Latih Kemampuan Menulis Kritis dan Kreatif dengan Pendekatan Design Thinking

Sabtu, 13 Maret 2021 - 04:17 WIB
loading...
Latih Kemampuan Menulis Kritis dan Kreatif dengan Pendekatan Design Thinking
Penulis Roro Ajeng Sekar Arum menjadi pemateri Design Thinking for Writer dalam pelatihan Leadership Development Djarum Beasiswa Plus 2021. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Kaum muda Indonesia perlu dilatih berpikir kritis dan kreatif sejak dini agar dapat melahirkan solusi secara cepat ketika dihadapkan pada satu masalah. Melatih pola pikir kritis dan kreatif ini bisa dilakukan melalui pendekatan design thinking.

Hal tersebut dipaparkan oleh Penulis Roro Ajeng Sekar Arum saat menjadi pemateri bertema 'Design Thinking for Writers' dalam pelatihan Leadership Development Djarum Beasiswa Plus 2021. Kegiatan yang digelar secara virtual itu berlangsung sepanjang Maret 2021, yang diikuti 522 Beswan Djarum Angkatan 2020/2021 dari 93 perguruan tinggi di Indonesia.

Penulis buku ‘Tudung Venus’ itu memperkenalkan Beswan Djarum pada konsep design thinking, yakni upaya membangun pola pikir dengan berorientasi memecahkan masalah yang kompleks secara kreatif, efektif, dan efisien. Roro mengatakan, design thinking dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu isu di beragam bidang. Sebab, dengan kemajuan teknologi saat ini, tantangan di era digital juga semakin beragam.



”Dengan design thinking, anak muda akan jadi pribadi yang peka terhadap berbagai kondisi serta permasalahan yang ada di sekitarnya, membantu proses bertanya, mencari jawaban dari keresahan yang dihadapinya, hingga nanti mereka siap melangkah, menghadapi, dan melakukan sejumlah inovasi karena telah memiliki pondasi berpikir kritis dan kreatif yang kuat,” ungkap Roro melalui keterangan tertulis, kemarin.

Menurut Roro, design thinking juga dapat digunakan untuk para penulis sebagai panduan atau metode berpikir kritis dan kreatif bagi penulis dalam membedah dan menyelesaikan suatu permasalahan. Sehingga generasi muda mampu menghasilkan ide hingga argumentasi yang paling efektif dan sesuai dengan tujuan.

Roro berpendapat, di era 4.0 ini keterlibatan teknologi dan kemampuan penulis maupun calon pemimpin dalam menggali permasalahan akan menjadi lebih kompleks, karena mereka bisa dengan mudah mendapatkan beragam sumber informasi pendukung.

“Kenapa hasil design thinking bisa dituangkan dalam tulisan? Karena menulis menjadi salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mengkomunikasikan ide, argumentasi, hingga visinya. Jadi tidak hanya pandai dalam pikiran, tapi juga tepat dalam berkomunikasi,” ungkapnya.

Terbentuknya design thinking bisa dilatih dengan cara selalu berpikir kritis terhadap masalah yang terjadi di sekitar. Berpikir kritis, kata Roro, diawali dengan melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang dan melakukan re-check terhadap data dan fakta yang ada.

“Design thinking juga membantu anak muda untuk jadi lebih bijak membuat konten-konten di dunia digital, tidak mudah terpengaruh hoaks, dan memiliki pendirian terhadap sebuah permasalahan. Yang terpenting, tidak menjadi generasi yang lebih cepat berkomentar daripada berpikir karena tahu beragam resikonya,” urai Roro.

“Dengan terbiasa menggunakan design thinking, kita dapat fokus pada visi hidup. Tahu cara-cara yang tepat untuk merealisasikan mimpi dan mewujudkan gambaran kesuksesan yang ingin didapatkan. Selesai dengan dirinya sendiri. Paling tidak, kita siap menjadi pemimpin bagi diri sendiri sebelum nantinya memimpin orang lain dan menyelesaikan tantangan-tantangan lain yang menanti,” tutur Roro.

Sementara itu, menurut Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Leonardus Saptopranolo, materi 'Design Thinking for Writers' menjadi salah satu bahasan yang menarik untuk diangkat, karena berpikir kritis dan kreatif merupakan salah satu future skills yang dibutuhkan dalam menghadapi era yang akan datang.

Untuk itu, generasi muda saat ini perlu dipacu untuk berpikir lebih kritis dan kreatif agar kelak dapat menghadirkan solusi yang dibutuhkan bagi masyarakat.

“Caranya dengan mendorong mereka agar lebih aktif menuangkan gagasan, baik melalui tulisan atau media lain. Dengan begitu, sisi kreativitas dan kritis akan terlatih. Materi ini juga penting agar generasi muda khususnya Beswan Djarum lebih hati-hati dalam menerima informasi dan tidak mudah terprovokasi hoaks,” ujar Sapto.



Pelatihan Leadership Development merupakan satu dari beberapa pelatihan soft skills yang diberikan kepada Beswan Djarum. Pelatihan ini meliputi Nation Building, Character Building, Competition Challenges, serta International Exposure.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3061 seconds (0.1#10.140)