Sambut Positif Vaksinasi Gotong Royong, Begini Penjelasan Dokter Tirta dan Dekan FKUI

Minggu, 04 April 2021 - 02:32 WIB
loading...
Sambut Positif Vaksinasi Gotong Royong, Begini Penjelasan Dokter Tirta dan Dekan FKUI
Vaksin tersebut tetap harus mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) lewat pemberian ijin penggunaan darurat (EUA). / Foto: ilustrasi/dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Upaya untuk mencapai herd immunity secepatnya kini dilakukan oleh banyak pihak secara bahu-membahu. Antusiasme juga terlihat tinggi. Selain rumah sakit, perusahaan swasta, termasuk farmasi ikut mefasilitasi vaksinasi. Begitu pun dunia usaha ikut urung mendapat vaksin Covid-19 gratis kepada karyawannya secepat mungkin.

Baca juga: Mobil Mustang Jadi Saksi Sejarah Hubungan Atta dan Aurel

Hingga akhir Maret 2021, Kamar Daging dan Industri (KADIN) telah mencatat lebih dari 17.387 perusahaan pendaftar –dengan 8.665.363 orang karyawan– yang ikut program vaksinasi Gotong Royong .

Menanggapi hal tersebut, Tirta Mandira Hudhi , dokter umum yang menjadi relawan memerangi Covid-19, juga setuju dengan vaksinasi gotong royong untuk membantu percepatan vaksinasi. "Tapi yang penting juga dipastikan vaksinnya bisa diperoleh dengan cepat. Sebab yang ingin mendapatkan vaksin bukan Indonesia saja, tetapi banyak negara," katanya.

Sedangkan soal embargo vaksin Covid-19 oleh beberapa negara produsen, Tirta mendukung langkah pemerintah untuk mendesak agar pasokan vaksin tetap lancar. "Tapi saya juga memahami langkah produsen vaksin yang lebih mendahulukan kebutuhan negaranya," ujar pemilik akun instagram @dr.tirta yang memiliki 2,2 juta pengikut tersebut.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Ari Fahrial Syam menyambut baik vaksinasi tersebut. Menurutnya, langkah tersebut dapat mempercepat vaksinasi Covid-19. Dengan demikian beban pemerintah untuk memvaksinasi 181,5 juta warga menjadi berkurang. "Tapi tetap diingatkan bahwa vaksinasi gotong royong tetap harus dipisahkan dengan vaksinasi dari pemerintah," katanya.

Vaksintersebut tetap harus mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) lewat pemberian ijin penggunaan darurat (EUA).

Upaya percepatan vaksinasinya memang tak boleh kendor. Sebab belum semua sasaran sudah divaksinasi. Sejauh ini, menurut laman covid19.go.id, per 31 Maret 2021, jumlah orang yang sudah divaksinasi dosis pertama mencapai 8.095.717 orang, sedangkan yang sudah menjalani dosis kedua atau dosis lengkap berjumlah 3.709.597 orang. Jika ditotal, jumlah orang yang sudah divaksin sudah menembus angka 11.805.314 orang.

Angka tersebut, menurut laman covid19.go.id, menempatkan Indonesia di posisi 4 sebagai negara nonprodusen vaksin yang sudah memvaksinasi warganya. Posisi tersebut di bawah Jerman, Turki, dan Brazil, serta di atas Israel dan Prancis.

Di samping itu, pemerintah kini sudah mampu memvaksinasi sekitar 500.000 orang per hari. Artinya jumlah harian orang yang divaksin terus meningkat, seiring persediaan dan distribusi vaksin yang lancar. Tinggal 500.000 orang lagi, Indonesia akan memenuhi target vaksinasi 1 juta orang per hari, seperti yang diharapkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2134 seconds (0.1#10.140)