Lebih Sering Terjadi pada Pria, Yuk Cegah Penyakit Kardiovaskular dengan Cara Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyakit kardiovaskuler dapat menyerang siapapun baik pria maupun wanita. Ini adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah.
Baca juga: Ingin Tahu Kekebalan Tubuh Terhadap Covid-19? Begini Caranya!
Penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular (otak dan pembuluhnya), penyakit pembuluh darah perifer, penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, gagal jantung, aritmia, hingga penyakit katup, thrombosis vena dalam dan emboli paru adalah segenap penyakit kardiovaskuler.
Erat dengan Gaya Hidup
Penyakit ini boleh dibilang erat kaitannya dengan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok, kelebihan berat badan, kurang berolahraga, tekanan darah tinggi dan diabetes .
Beberapa faktor risiko yang tidak dapat dihindari di antaranya riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga, pernah mengalami penyakit aterosklerotik (serangan jantung, angina, stroke, penyakit arteri perifer), dan gender.
Pencegahan
Dibanding pada wanita, kardiovaskuler lebih sering terjadi para pria. Guna mencegah penyakit kardiovaskuler ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Konsumsi makanan sehat
Makanan yang sehat terbukti dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Jalankan pola makan gizi seimbang setiap harinya.
2. Selektif pilih makanan
Pilihlah makanan rendah lemak jenuh, lemak trans serta pangkas asupan garam harian. Beberapa makanan yang direkomendasikan adalah buah atau sayuran, biji-biji yang kaya akan serat, ikan, kacang-kacangan. Sebaiknya Anda memilih untuk mengonsumsi susu rendah lemak. Boleh saja makan daging unggas tapi singkirkan bagian kulit. Sebisa mungkin mengurangi minuman manis dan daging merah. Jikapun ingin mengonsumsi daging, pilihlah daging yang tidak berlemak.
3. Olahraga teratur
Lakukan olahraga secara teratur. Disarankan dalam seminggu berolahraga selama 150 menit dengan melakukan olahraga kardio intensitas ringan-sedang. Atau dekitar lima kali seminggu, dimana setiap latihan durasinya 30 menit. Atau tiga kali seminggu setiap latihan satu jam durasinya. Tanpa melakukan olahraga secara rutin, maka lebih tinggi risiko terserang penyakit kardiovaskuler terutama penyakit jantung dan stroke yang risikonya bisa meningkat hingga 51%.
4. Hindari merokok
Bukan hanya merokok saja yang harus dihindari. Berada dekat perokok pun juga harus dihindari. Sebab walaupun tidak merokok yang disebut sebagai perokok pasif, juga memiliki risiko sebesar 30% persen untuk terkena penyakit kardiovaskuler. Dari laman resmi Kemenkes, disebutkan bahwa rokok menjadi salah satu penyebab kardiovaskular terbanyak. 63% Kardiovaskular disebabkan karena merokok. Sekitar 62% masyarakat Indonesia adalah merokok, baik orang lanjut usia, dewasa, maupun remaja.
Baca juga: Sering Cuci Tangan dan Pakai Hand Sanitzer Bikin Kulit Kering, Bagaimana Mengatasinya?
5. Lakukan pemeriksaan berkala
Faktor genetika tentunya sangat berpengaruh besar terhadap risiko terkena penyakit. Terlebih seiring pertambahan usia, yang membuat berpotensi terkena penyakit. Maka out lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Prosedur ini akan membantu mendeteksi adanya potensi penyakit tertentu, termasuk jantung, yang mungkin diidap. Dengan demikian jika terdeteksi, berbagai tindakan pun dapat dilakukan lebih awal.
Baca juga: Ingin Tahu Kekebalan Tubuh Terhadap Covid-19? Begini Caranya!
Penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular (otak dan pembuluhnya), penyakit pembuluh darah perifer, penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, gagal jantung, aritmia, hingga penyakit katup, thrombosis vena dalam dan emboli paru adalah segenap penyakit kardiovaskuler.
Erat dengan Gaya Hidup
Penyakit ini boleh dibilang erat kaitannya dengan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok, kelebihan berat badan, kurang berolahraga, tekanan darah tinggi dan diabetes .
Beberapa faktor risiko yang tidak dapat dihindari di antaranya riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga, pernah mengalami penyakit aterosklerotik (serangan jantung, angina, stroke, penyakit arteri perifer), dan gender.
Pencegahan
Dibanding pada wanita, kardiovaskuler lebih sering terjadi para pria. Guna mencegah penyakit kardiovaskuler ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Konsumsi makanan sehat
Makanan yang sehat terbukti dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Jalankan pola makan gizi seimbang setiap harinya.
2. Selektif pilih makanan
Pilihlah makanan rendah lemak jenuh, lemak trans serta pangkas asupan garam harian. Beberapa makanan yang direkomendasikan adalah buah atau sayuran, biji-biji yang kaya akan serat, ikan, kacang-kacangan. Sebaiknya Anda memilih untuk mengonsumsi susu rendah lemak. Boleh saja makan daging unggas tapi singkirkan bagian kulit. Sebisa mungkin mengurangi minuman manis dan daging merah. Jikapun ingin mengonsumsi daging, pilihlah daging yang tidak berlemak.
3. Olahraga teratur
Lakukan olahraga secara teratur. Disarankan dalam seminggu berolahraga selama 150 menit dengan melakukan olahraga kardio intensitas ringan-sedang. Atau dekitar lima kali seminggu, dimana setiap latihan durasinya 30 menit. Atau tiga kali seminggu setiap latihan satu jam durasinya. Tanpa melakukan olahraga secara rutin, maka lebih tinggi risiko terserang penyakit kardiovaskuler terutama penyakit jantung dan stroke yang risikonya bisa meningkat hingga 51%.
4. Hindari merokok
Bukan hanya merokok saja yang harus dihindari. Berada dekat perokok pun juga harus dihindari. Sebab walaupun tidak merokok yang disebut sebagai perokok pasif, juga memiliki risiko sebesar 30% persen untuk terkena penyakit kardiovaskuler. Dari laman resmi Kemenkes, disebutkan bahwa rokok menjadi salah satu penyebab kardiovaskular terbanyak. 63% Kardiovaskular disebabkan karena merokok. Sekitar 62% masyarakat Indonesia adalah merokok, baik orang lanjut usia, dewasa, maupun remaja.
Baca juga: Sering Cuci Tangan dan Pakai Hand Sanitzer Bikin Kulit Kering, Bagaimana Mengatasinya?
5. Lakukan pemeriksaan berkala
Faktor genetika tentunya sangat berpengaruh besar terhadap risiko terkena penyakit. Terlebih seiring pertambahan usia, yang membuat berpotensi terkena penyakit. Maka out lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Prosedur ini akan membantu mendeteksi adanya potensi penyakit tertentu, termasuk jantung, yang mungkin diidap. Dengan demikian jika terdeteksi, berbagai tindakan pun dapat dilakukan lebih awal.
(nug)