Menjelajahi Kecantikan Desa Adat Terindah Di Indonesia

Kamis, 21 Mei 2020 - 07:13 WIB
loading...
Menjelajahi Kecantikan...
Desa Waerebo di NTT ini adalah desa cantik yang dijuluki desa di atas awan. Foto instagram/wisataindonesia/wikipedia
A A A
TEKNOLOGI dan tradisi sepertinya tidak bertentangan dalam dunia traveling. Banyak destinasi wisata yang berbasis kearifan lokal masyarakat lebih mudah dikenal karena hadirnya teknologi misalnya sosial media, terutama Instagram. Koneksi antara kemajuan arus informasi dan destinasi wisata yang masih terjaga bakal jadi sebuah paduan yang kuat.

Maka tak heran, banyak traveler datang ke berbagai pelosok desa bermodal gadget semata. Liburan ke desa pun kini jadi favorit wisatawan, dan mungkin juga sebagai bentuk kerinduan akan kampung halaman.

Nah, tahukah Anda Indonesia memiliki banyak desa dengan pemandangan yang menakjubkan. Desa-desa terindah yang terangkum sangat cocok untuk destinasi liburan Anda nanti.(Baca juga : Wisata Religi : Menelusuri Lima Museum Sejarah Islam Terbesar Di Dunia )

1. Desa Wae Rebo

Menjelajahi Kecantikan Desa Adat Terindah Di Indonesia


Lokasinya di dusun terpencil di ketinggian 1000 mdpl yang dikelilingi perbukitan yang asri. Orang menyebutnya kampung di atas awan. itulah Desa Wae Rebo, sebuah kampung tradisional di wilayah Kabupaten Manggarai. Keaslian kampung Wae Rebo adalah faktor utama yang menjadi daya tarik untuk dikunjungi. Bahkan UNESCO pun telah menetapkan Wae Rebo sebagai Warisan Budaya Dunia pada Agustus 2012 menyisihkan 42 negara lain.

Untuk mencapai Wae Rebo, Anda harus menempuh perjalanan sekitar 6 km dari Desa Dintor ke Desa Denge dengan menggunakan motor. Perjalanan dari Denge menuju Wae Rebo, kira-kira memakan waktu pendakian selama 3 jam dengan menyusuri daerah terpencil yang dikelilingi hutan lebat yang belum terjamah, menyebrangi sungai serta melintasi bibir jurang.

Meski lokasinya berada jauh dari keramaian dan sulit terjangkau, namun Kampung Wae Rebo sangat terkenal terutama oleh wisatawan asing yang senang dengan petualangan. Kampung ini desain arsitekturnya memiliki daya tarik paling tinggi. Salah satunya, adalah rumah adatnya yang berbentuk kerucut dan atap terbuat dari daun lontar.
Tak sulit untuk jatuh cinta pada kampung ini. Karena Wae Rebo memang luar biasa. Pengunjung dapat merasakan keunikan dan keaslian budaya, serta adat istiadatnya. Penduduk di kampung terpencil ini terkenal dengan keramahannya. Jika Anda datang, Anda akan disuguhi dengan kopi hangat khas Flores. Wisatawan pun bisa melihat ibu-ibu yang menenun kain khas Flores.

Keindahan Wae Rebo memang tiada tara. Hasil kerajinan tangan warga, hasil kopi, vanili dan kulit kayu manis pun laris sebagai barang cendera mata yang bisa dibawa pulang oleh wisatawan dengan harga yang ramah di kantong.

2. Desa Panglipuran

Menjelajahi Kecantikan Desa Adat Terindah Di Indonesia


Desa ini merupakan desa adat di Bangli, Bali. Pemukiman tradisional yang letaknya tak jauh dari Kintamani ini tak hanya dikenal karena keindahannya. Penglipuran juga disebut-sebut sebagai salah satu desa paling bersih di dunia.

Penglipuran merupakan kawasan wisata yang sangat populer. Tetapi desa ini tetap bisa mempertahankan sisi tradisional dan kelestarian lingkungannya. Penataan desa dan bangunan tradisionalnya masih terjaga utuh. Begitu juga dengan 75 hektar hutan bambu dan 10 hektar vegetasi yang masih terawat. Bahkan inilah yang menjadi ciri khas Penglipuran di mata dunia.

Nama Penglipuran sendiri berasal dari akronim kata pengeling dan pura yang berarti mengingat tempat suci (para leluhur). Awalnya, masyarakat desa ini berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani, yang bermigrasi permanen karena suatu hal ke desa Kubu Bayung, yang kini menjadi desa Penglipuran.(Baca juga : Lima Destinasi Domestik Yang Ingin Segera Dikunjungi Setelah Pandemi Berlalu )

Ada beberapa taman yang turut mempercantik desa ini. Untuk tata ruang desa, setiap rumah memiliki sebuah pintu gerbang yang disebut Angkul-angkul. Semua rumah di Desa Panglipuran seragam namun tidak sama persis. Indah banget sih desa yang satu ini.

3. Desa Adat Ratenggaro

Menjelajahi Kecantikan Desa Adat Terindah Di Indonesia


Desa adat Ratenggaro berada Sumba Barat Daya, tepatnya di Desa Ratenggaro, Desa Umbu Ngedo, Kecamatan Kodi Bangedo Kabupaten Sumba Barat Daya, Pulau Sumba. Lokasinya berada di tepi pantai yang indah. Atap-atap rumah adat di sini sangat tinggi, bahkan bisa dibilang yang tertinggi di Sumba.

Ratenggaro sendiri memiliki arti 'Rate' berarti kuburan, sedangkan 'Garo' berarti orang Garo. Zaman dulu, terjadi perang antar suku, di mana suku yang sekarang berhasil penghuni desa ini setelah berhasil merebutnya dari orang Garo asli. Suku yang kalah dibunuh dan dikubur di tempat itu juga.

Ada 304 buah batu kubur leluhur Ratenggaro yang sudah berusia ratusan, bahkan ada yang menyebut ribuan tahun. Bentuknya unik dan berada di pinggiran laut. Ukuran dan pahatan pada tiap kubur batu semakin menambah kesan magis dan mendalam. Bentuknya menyerupai meja datar dan berukuran besar, sehingga terlihat sangat kokoh meskipun setiap harinya terkena hantaman angin kencang dari arah laut belakang kampung. Di sana ada batu kubur leluhur atau raja, juga ada batu kubur untuk warga yang ukurannya lebih kecil.

Keunikan dari Desa Ratenggaro terletak pada bentuk rumah adatnya (Uma Kelada) yang bentuknya unik, seperti menara menjulang tinggi dengan ketinggian 15 meter. Atap dasarnya berbahan jerami dan tinggi rendahnya atap disesuaikan dengan status sosial warga. Umumnya terdiri dari empat tingkat.

4. Pedalaman Baduy

Menjelajahi Kecantikan Desa Adat Terindah Di Indonesia


Lokasinya terletak di Desa Cibeo Kabupaten Lebak, yakni sekitar 40 km dari Rangkasbitung. Kampung suku Baduy ini merupakan wisata alam sekaligus budaya yang bisa Anda jelajahi tanpa membosankan. Selain bisa menikmati keindahan alam yang masih sangat bersih dan asri, Anda juga bisa mengenal lebih jauh budaya Suku Baduy yang tinggal di dalamnya.

Suku Baduy sendiri terdiri atas dua bagian, yaitu Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar. Suku Baduy Dalam merupakan suku yang masih sangat primordial dan menghindari penetrasi dengan kebudayaan modern dengan ciri khas berupa pakaian dan ikat kepala berwarna putih. Sementara itu, masyarakat Suku Baduy luar sudah mengenal kehidupan modern dengan ciri khas pakaian berwarna hitam dan ikat kepala berwarna biru. Namun secara general, masyarakat keduanya tetap berpegang teguh untuk tidak menggunakan alas kaki, teknologi yang terlalu modern, serta transportasi.

Masyarakat Suku Baduy ini hidup dengan filosofinya sendiri sehingga orang yang mengunjungi Suku Baduy ini perlu menghormati dan menghargai peraturan adat di dalamnya dengan memasuki wilayah objek wisata Suku Baduy Banten ini tanpa membawa peralatan modern ke dalam. Hal ini disebabkan oleh masyarakat Suku Baduy yang menganggap bahwa intervensi negara dan berbagai hal yang modern hanya akan mengganggu kelangsungan hidup alam yang ada di Baduy.

Dengan melihat kehidupan masyarakat Suku Baduy ini, Anda akan mengenal bagaimana kearifan lokal di suku pedalaman tersebut mmebuat Anda merasa rindu akan keindahan alam dan membuat Anda akan banyak bersukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Tuhan sebagai anugerah.

5. Desa Nagari Pariangan

Menjelajahi Kecantikan Desa Adat Terindah Di Indonesia


Desa Nagari Pariangan terletak di Lereng Gunung Marapi, tepatnya di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat. Lokasinya sekitar 95 kilometer dari utara Kota Padang, dan 35 kilometer dari Kota Bukittinggi. Nagari Pariangan juga berada di antara Kota Batusangkar dan Padang Panjang. Nagari Pariangan memiliki luas 17,97 kilometer persegi.

Tak hanya juara karena keindahannya, berada di ketinggian sekitar 500-700 meter di atas permukaan laut membuat udara di Nagari Pariangan begitu sejuk. Secara geografis, Gunung Marapi masih aktif hingga saat ini. Gunung tersebut terakhir meletus pada 2014. Berada di wilayah pegunungan membuat panorama alam di Nagari Pariangan begitu luar biasa.

Di jalan utama menuju desa wisata ini, para pengunjung akan ditemani oleh jalan yang berkelok dengan pemandangan hijau yang begitu asri, yakni hamparan sawah yang sangat subur dan pepohonan rimbun. Rumah-rumah Gadang khas Sumatra Barat yang berada di wilayah perkampungan Nagari Pariangan juga tidak biasa. Meski padat, rumah penduduk yang dibangun bertingkat-tingkat mengikuti kontur atau pola dari lereng gunung, terlihat rapi dan sedap dipandang mata.

Setiap jengkal mata memandang, selalu terlihat atap gonjong yang runcing (sebutan atap rumah gadang). Meskipun terlihat tua, rumah-rumah tersebut masih terlihat apik dan khas karena motif-motif minang. Uniknya, masyarakat desa membangun rumah-rumah tersebut secara tradisional dan tanpa menggunakan paku.
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2276 seconds (0.1#10.140)