Diprioritaskan Terima Vaksin AstraZeneca, Indonesia Layak Bersyukur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia memiliki vaksin yang makin bervariasi setelah vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca Inggris tiba sebanyak 1,1 juta dosis vaksin belum lama ini. Vaksin tersebut merupakan dosis tahap pertama dari 11.704.800 juta dosis vaksin.
Baca juga: Semenjak Rina Gunawan Tiada, Teddy Syach Masih Enggan Pulang ke Rumah
Selain itu, vaksin tersebut sudah mendapat izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) yang dikeluarkan sehari sesudah kedatangan vaksin.
Menanggapi hal tersebut, pengamat imunisasi, Dr Elizabeth Jane Soepardi mengatakan bahwa Indonesia mendapat prioritas pertama di antara negara-negara di Asia Tenggara yang mendapat vaksin AstraZeneca . "Untuk itu WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) memberikan apresiasi yang tinggi kepada Indonesia," katanya dalam keterangan resminya, Jumat (12/3).
Menurutnya, Indonesia pantas bersyukur, karena fasilitas COVAX melalui WHO dan UNICEF (organisasi dunia yang mengurusi anak-anak dan pendidikan) biasanya diprioritaskan untuk negara-negara miskin, seperti negara-negara Afrika.
"Sepengetahuan saya, baru Afrika Selatan yang sudah mendapatkannya. Sebagian akan mendapatkannya pada Semester II tahun ini. Nah, Indonesia sudah dapat lebih dahulu sejak Januari lalu," ungkap Jane.
Dia juga mengatakan bahwa Indonesia beruntung punya pabrik vaksin PT Bio Farma. Menurutnya, di Asia Selatan dan Asia Tenggara, hanya Indonesia dan India yang punya pabrik vaksin. Sebab dengan adanya pabrik vaksin, Indonesia tidak perlu membeli vaksin jadi.
Sampai sekarang, Indonesia sudah mendapat sekitar 4,1 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi. 3 juta dosis dari Sinovac Biotech, China, dan sisanya dari AstraZeneca. Selain bentuk jadi, Sinovac juga sudah mengirimkan 35 juta dosis dalam bentuk bahan baku (bulk).
Juru bicara PT Bio Farma, Bambang Heriyanto menambahkan, total bulk vaksin yang akan diterima dari Sinovac sebanyak 140 juta dosis, yang akan diterima secara bertahap hingga Juli 2021.
"Sejauh ini, program vaksinasi masih berjalan dengan lancar dan baik. Kami optimis program vaksinasi dapat dicapai sesuai target pemerintah," ungkapnya.
Vaksinasi memang merupakan satu cara untuk mencapai herd immunity. Makin cepat dan banyak penduduk mendapat vaksin, makin kecil peluang virus itu menyebar.
Baca juga: Dengan Terapkan Prokes Ketat, Menparekraf Sandiaga Siap Motori Gerakan Kembali ke Bioskop
Tapi itu juga perlu dibarengi dengan ketaatan masyarakat terhadap 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak) serta mempercepat atau mengekskalasi 3T (testing, tracing, dan treatment).
Baca juga: Semenjak Rina Gunawan Tiada, Teddy Syach Masih Enggan Pulang ke Rumah
Selain itu, vaksin tersebut sudah mendapat izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) yang dikeluarkan sehari sesudah kedatangan vaksin.
Menanggapi hal tersebut, pengamat imunisasi, Dr Elizabeth Jane Soepardi mengatakan bahwa Indonesia mendapat prioritas pertama di antara negara-negara di Asia Tenggara yang mendapat vaksin AstraZeneca . "Untuk itu WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) memberikan apresiasi yang tinggi kepada Indonesia," katanya dalam keterangan resminya, Jumat (12/3).
Menurutnya, Indonesia pantas bersyukur, karena fasilitas COVAX melalui WHO dan UNICEF (organisasi dunia yang mengurusi anak-anak dan pendidikan) biasanya diprioritaskan untuk negara-negara miskin, seperti negara-negara Afrika.
"Sepengetahuan saya, baru Afrika Selatan yang sudah mendapatkannya. Sebagian akan mendapatkannya pada Semester II tahun ini. Nah, Indonesia sudah dapat lebih dahulu sejak Januari lalu," ungkap Jane.
Dia juga mengatakan bahwa Indonesia beruntung punya pabrik vaksin PT Bio Farma. Menurutnya, di Asia Selatan dan Asia Tenggara, hanya Indonesia dan India yang punya pabrik vaksin. Sebab dengan adanya pabrik vaksin, Indonesia tidak perlu membeli vaksin jadi.
Sampai sekarang, Indonesia sudah mendapat sekitar 4,1 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi. 3 juta dosis dari Sinovac Biotech, China, dan sisanya dari AstraZeneca. Selain bentuk jadi, Sinovac juga sudah mengirimkan 35 juta dosis dalam bentuk bahan baku (bulk).
Juru bicara PT Bio Farma, Bambang Heriyanto menambahkan, total bulk vaksin yang akan diterima dari Sinovac sebanyak 140 juta dosis, yang akan diterima secara bertahap hingga Juli 2021.
"Sejauh ini, program vaksinasi masih berjalan dengan lancar dan baik. Kami optimis program vaksinasi dapat dicapai sesuai target pemerintah," ungkapnya.
Vaksinasi memang merupakan satu cara untuk mencapai herd immunity. Makin cepat dan banyak penduduk mendapat vaksin, makin kecil peluang virus itu menyebar.
Baca juga: Dengan Terapkan Prokes Ketat, Menparekraf Sandiaga Siap Motori Gerakan Kembali ke Bioskop
Tapi itu juga perlu dibarengi dengan ketaatan masyarakat terhadap 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak) serta mempercepat atau mengekskalasi 3T (testing, tracing, dan treatment).
(nug)