Aksesori Ultimate, Jam Tangan Tak Pernah Tergantikan Maknanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Teknologi di era modern ini telah menjadi bagian utama dalam kehidupan. Banyak hal menjadi sangat mudah saat ini, dari memesan makanan, moda transportasi bahkan mencari jodoh sekalipun. Semuanya dapat diwujudkan dengan melalui telepon genggam saja.
Baca juga: Hadiri Arisan Lovely, Krisdayanti Kenakan Dress Etnik Beraksen Tenun
Dominasi teknologi benar-benar menjangkau semua sektor tak terkecuali jam tangan. Jam tangan yang mengadopsi teknologi digital ini dinamakan jam tangan pintar.
Jam tangan pintar atau yang sering disebut smartwatch didesain untuk memberi kemudahan dalam keseharian aktivitas. Mulai dari menunjukkan waktu yang akurat, notifikasi pesan, pengukur detak jantung, pengingat jadwal rapat, bahkan siklus menstruasi juga dapat disajikan. Harga jam tangan pintar sendiri bervariasi, dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.
Meski memberikan banyak kemudahan, smart watch juga mempunyai sejumlah catatan yang perlu diperhatikan. "Pertama, usia pemakaiannya termasuk singkat. Ini dikarenakan jam tangan pintar mengandalkan teknologi digital yang berkembang kian pesat," ujar CEO of Radatime, Hendra Kesuma dalam siaran persnya, Rabu (31/3).
Oleh karena teknologinya terus berkembang pesat, smartwatch menjadi cepat out-dated. "Saat peluncuran dipandang keren dan canggih, bisa segera ketinggalan zaman jika ada keluaran terbaru dengan teknologi yang lebih up-to-date," ujar Hendra.
Kekurangan yang terakhir dari smartwatch adalah kesannya lebih terbatas, yaitu fungsi dan gaya. Dibanding dengan jam tangan sebenarnya yang mengandung kesan status sosial, fesyen, legacy atau warisan, makna, kemewahan dan keabadian. "Jam tangan lumrah dipakai puluhan tahun bahkan sampai beberapa generasi," imbuhnya.
Dalam sebuah wawancara dengan acollectedman.com, legenda jam tangan Swiss, Jean Claude Biver mengungkapkan bahwa jam tangan pintar dan jam tangan mekanis berdampingan dan tidak berkompetisi. Satunya adalah teknologi, dan satunya mekanis. Teknologi berarti ketinggalan zaman, mekanis adalah keabadian. Ketinggalan zaman tidak akan pernah bisa berkompetisi dengan keabadian.
Jam tangan pada dasarnya sebuah aksesoris tertinggi yang bermakna. Jam tangan identik dengan ekslusivitas, status dan keabadian. Sehingga sangat lumrah, sebuah jam tangan dibanderol dengan harga yang super mahal bukan karena fungsi atau waktu yang akurat.
Menikmati jam tangan konvensional maupun mekanikal dianalogikan seperti menikmati sebuah karya seni murni yang tak lekang oleh waktu, bahkan jam tangan yang tepat dapat menjadi sarana investasi yang nilainya terus bertambah seiring waktu.
Seiring perkembangan teknologi, jam tangan dipastikan akan terus berevolusi. Namun, sebuah jam tangan yang bermakna tetap tidak tergantikan.
Sama seperti smartwatch, Hendra mengutarakan jika arloji konvensional juga memiliki sejumlah kekurangan. Pertama, jam tangan konvensional umumnya tidak akurat. Jam tangan baterai memiliki selisih waktu 1 menit per tahun apalagi jam tangan otomatis yang umumnya memiliki selisih waktu 5-15 menit per bulan.
"Kemudian, fitur fungsinya terbatas. Fungsi yang tersemat di jam tangan lebih standar, contoh fitur alarm yang bisa disetel dengan opsi yang terbatas," ungkapnya.
Baca juga: 5 Inspirasi Tampil Feminin di Usia 55 Tahun Ala Desiree Tarigan
Namun, bagaimanapun juga, jam tangan adalah akesori ultimate yang paling bermakna dibanding dengan aksesoris lainnya. "Teknologi saling mendukung dan tidak saling berkompetisi, karena jam tangan sebenarnya, tidak tergantikan maknanya. Because your watch, your personality," tutup Hendra.
Baca juga: Hadiri Arisan Lovely, Krisdayanti Kenakan Dress Etnik Beraksen Tenun
Dominasi teknologi benar-benar menjangkau semua sektor tak terkecuali jam tangan. Jam tangan yang mengadopsi teknologi digital ini dinamakan jam tangan pintar.
Jam tangan pintar atau yang sering disebut smartwatch didesain untuk memberi kemudahan dalam keseharian aktivitas. Mulai dari menunjukkan waktu yang akurat, notifikasi pesan, pengukur detak jantung, pengingat jadwal rapat, bahkan siklus menstruasi juga dapat disajikan. Harga jam tangan pintar sendiri bervariasi, dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.
Meski memberikan banyak kemudahan, smart watch juga mempunyai sejumlah catatan yang perlu diperhatikan. "Pertama, usia pemakaiannya termasuk singkat. Ini dikarenakan jam tangan pintar mengandalkan teknologi digital yang berkembang kian pesat," ujar CEO of Radatime, Hendra Kesuma dalam siaran persnya, Rabu (31/3).
Oleh karena teknologinya terus berkembang pesat, smartwatch menjadi cepat out-dated. "Saat peluncuran dipandang keren dan canggih, bisa segera ketinggalan zaman jika ada keluaran terbaru dengan teknologi yang lebih up-to-date," ujar Hendra.
Kekurangan yang terakhir dari smartwatch adalah kesannya lebih terbatas, yaitu fungsi dan gaya. Dibanding dengan jam tangan sebenarnya yang mengandung kesan status sosial, fesyen, legacy atau warisan, makna, kemewahan dan keabadian. "Jam tangan lumrah dipakai puluhan tahun bahkan sampai beberapa generasi," imbuhnya.
Dalam sebuah wawancara dengan acollectedman.com, legenda jam tangan Swiss, Jean Claude Biver mengungkapkan bahwa jam tangan pintar dan jam tangan mekanis berdampingan dan tidak berkompetisi. Satunya adalah teknologi, dan satunya mekanis. Teknologi berarti ketinggalan zaman, mekanis adalah keabadian. Ketinggalan zaman tidak akan pernah bisa berkompetisi dengan keabadian.
Jam tangan pada dasarnya sebuah aksesoris tertinggi yang bermakna. Jam tangan identik dengan ekslusivitas, status dan keabadian. Sehingga sangat lumrah, sebuah jam tangan dibanderol dengan harga yang super mahal bukan karena fungsi atau waktu yang akurat.
Menikmati jam tangan konvensional maupun mekanikal dianalogikan seperti menikmati sebuah karya seni murni yang tak lekang oleh waktu, bahkan jam tangan yang tepat dapat menjadi sarana investasi yang nilainya terus bertambah seiring waktu.
Seiring perkembangan teknologi, jam tangan dipastikan akan terus berevolusi. Namun, sebuah jam tangan yang bermakna tetap tidak tergantikan.
Sama seperti smartwatch, Hendra mengutarakan jika arloji konvensional juga memiliki sejumlah kekurangan. Pertama, jam tangan konvensional umumnya tidak akurat. Jam tangan baterai memiliki selisih waktu 1 menit per tahun apalagi jam tangan otomatis yang umumnya memiliki selisih waktu 5-15 menit per bulan.
"Kemudian, fitur fungsinya terbatas. Fungsi yang tersemat di jam tangan lebih standar, contoh fitur alarm yang bisa disetel dengan opsi yang terbatas," ungkapnya.
Baca juga: 5 Inspirasi Tampil Feminin di Usia 55 Tahun Ala Desiree Tarigan
Namun, bagaimanapun juga, jam tangan adalah akesori ultimate yang paling bermakna dibanding dengan aksesoris lainnya. "Teknologi saling mendukung dan tidak saling berkompetisi, karena jam tangan sebenarnya, tidak tergantikan maknanya. Because your watch, your personality," tutup Hendra.
(nug)