Yuk Jaga Stamina Saat Puasa

Rabu, 20 Mei 2020 - 12:45 WIB
loading...
Yuk Jaga Stamina Saat Puasa
Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Wabah virus corona tidak menjadi penghalang bagi umat muslim untuk menjalankan ibadah puasa. Meski begitu daya tahan tubuh tetap harus dijaga. Bagaimana kiatnya?

Dikatakan Dokter Spesialis Paru Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), puasa tidaklah terlalu berpengaruh terhadap ketahanan tubuh atau sistem imun seseorang. Karena kita tetap makan dan minum. Yang berbeda hanya waktunya saja yang kini menjadi berubah. Dalam bulan puasa orang tidak bisa makan sepanjang waktu, namun hanya bisa makan di malam hari, sejak saat buka puasa sampai dengan saat sahur.

Karena itulah upaya pencegahan terinfeksi virus corona pada masa pandemik ini termasuk di bulan Ramadhan ini tidak berbeda, yaitu antara lain, dengan social distancing, phisical distancing, memakai masker, cuci tangan, kemudian hidup bersih dan sehat. Hidup sehat yang dimaksud artinya makan teratur, mengonsumsi nutrisi yang baik, tidak begadang, tidak merokok, dan lainnya. (Baca: Hydromamma Bisa Menjaga Imunitas Tubuh di Masa Pandemi)

Sebab menurut dr. Erlina, virus ini harus dilawan dengan imunitas yang baik. Adapun nutrisi yang baik akan meningkatkan sistem imun tubuh kita. Nutrisi sangat penting untuk meningkatkan sistem imun, sehingga jangan sampai kekurangan nutrisi. Masalahnya, kita tidak tahu apakah pola makan kita sudah seimbang atau belum. "Kalau vitamin biasanya kita dapat dari sayur dan buah-buahan. Namun kadang anak-anak tidak suka makan sayur. Nah, mungkin ada baiknya diberikan juga multivitamin atau suplemen," kata Dr. Erlina.

Hal ini dibenarkan oleh dr. Inggrid Tania, M.Si selaku Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI). Menurutnya untuk meningkatkan dan memelihara daya tahan tubuh upayanya haruslah holistik. Sebut saja tidur yang cukup, makan makanan yang bergizi seimbang, sebisa mungkin hindari stress, dan konsumsi air putih yang juga cukup.

Semua ini hendaknya dijalankan dengan baik mengingat masa wabah seperti sekarang. "Ketika kebutuhannya mengharuskan kita perlu suplemen, maka konsumsilah suplemen itu sesuai dengan kebutuhan. Ketika harus dikonsumsi setiap hari, kita bisa mengonsumsinya setiap hari, tetapi tetap dibarengi dengan upaya lain yang mampu menjaga dan meningkatkan sistem imun, seperti minum air putih cukup, istirahat cukup, dan sebagainya," beber dr. Inggrid. Artinya, mengonsumsi suplemen bukanlah satu-satunya cara meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi sebagai salah satu upaya.

Curcumin Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Dr. Inggrid memberikan contoh curcumin yang terkandung dalam temulawak. Khasiatnya sebagai zat bioaktif yang memiliki sifat-sifat misalnya, antioksidan, anti inflamasi, dan imunomodulator. Sifat-sifat itu bermanfaat pada berbagai kondisi kesehatan maupun kondisi yang patologis. Termasuk saat pandemi ini. Penelitian-penelitian yang sudah ada juga menunjukkan bahwa Curcumin memiliki sifat anti virus. Selain orang dewasa, pemberian cucurmin juga bisa diberikan pada anak-anak. (Baca juga: Pisang Aman untuk Penderita Diabetes?)

Campuran curcumin atau esktrak temulawak di dalam multivitamin, bersifat sinergis. Artinya, selain ada sifat immunomodulator, curcumin juga memberikan manfaat lain bagi anak-anak, misalnya, memperbaiki nafsu makan, dan bisa membantu pertumbuhan juga.

Hal penting lainnya adalah hampir tidak ada kontra indikasi konsumsi cucurmin, pada anak-anak.

Perbedaan pada anak-anak dan dewasa hanyalah di dosisnya saja. "Kalau Covid-19 kan infeksi virus. Karena infeksi virus ini sifatnya self limiting dieases, jadi sangat tergantung pada sistem imun kita," ingat dr. Inggrid. Lebih lanjut, sejauh ini para peneliti masih belum menemukan vaksin Covid 19. Presiden Jokowi juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada pada gelombang ke-2 Covid 19, yang datang dari para pekerja dari luar negeri dan pemudik.

Apalagi tren penambahan pasien positif Covid 19 di Indonesia juga masih tetap naik. "Kalau dilihat trennya tetap naik, namun penambahannya dari dari hari ke hari terlihat fluktuatif," kata dr. Erlina. Prediksinya bulan Mei ini adalah masa puncak Covid-19. "Kita lihat dulu saja, apakah ada penurunan atau tidak. Kalau lihat grafik, sekarang masih naik terus. Walaupun di Jakarta sudah mulai flat, tapi daerah lain masih ada terus. Jadi, kalau diakumulasikan, total tetap naik," pungkas dr. Erlina. (Sri Noviarni)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1807 seconds (0.1#10.140)