Masa Pandemi, Penyitas Kanker Harus Memperhatikan Asupan Nutrisi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nutrisi sangat berperan penting bagi penyitas kanker, terlebih saat ini kita menghadapi pandemi COVID-19. Dr. Wahyu Ika Wardhani, M.Biomed, M.Gizi, Sp.GK. mengingatkan, penyitas kanker harus mengetahui kondisi tubuhnya dan fokus pada kebutuhan gizinya.
Untuk mengetahui kondisi tubuh dan jumlah kebutuhan gizi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi, karena kebutuhan gizi tiap orang berbeda-beda tergantung dari status gizinya saat ini maupun kondisi klinisnya.
“Jangan terlalu fokus pada pantangan, alih-alih memikirkan pantangan, sebaiknya kita lebih baik fokus pada pemenuhan kebutuhan gizi bagi tubuh. Jika asupan kurang, tubuh akan mudah kelelahan dan dapat terjadi degradasi protein dalam tubuh,” ujar dr. Ika dalam Talkshow Awam Bicara Sehat, Keperawatan dan Nutrisi Seimbang selama Pandemi untuk Kanker: I am and I will yang diadakan RSUI beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Melakukan Olahraga Secara Teratur Lebih Berpeluang Panjang Umur
Selain itu, terdapat juga kondisi khusus yang penting untuk dinilai dokter, seperti sedang menjalani kemoterapi dan radioterapi. “Terapi ini seringkali berpengaruh terhadap nafsu makan pasien, misalnya menjadi lebih mual tiap melihat makanan. Jika memang pasien tidak mampu mengonsumsi makanan padat, bisa diberikan alternatif makanan dengan tekstur yang lebih halus atau berbentuk cair, tergantung dari kondisi tubuh pasien” jelas dr. Ika.
Selain dari zat-zat gizi, kebersihan makanan, penyimpanan dan pengolahannya juga penting untuk diperhatikan bagi pasien kanker dan keluarga. Pastikan suhu penyimpanan bahan makanan sesuai dengan jenis bahannya. Hindari makanan berpengawet kimia.
Bila diawetkan dengan vakum atau dibuat menjadi frozen, masih bisa ditolerir walaupun kesegaran makanan masih menjadi pilihan yang lebih baik. Terkait dengan penggunaan frozen food, yang penting adalah kita mengetahui darimana asal dan cara pengolahannya.
Baca Juga : Sempat Tak Berjalan Optimal, YKPI Aktif Kembali di Masa Pandemi
“Bila memang harus mengonsumsi makanan frozen misalnya untuk alasan kepraktisan, maka freezer juga harus rajin dibersihkan dan dipastikan tidak terdapat bunga es. Setelah dikeluarkan dari freezer, daging harus segera diolah dengan melalui proses thawing (proses mencairkan bahan makanan yang beku) terlebih dahulu” tambah dr. Ika.
Perwakilan dari Yayasan Kanker Payudara Indonesia Nita Suzzanna yang juga merupakan penyintas kanker payudara, menceritakan kisah hidupnya dalam melawan kanker. Dengan semangat dan kemauannya untuk sembuh serta dukungan dari keluarga, akhirnya sel-sel kanker tersebut bisa hilang dari tubuhnya setelah menjalani enam tahun terapi.
Baca Juga : Jika Dilakukan Secara Teratur, Ini Manfaat yang Bisa Didapat dari Yoga dan Meditasi
Nita saat ini aktif dalam mengkampanyekan tentang kanker payudara serta terus menyemangati para penyintas kanker.“Untuk seluruh perempuan rajinlah melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) setiap bulan pada hari ke 7-10 dihitung sejak haid pertama untuk mendeteksi dini kanker payudara” pesan Nita.
Untuk mengetahui kondisi tubuh dan jumlah kebutuhan gizi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi, karena kebutuhan gizi tiap orang berbeda-beda tergantung dari status gizinya saat ini maupun kondisi klinisnya.
“Jangan terlalu fokus pada pantangan, alih-alih memikirkan pantangan, sebaiknya kita lebih baik fokus pada pemenuhan kebutuhan gizi bagi tubuh. Jika asupan kurang, tubuh akan mudah kelelahan dan dapat terjadi degradasi protein dalam tubuh,” ujar dr. Ika dalam Talkshow Awam Bicara Sehat, Keperawatan dan Nutrisi Seimbang selama Pandemi untuk Kanker: I am and I will yang diadakan RSUI beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Melakukan Olahraga Secara Teratur Lebih Berpeluang Panjang Umur
Selain itu, terdapat juga kondisi khusus yang penting untuk dinilai dokter, seperti sedang menjalani kemoterapi dan radioterapi. “Terapi ini seringkali berpengaruh terhadap nafsu makan pasien, misalnya menjadi lebih mual tiap melihat makanan. Jika memang pasien tidak mampu mengonsumsi makanan padat, bisa diberikan alternatif makanan dengan tekstur yang lebih halus atau berbentuk cair, tergantung dari kondisi tubuh pasien” jelas dr. Ika.
Selain dari zat-zat gizi, kebersihan makanan, penyimpanan dan pengolahannya juga penting untuk diperhatikan bagi pasien kanker dan keluarga. Pastikan suhu penyimpanan bahan makanan sesuai dengan jenis bahannya. Hindari makanan berpengawet kimia.
Bila diawetkan dengan vakum atau dibuat menjadi frozen, masih bisa ditolerir walaupun kesegaran makanan masih menjadi pilihan yang lebih baik. Terkait dengan penggunaan frozen food, yang penting adalah kita mengetahui darimana asal dan cara pengolahannya.
Baca Juga : Sempat Tak Berjalan Optimal, YKPI Aktif Kembali di Masa Pandemi
“Bila memang harus mengonsumsi makanan frozen misalnya untuk alasan kepraktisan, maka freezer juga harus rajin dibersihkan dan dipastikan tidak terdapat bunga es. Setelah dikeluarkan dari freezer, daging harus segera diolah dengan melalui proses thawing (proses mencairkan bahan makanan yang beku) terlebih dahulu” tambah dr. Ika.
Perwakilan dari Yayasan Kanker Payudara Indonesia Nita Suzzanna yang juga merupakan penyintas kanker payudara, menceritakan kisah hidupnya dalam melawan kanker. Dengan semangat dan kemauannya untuk sembuh serta dukungan dari keluarga, akhirnya sel-sel kanker tersebut bisa hilang dari tubuhnya setelah menjalani enam tahun terapi.
Baca Juga : Jika Dilakukan Secara Teratur, Ini Manfaat yang Bisa Didapat dari Yoga dan Meditasi
Nita saat ini aktif dalam mengkampanyekan tentang kanker payudara serta terus menyemangati para penyintas kanker.“Untuk seluruh perempuan rajinlah melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) setiap bulan pada hari ke 7-10 dihitung sejak haid pertama untuk mendeteksi dini kanker payudara” pesan Nita.
(wur)