Virus Baru atau Lama Covid-19, Vaksin Tetap Berpengaruh pada Imunitas
loading...
A
A
A
Penting untuk dipahami bahwa vaksin tidak akan menggantikan protokol kesehatan. Vaksinasi akan berjalan bersama-sama dengan protokol kesehatan. Meskipun nanti sudah divaksinasi, tetap menjalankan protokol kesehatan.
“Dan protokol kesehatan itu hanya bisa sukses kalau seluruh anggota masyarakat sadar dan berpartisipasi aktif,” ujar Dr. Hariadi.
Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama hampir setahun di Indonesia telah mengakibatkan masyarakat jenuh, capek, dan bosan tinggal di rumah, sehingga banyak yang saat ini merasa terkekang dan tidak lagi mematuhi peraturan protokol kesehatan.
“Masyarakat merasa bahwa mereka harus tinggal di rumah karena dipaksa, sehingga banyak yang merasa terkekang dan akhirnya tidak lagi mematuhi protokol kesehatan,” kata Dr. Hariadi.
Pola pikir seperti itu mesti diubah. Memilih tinggal di rumah bukan karena dipaksa dan bukan hanya untuk kebaikan diri kita. Harus disadari bahwa ketika keluar rumah, kita tidak membahayakan teman yang di kantor, atau teman yang makan dan kumpul bersama kita.
“Tapi justru kita membahayakan nyawa orang yang selama ini paling dekat dengan kita dan paling rawan terpapar COVID-19, misalnya orang tua dan anak kita, ketika kita pulang ke rumah. Oleh sebab itu, tinggal di rumah seharusnya bukan lagi menjadi suatu keterpaksaan tetapi kewajiban,” pungkas Dr. Hariadi.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
“Dan protokol kesehatan itu hanya bisa sukses kalau seluruh anggota masyarakat sadar dan berpartisipasi aktif,” ujar Dr. Hariadi.
Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama hampir setahun di Indonesia telah mengakibatkan masyarakat jenuh, capek, dan bosan tinggal di rumah, sehingga banyak yang saat ini merasa terkekang dan tidak lagi mematuhi peraturan protokol kesehatan.
“Masyarakat merasa bahwa mereka harus tinggal di rumah karena dipaksa, sehingga banyak yang merasa terkekang dan akhirnya tidak lagi mematuhi protokol kesehatan,” kata Dr. Hariadi.
Pola pikir seperti itu mesti diubah. Memilih tinggal di rumah bukan karena dipaksa dan bukan hanya untuk kebaikan diri kita. Harus disadari bahwa ketika keluar rumah, kita tidak membahayakan teman yang di kantor, atau teman yang makan dan kumpul bersama kita.
“Tapi justru kita membahayakan nyawa orang yang selama ini paling dekat dengan kita dan paling rawan terpapar COVID-19, misalnya orang tua dan anak kita, ketika kita pulang ke rumah. Oleh sebab itu, tinggal di rumah seharusnya bukan lagi menjadi suatu keterpaksaan tetapi kewajiban,” pungkas Dr. Hariadi.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
(tdy)