Pasien Hipertensi yang Terinfeksi COVID-19 Memiliki Risiko Ganda

Minggu, 17 Mei 2020 - 11:47 WIB
loading...
Pasien Hipertensi yang Terinfeksi COVID-19 Memiliki Risiko Ganda
Penderita hipertensi yang terinfeksi COVID-19 memiliki faktor risiko berlipat ganda untuk mengalami kerusakan organ multiple. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Sekitar 35% pasien yang terpapar virus Corona atau COVID-19 merupakan pengidap hipertensi, diabetes, maupun penyakit kardiovaskular lain. Berdasarkan sejumlah data dan penelitian, pengidap penyakit tersebut memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi dan menunjukkan gejala lebih berat bila terinfeksi COVID-19.

Itulahyang jadi penyebab individu dengan penyakit penyerta merupakan kelompok yang rentan terinfeksi virus Corona. Selain komplikasi saluran pernapasan, infeksi COVID-19 juga menyebabkan berbagai komplikasi langsung di jantung, otak, serta ginjal seperti di antaranya serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal akut.

Selain itu, secara umum terjadi pula sindrom pengentalan dan penyumbatan pembuluh darah, infeksi bakteri dan/atau jamur lain, kerusakan otot dan saraf tepi, serta proses autoimun yang tentu memperburuk prognosis. (Baca juga; Asupan Protein Tinggi Bantu Penyembuhan Pasien COVID-19 )

“Oleh karena itu, dapat dipahami seorang penderita hipertensi yang terinfeksi COVID-19 memiliki faktor risiko berlipat ganda untuk mengalami kerusakan organ multiple. Di antaranya risiko HMOD akibat hipertensi itu sendiri ditambah dengan risiko komplikasi infeksi COVID-19 yang menyerang organ target yang sama dengan hipertensi," tutur dr. Amanda Tiksnadi, Sp.S (K).

Hypertension-Mediated Organ Damage (HMOD) adalah komplikasi kerusakan struktural dan fungsional pembuluh darah dan organ-organ terminal (mata, otak, jantung, ginjal). Manifestasi klinis HMOD terminal ini antara lain gagal jantung, sindrom koroner akut, stroke, demensia vaskuler atau pikun, gagal ginjal, dan gangguan penglihatan termasuk kebutaan.

Walaupun demikian, masih belum didapatkan bukti yang cukup bahwa hipertensi dan penggunaan obat-obat antihipertensi berhubungan langsung dengan peningkatan risiko maupun komplikasi infeksi COVID-19.

Hipertensi terutama dijumpai pada populasi usia lanjut, di mana usia lanjut sendiri merupakan faktor utama untuk terinfeksi dan juga beratnya komplikasi virus COVID-19. Beberapa tipe HMOD dapat bersifat reversible atau bisa diatasi dengan terapi antihipertensi, terutama bila diberikan sejak dini.

“Kami mengharapkan agar orang yang sudah mengetahui bahwa ia memiliki penyakit hipertensi untuk tetap mengikuti anjuran terapi terhadap penyakitnya sesuai arahan dokter. Pemantauan secara ketat pada terapi yang diberikan dilakukan agar mencegah perburukan kondisi jika terinfeksi virus ini," kata dr. Amanda. (Baca Juga: Bagaimana Imbas Covid-19 terhadap Pasien Kanker )

Jika seseorang memang mengidap penyakit hipertensi, maka akan lebih baik tetap mengonsumsi obat dan melakukan tindakan preventif seperti melakukan social distancing, rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan, dan saran lain untuk mencegah tertularnya virus COVID-19.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1148 seconds (0.1#10.140)