Makna Dodol Dawet dalam Prosesi Siraman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berjualan dawet atau dodol dawet menjadi salah satu ritual adat dalam prosesi siraman. Seperti yang dilakukan oleh Anang Hermansyah dan Ashanty, keduanya berjualan dawet pada siraman Aurel Hermansyah yang digelar Jumat (19/3).
Baca juga: Ashanty Tidak Keberatan Jika Krisdayanti Dampingi Aurel di Pelaminan
Tak sekadar berjualan, tradisi ini memiliki makna penting. Dalam prosesi itu, Anang bersama Ashanty berperan menjadi penjual dawet. Tamu yang hadir pada prosesi ini pun bisa membeli dawet tersebut dengan cara yang unik.
Pasalnya, para tamu satu persatu menuju tempat Anang dan Ashanty berjualan kemudian membeli dawet dengan menggunakan kreweng, bukan uang. Kreweng atau pecahan tembikar yang digunakan merupakan simbol kehidupan manusia yang berasal dari tanah.
Sambil memayungi Ashanty, Anang bertugas menerima kreweng dari pembeli, kemudian diletakkan di bakul yang digendong Ashanty. Sementara Ashanty, bertugas menyajikan dawet ke gelas untuk setiap pembeli. Selama jualan dawet, Anang juga harus menawarkan dawet ke tamu.
Dikutip dari Yutube RCTI, Sabtu (20/3) dodol dawet merupakan sebagai simbol bahwa orangtua mempelai sudah memiliki kebulatan kehendak menjodohkan atau melepaskan anaknya. Banyaknya cendol melambangkan harapan banyaknya tamu yang hadir.
Baca juga: Ada Istri Jenderal Purn Hendropriyono dalam Prosesi Siraman Aurel Hermansyah
Sedangkan rasa dawet yang manis dan gurih menjadi lambang harapan para tamu memberikan restu, mempelai sejahtera, dan tenteram. Seperti diketahui, Aurel baru saja menggelar siraman sebagai rangkaian prosesi pernikahan yang akan digelar Sabtu (3/4). Acara ini hanya dihadiri 20 tamu, terkecuali ibu kandung Aurel, Krisdayanti, yang tidak hadir.
Baca juga: Ashanty Tidak Keberatan Jika Krisdayanti Dampingi Aurel di Pelaminan
Tak sekadar berjualan, tradisi ini memiliki makna penting. Dalam prosesi itu, Anang bersama Ashanty berperan menjadi penjual dawet. Tamu yang hadir pada prosesi ini pun bisa membeli dawet tersebut dengan cara yang unik.
Pasalnya, para tamu satu persatu menuju tempat Anang dan Ashanty berjualan kemudian membeli dawet dengan menggunakan kreweng, bukan uang. Kreweng atau pecahan tembikar yang digunakan merupakan simbol kehidupan manusia yang berasal dari tanah.
Sambil memayungi Ashanty, Anang bertugas menerima kreweng dari pembeli, kemudian diletakkan di bakul yang digendong Ashanty. Sementara Ashanty, bertugas menyajikan dawet ke gelas untuk setiap pembeli. Selama jualan dawet, Anang juga harus menawarkan dawet ke tamu.
Dikutip dari Yutube RCTI, Sabtu (20/3) dodol dawet merupakan sebagai simbol bahwa orangtua mempelai sudah memiliki kebulatan kehendak menjodohkan atau melepaskan anaknya. Banyaknya cendol melambangkan harapan banyaknya tamu yang hadir.
Baca juga: Ada Istri Jenderal Purn Hendropriyono dalam Prosesi Siraman Aurel Hermansyah
Sedangkan rasa dawet yang manis dan gurih menjadi lambang harapan para tamu memberikan restu, mempelai sejahtera, dan tenteram. Seperti diketahui, Aurel baru saja menggelar siraman sebagai rangkaian prosesi pernikahan yang akan digelar Sabtu (3/4). Acara ini hanya dihadiri 20 tamu, terkecuali ibu kandung Aurel, Krisdayanti, yang tidak hadir.
(nug)