Membuang Sampah Sembarangan Bisa Akibatkan Masalah Kesehatan yang Serius

Jum'at, 19 Februari 2021 - 15:03 WIB
loading...
Membuang Sampah Sembarangan...
Adapun yang paling rawan terganggu akibat sampah adalah kesehatan kita semua karena sampah merupakan tempat bersarang berbagai vektor penularan penyakit. / Foto: ilustrasi/dok. SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Sampah merupakan bahan sisa yang umumnya sudah tidak memiliki nilai untuk digunakan secara biasa, sudah rusak, dan tidak bisa digunakan sehingga selayaknya dibuang. Masalahnya, masih banyak orang yang suka membuang sampah sembarangan sehingga mengotori lingkungan dan menjadi sumber penyakit.

Baca juga: Selain Olahraga, Hindari Hal Ini jika Ingin Turunkan Kolesterol

Adapun yang paling rawan terganggu akibat sampah adalah kesehatan kita karena sampah merupakan tempat bersarang berbagai vektor penularan penyakit , seperti lalat, tikus, nyamuk.

Pada sampah juga terdapat patogen (bakteri, parasit, jamur). Jika vektor penularan penyakit menyentuh sampah dan mengontaminasi bahan makanan , makanan, atau air maka ketika kita mengonsumsinya dapat menghancurkan sel-sel tertentu pada tubuh dan tubuh pun mudah terkena penyakit, seperti demam tifoid, kolera, dan disentri juga hepatitis.

Sampah sering juga kita temukan berserakan di pinggir jalan dan menutup saluran air sehingga jika terjadi hujan besar, air dari saluran pembuangan meluap dan membawa sampah ke permukaan.

Padahal sampah-sampah tersebut sudah terkontaminasi oleh bakteri Leptospira yang berasal dari urine tikus dan sapi. Kemudian, jika kita berada di air yang terkontaminasi dalam waktu lama atau terjadi kontak melalui luka terbuka maka akan mudah terinfeksi leptospirosis.

"Kita harus waspada pada penyakit ini karena tidak hanya terjadi demam dan alergi, tetapi menjadi pintu bagi penderitanya dapat terserang meningitis (radang selaput otak)," sebut Health Claim Senior Manager Sequis, dr. Yosef Fransiscus, Jumat (19/2).

Menurutnya, masalah sampah tidak hanya terjadi di daratan. Paparan bahan kimia, seperti timbal, tembaga, dan klorin dan sampah plastik juga sudah mencemari laut dan sungai. Apabila bahan kimia dan mikroplastik dikonsumsi oleh hewan laut, lalu kita mengonsumsinya maka dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit.

Misalnya, seafood yang sudah tercemar merkuri, jika dikonsumsi dalam waktu yang panjang, terutama bagi mereka yang memiliki kekebalan tubuh rendah dapat timbul berbagai masalah kesehatan, seperti rusaknya sistem saraf, gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin pada ibu hamil.

"Padahal, seafood merupakan sumber makanan yang tinggi protein, mineral, lemak tak jenuh, serta asam omega-3. Sungguh sangat disayangkan bukan? Sampah juga dapat mengontaminasi udara jika dibakar karena senyawa hasil pembakaran sampah dapat meningkatkan risiko infeksi paru serta gangguan pada saraf, penyakit jantung, dan kanker," papar dr Yosef.

Dia menyarankan pada masa pandemi ini agar selain menjalankan kepatuhan pada protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan air bersih, masyarakat juga perlu membiasakan diri tidak membuang sampah sembarangan.

Baca juga: Lisa Blackpink Ditunjuk Jadi Juri ANDAM Fashion Award 2021

"Apalagi saat pandemi, imunitas tubuh rentan diserang oleh virus covid-19, jika sampah masih menjadi masalah maka kita juga dirugikan infeksi patogen yang membahayakan kesehatan," terang dr Yosef.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1636 seconds (0.1#10.140)