Label Sejauh Mata Memandang Gelar Pameran Sayang Sandang Sayang Alam, Ini Tempatnya!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Label fashion Sejauh Mata Memandang (SMM) menggelar pameran fashion. Pameran ini bercerita tentang darurat sampah tekstil dengan tajuk “Sayang Sandang, Sayang Alam”.
Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif SMM menuturkan, pasar untuk industri fashion terus berkembang dan dinamis, hal ini juga dipengaruhi oleh pergerakan tren yang sangat cepat. Fakta secara global, industri fast fashion memberikan pilihan kepada konsumen untuk dapat membeli lebih banyak pakaian dengan harga yang terjangkau sehingga mengakibatkan akumulasi limbah fashion terus meningkat.
Baca juga : kabar-baik-konser-musik-pameran-even-olahraga-kembali-dibuka
“Hal ini juga ditambah dengan penggunaan serat sintetis seperti poliester yang merupakan serat plastik dan tidak dapat terurai secara hayati. Bahkan membutuhkan waktu hingga 200 tahun untuk dapat terurai. Terlebih lagi, sekitar 85% dari sampah tekstil dibuang ke tempat sampah dan laut,” ujar Chitra dalam konferensi pers virtual, beberapa waktu lalu.
Menyikapi hal ini, #sejauhmanakamupeduli menghadirkan beberapa solusi untuk dapat berkontribusi dalam menyelamatkan bumi dari limbah fashion. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kesadaran akan kerusakan lingkungan yang telah terjadi, memilih serat alami untuk tekstil, berbelanja lebih sedikit, membeli kualitas yang baik sehingga tahan lama, dan membeli produk dengan konsep daur ulang.
Baca juga : anrez-hobi-banyak-olahraga-kepo-simak-di-sini
“Fakta menunjukan bahwa fashion merupakan salah satu penyumbang polutan sampah terbesar. Sekitar 95% sampah tekstil yang terbuang sebenarnya masih bisa didaur ulang (recycle) atau didayagunakan kembali menjadi benda berfungsi lain (upcycle),” ujar Chitra.
Sebagai label fashion dengan konsep slow fashion, salah satu cara Chitra mengurangi sampah tekstil , adalah dengan menciptakan sandang dari bahan yang dapat terurai. Dia juga memanfaatkan sisa kain produksi, melakukan program daur ulang dan modifikasi nilai guna dari kain. “Komitmen ini merupakan langkah nyata kami untuk mengajak konsumen membantu menyelamatkan lingkungan kita,” ujar Chitra.
Baca juga : kabar-baik-konser-musik-pameran-even-olahraga-kembali-dibuka
Pihak Chitra lantas mengadakan pameran bertajuk “Sayang Sandang, Sayang Alam”.Bekerja sama dengan Felix Tjahyadi selaku konseptor, pameran ini juga didukung oleh Lynx Films, Mata Studio, Magnifique, Davy Linggar, Wardah, Pable Indonesia, Syah Establishment, dan Greenpeace sebagai NGO partner.
Pameran ini terdiri dari beberapa area antara lain; area fakta mengenai sampah tekstil, video informative dan visual hasil kolaborasi dengan Greenpeace, Davy Linggar, Dian Sastrowardoyo, Tulus, Gustika Hatta, dan Mesty Artiariotedjo. Tersedia juga area kotak penyaluran (dropbox) sampah tekstil. Terdapat juga Kios Sejauh menjual produk-produk daur ulang dari sisa bahan produksi dan pakaian bekas. Produk-produk daur ulang SMM cukup beragam seperti; selop, tas serba guna & kondangan, aneka bantal, masker kain, topi, dan koleksi pakaian daur. “Pameran ini berlokasi di Ashta District 8, SCBD, Jakarta Selatan. Pameran berlangsung dari 6 Maret – 6 April 2021,” ujar Chitra.
Baca juga : dulu-berpenampilan-ambigu-kini-aprilia-manganang-bergaya-fashion-macho-dan-tampan
Selama pameran berlangsung, SMM juga mengajak masyarakat mendonasikan pakaian untuk didaur ulang dengan cara pakaian yang sudah tidak digunakan bisa dikirimkan ke kotak peduli sampah tekstil selama pameran berlangsung. Pakaian yang sudah tidak layak pakai akan didaur ulang menjadi benang dan kemudian menjadi kain baru dimana gerakan ini SMM bekerja sama dengan Pable Indonesia.
Lihat Juga: Desainer Namira Pramadhina Pamer Koleksi Kasual Tema Alam di I Fashion Festival & The Masterpiece 2024
Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif SMM menuturkan, pasar untuk industri fashion terus berkembang dan dinamis, hal ini juga dipengaruhi oleh pergerakan tren yang sangat cepat. Fakta secara global, industri fast fashion memberikan pilihan kepada konsumen untuk dapat membeli lebih banyak pakaian dengan harga yang terjangkau sehingga mengakibatkan akumulasi limbah fashion terus meningkat.
Baca juga : kabar-baik-konser-musik-pameran-even-olahraga-kembali-dibuka
“Hal ini juga ditambah dengan penggunaan serat sintetis seperti poliester yang merupakan serat plastik dan tidak dapat terurai secara hayati. Bahkan membutuhkan waktu hingga 200 tahun untuk dapat terurai. Terlebih lagi, sekitar 85% dari sampah tekstil dibuang ke tempat sampah dan laut,” ujar Chitra dalam konferensi pers virtual, beberapa waktu lalu.
Menyikapi hal ini, #sejauhmanakamupeduli menghadirkan beberapa solusi untuk dapat berkontribusi dalam menyelamatkan bumi dari limbah fashion. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kesadaran akan kerusakan lingkungan yang telah terjadi, memilih serat alami untuk tekstil, berbelanja lebih sedikit, membeli kualitas yang baik sehingga tahan lama, dan membeli produk dengan konsep daur ulang.
Baca juga : anrez-hobi-banyak-olahraga-kepo-simak-di-sini
“Fakta menunjukan bahwa fashion merupakan salah satu penyumbang polutan sampah terbesar. Sekitar 95% sampah tekstil yang terbuang sebenarnya masih bisa didaur ulang (recycle) atau didayagunakan kembali menjadi benda berfungsi lain (upcycle),” ujar Chitra.
Sebagai label fashion dengan konsep slow fashion, salah satu cara Chitra mengurangi sampah tekstil , adalah dengan menciptakan sandang dari bahan yang dapat terurai. Dia juga memanfaatkan sisa kain produksi, melakukan program daur ulang dan modifikasi nilai guna dari kain. “Komitmen ini merupakan langkah nyata kami untuk mengajak konsumen membantu menyelamatkan lingkungan kita,” ujar Chitra.
Baca juga : kabar-baik-konser-musik-pameran-even-olahraga-kembali-dibuka
Pihak Chitra lantas mengadakan pameran bertajuk “Sayang Sandang, Sayang Alam”.Bekerja sama dengan Felix Tjahyadi selaku konseptor, pameran ini juga didukung oleh Lynx Films, Mata Studio, Magnifique, Davy Linggar, Wardah, Pable Indonesia, Syah Establishment, dan Greenpeace sebagai NGO partner.
Pameran ini terdiri dari beberapa area antara lain; area fakta mengenai sampah tekstil, video informative dan visual hasil kolaborasi dengan Greenpeace, Davy Linggar, Dian Sastrowardoyo, Tulus, Gustika Hatta, dan Mesty Artiariotedjo. Tersedia juga area kotak penyaluran (dropbox) sampah tekstil. Terdapat juga Kios Sejauh menjual produk-produk daur ulang dari sisa bahan produksi dan pakaian bekas. Produk-produk daur ulang SMM cukup beragam seperti; selop, tas serba guna & kondangan, aneka bantal, masker kain, topi, dan koleksi pakaian daur. “Pameran ini berlokasi di Ashta District 8, SCBD, Jakarta Selatan. Pameran berlangsung dari 6 Maret – 6 April 2021,” ujar Chitra.
Baca juga : dulu-berpenampilan-ambigu-kini-aprilia-manganang-bergaya-fashion-macho-dan-tampan
Selama pameran berlangsung, SMM juga mengajak masyarakat mendonasikan pakaian untuk didaur ulang dengan cara pakaian yang sudah tidak digunakan bisa dikirimkan ke kotak peduli sampah tekstil selama pameran berlangsung. Pakaian yang sudah tidak layak pakai akan didaur ulang menjadi benang dan kemudian menjadi kain baru dimana gerakan ini SMM bekerja sama dengan Pable Indonesia.
Lihat Juga: Desainer Namira Pramadhina Pamer Koleksi Kasual Tema Alam di I Fashion Festival & The Masterpiece 2024
(sal)