segar secara langsung tidak ada manfaatnya, tergantung manfaat apa yang ingin diambil. Jika ingin diet dan mengambil manfaat serat, makan yang mentah. Namun, jika ingin manfaatnya untuk mencegah kanker, sebaiknya dipanaskan dulu seperti diolah menjadi sup," tambahnya.
Salah satu alasan penting lainnya mengapa mengonsumsi buah setiap hari diperlukan, karena dapat mencegah penyakit jantung kronis. Buah-buahan yang rendah kalori seperti apel, jeruk, dan pisang banyak mengandung antioksidan dan folat yang dapat membantu jantung dan tekanan darah selalu sehat.
Selain itu, mengonsumsi buah-buahan secara rutin bisa membantu memperkuat daya ingat seseorang. Salah satunya dengan rutin mengonsumsi blueberry, buah yang berukuran kecil ini memiliki kandungan nutrisi yang dapat mengembangkan sel-sel otak baru untuk mecegah pikun, alzhaimer, dan kehilangan memori jangka pendek.
"Buah blueberry sering disebut sebagai raja antioksidan dan merupakan buah pembangkit tenaga. Karena dalam satu cangkir blueberry terdapat 4,6 miligram vitamin C, antioksidan yang membantu tubuh menyerap zat besi. Sehingga bisa meningkatkan kesehatan usus, menurunkan kolesterol, dan mengontrol gula darah," ungkap Fiastuti.
Tidak hanya bagus untuk mencegah beberapa jenis penyakit berbahaya, mengonsumsi buah setiap hari dapat membantu kulit terlihat lebih bersinar. Sebagian besar buah-buahan, terutama alpukat memiliki kandungan vitamin E yang berfungsi memperlambat penuan, sehingga membuat kulit Anda terlihat bersinar.
Buah-buahan tertentu yang memiliki kandungan kombinasi antara vitamin C, vitamin A, dan berbagai jenis karotenoid diyakini mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Buah mangga adalah contoh terbaik yang bisa menjaga stamina imun Anda tetap stabil.
Melihat begitu banyak manfaat yang terkandung dalam buah-buahan untuk kesehatan, sayangnya hal ini tidak seimbang dengan tingkat konsumsi buah di masyarakat. Berdasarkan data dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, diketahui bahwa konsumsi buah mayarakat Indonesia hanya 40,06 kilogram per kapita per tahunnya. Padahal konsumsi buah sebagai salah satu sumber serat bagi kesehatan .
"Jumlah konsumsi buah ini sangat jauh bila dibandingkan dengan rekomendasi Organisasi Pangan Dunia ( FAO) sebesar 65,75 kilogram per kapita per tahun dan standar kecukupan serat sebesar 91,25 kilogram per kapita per tahun," ungkap spesialis gizi klinik Samuel Oetoro.
Jika dibandingkan dengan negara Asia seperti Singapura, China, Vietnam, dan Kamboja, Indonesia masih tertinggal jauh. China menjadi negara terbanyak mengonsumsi buah dengan pencapaian lebih dari 250 kilogram buah per kapita per tahunnya. Disusul Singapura 228,2 kilogram, Vietnam 109 kilogram, Kamboja 100 kilogram, dan Indonesia yang tidak sampai 50 kiligram per kapita per tahunnya.
Dengan konsumsi yang masih rendah, tetapi nyatanya buah impor tetap mengalir deras masuk ke tanah air. Bahkan, menurut Guru Besar Fakultas Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas, impor buah-buahan akan semakin membanjiri ke depannya.
"Tidak berdayanya Indonesia terhadap masuknya buah impor karena selama ini selalu tergesa-gesa dalam menandatangani perjanjian dagang dengan negara lain," tuturnya.
Masih minimnya konsumsi buah dan cenderung lakunya buah impor membuat Andreas memandang perlu segera dilakukan kampanye oleh pemerintah. Tentu saja kampanyenya terkait dengan imbauan untuk mengonsumsi buah. Diharapkan, kampanye ini mampu menyadarkan masyarakat akan buah-buahan musiman yang memang melimpah di tanah air.
"Kalau misalnya sekarang lagi musim mangga, buat kampanye ayo kita ramai-ramai makan mangga, dengan begitu masyarakat akan mulai terbiasa mengonsumsi buah setiap hari," ujarnya.
Ia juga mengkritisi kampanye pemerintah yang terlalu umum dan tidak sesuai musim, membuat masyarakat tidak peka terhadap manfaatnya. Sehingga masyarakat kurang tertarik akan buah-buahan yang ternyata memiliki untuk tubuh, dan mencari buah yang hanya mereka ketahui manfaatnya saja dan kebanyakan buah impor.
Adapun pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Rizal Taufikurahman, kurang setuju bila buah impor dinyatakan membanjiri negeri. Buah lokal masih banyak merajai pasar. Menurut perhitungannya, dari total volume buah yang beredar di pasaran, buah impor kurang dari 10%.
"Setahu saya pasokan buah impor hanya 5% sampai 6% saja, sisanya masih dikuasai buah lokal," tambahnya.
Yang menjadi persoalan buah-buahan dalam negeri kurang diminati karena kurang dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitasnya. Ia berharap, impor buah tropis dapat ditekan. Karena petani dalam negeri sudah mampu memproduksi sendiri dan rasanya tidak kalah enak. Namun, untuk buah sub tropis, pemerintah bisa mengimpor dan sebaliknya mengekspor produk tropis yang tidak ada di negara importir.
"Sehingga tercipta di imej masyarakat kalau apel ya apel Malang, jeruk ya jeruk Pontianak bukan jeruk Mandarin atau apel New Zealand dan apel Wahington," kata Rizal. (Aprilia S Andyna)
(wan)