100 Tahun Kelahiran Usmar Ismail, dari Pameran hingga Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Selasa, 23 Maret 2021 - 17:31 WIB
loading...
100 Tahun Kelahiran Usmar Ismail, dari Pameran hingga Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Bertepatan dengan momentum 100 tahun hari kelahiran Usmar Ismail, insan perfilman Tanah Air berharap Usmar Ismail dapat dijadikan pahlawan nasional. / Foto: Efri Oktavianto/Sako Academy
A A A
BUKITTINGGI - Menyambut 100 tahun hari kelahiran tokoh film nasional, Usmar Ismail , sejumlah sineas Tanah Air memperingatinya dengan beragam kegiatan. Di beberapa tempat, seperti Bukittinggi, Jakarta, hingga Makassar, beberapa kurator mengadakan pameran dan kilas balik sosok Usmar Ismail jelang Hari Film Nasional, 30 Maret.

Baca juga: Unik, Bahasa Ngapak Banyak Penggemarnya

Di Bukittinggi, Sumatera Barat, dilangsungkan pameran dan mural Usmar Ismail. Sejumlah seniman melukis dinding di pinggiran Janjang Ampek Puluah dengan sebuah mural berisi wajah dan puisi Usmar Ismail.

Pembuatan mural bertepatan dengan momentum mengenang 100 tahun Usmar Ismail, yang lahir 20 maret 1921 di Kota Bukittinggi dan tutup usia di Jakarta, 2 Januari 1971.

Salah seorang kurator sekaligus sineas, Arief Malinmudo mengatakan, sosok Usmar Ismail dikenal sebagai sutradara dan produser, juga sastrawan dan tokoh sandiwara. Namun tidak banyak yang tahu Usmar lahir di Bukittinggi.

Untuk itu, para kurator menghadirkan karya atau buah pikir Usmar Ismail yang mungkin jarang diketahui masyarakat, dipublikasi di Janjang Ampek Puluah --tangga yang berjumlah empat puluh--, karena merupakan tangga bersejarah yang sangat dikenal dan kerap dilewati warga kota ini.

Sementara, pameran yang digelar di sebuah kafe dengan konsep sederhana menampilkan kutipan, deretan karya film, dan linimasa Usmar Ismail, yang ditampilkan secara apik dalam kedai kopi. Ini berlangsung hingga 30 Maret mendatang.

Dengan pameran yang lokasinya mudah diakses warga berbagai kalangan, diharapkan masyarakat dapat mengetahui lebih dekat sosok Usmar Ismail, dan bisa menjadi panutan bagi generasi muda. Apalagi, sumbangsih pemikiran Usmar turut menciptakan dan membangun identitas bangsa lewat film yang cukup berhasil.

Menurut Arief, yang merupakan sutradara film Surau dan Silek serta film Liam dan Laila, selain pameran di Bukittinggi yang menampilkan arsip dan kekaryaan Usmar Ismail dari 3 fase, peringatan 100 tahun Usmar Ismail juga berlangsung di Makassar dan Jakarta.

"Mas Riri Riza dengan komunitasnya di Rumata' ArtSpace di Makassar, kemudian di Bukittinggi ini di bawah komunitas yang saya dirikan yang bernama Sako Academy. Kemudian, di Jakarta ada juga kegiatan di Kinosaurus," ungkap Arief ketika ditemui belum lama ini.

"Di Bukittinggi, kita fokus pada pameran dengan konsep yang seperti ini, dan di outdoor kita membuat mural yang cukup tinggi. Dan di sebelah mural itu, kita juga menukilkan salah satu karya puisi Usmar Ismail sebelum menjadi insan perfilman. Itu ada di janjang 40, karena kami menganggap janjang 40 itu adalah sebuah laluan yang sangat akrab dengan masyarakat Bukittinggi. Balik lagi ke konsep awalnya agar Usmar Ismail dekat dengan masyarakat di kota kelahirannya," jelasnya.

Pameran di Kota Bukittinggi pun turut dihadiri dua anak Usmar Ismail, yaitu Heidy Hermia Ismail dan Nureddin Ismail.

Menurut Heidy, film karya Usmar sangat sarat nilai nasionalisme, yang sangat dibutuhkan bangsa yang baru merdeka. "Beliau menjadikan kebudayaan tidak hanya sekadar pakaian luar, namun juga menjadikan kebudayaan sebagai media komunikasi antar bangsa," ucap Heidy.

Bertepatan dengan momentum 100 tahun hari kelahiran Usmar Ismail, Heidy bersama insan perfilman Tanah Air pun berharap Usmar Ismail, yang merupakan sastrawan, wartawan dan sutradara, serta dianggap sebagai pelopor perfilman indonesia, dapat dijadikan pahlawan nasional.

"Perjalanan hidup dan apa yang sudah beliau lakukan sebagai pejuang kebudayaan, pejuang film, yang menurut hemat kami semua terutama juga dari insan-insan film pastinya menganggap layak dan patut untuk Haji Usmar Ismail ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Khususnya tahun ini yang memang momentumnya pas karena peringatan 100 tahun hari lahir Usmar Ismail," tutur Heidy.

Baca juga: Terungkap! Sifat Melisa Hartanto Dulu Tak Sekalem Sekarang

Sementara itu, peringatan Hari Film Nasional tahun ini juga menjadi momentum masyarakat Indonesia untuk bersama kembali ke bioskop sebagai apresiasi atas karya anak bangsa. Tentunya itu dengan menerapkan protokol kesehatan.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1466 seconds (0.1#10.140)