Nikmatnya Nasi Kikil Khas Jombang Favorit Gus Dur
loading...
A
A
A
JOMBANG - Nasi kikil khas Jombang merupakan makanan favorit Presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur . Berbicara tempat makan favorit Gus Dur makan kikil, tak bisa dilepaskan dari Warung Abang. Letaknya yang berada di Jalan KH. Hasyim Asyari Diwek, Jombang, tak jauh dari Ponpes Tebuireng menjadikan warung ini, tujuan Gus Dur untuk makan makanan favoritnya.
Bahkan karena terlalu seringnya Gus Dur makan di warung tersebut, akhirnya sang pemilik atas restu Gus Dur, menyebut nama warung nasi kikilnya menjadi Warung Nasi Kikil Gus Dur. Memasuki warung kikil tersebut, tampak foto Gus Dur bersanding dengan orang tuanya Siti Qoirumlah dan ayahnya yang akrab disapa Cak Man.
Pengelola Warung Abang, Siti Munazilah menuturkan, dinamakan Warung Abang karena sejak dahulu didirikan neneknya warung tersebut telah dicat dengan warna merah.
"Sudah lama berdiri, tahunnya saya nggak tahu pasti, yang jelas sebelum kemerdekaan itu sudah ada. Dari dulu memang warnanya merah, jadi makanya sebutannya Warung Abang," tutur Siti Munazilah belum lama ini.
Sejak tahun 1995 dikatakan Munazilah, warung dikelola oleh ibunya, Siti Qoirumlah. Munazilah dan ketiga saudara kandungnya, menjadi generasi ke tiga yang meneruskan bisnis kuliner ini.
"Saya ini generasi ketiga ngelola sama adik-adik. Kalau nama asli warung ini, Warung Abang. Tapi orang-orang nyebutnya warung kikil Gus Dur, karena ya itu tadi, Gus Dur sering makan di sini. Akhirnya sebutannya juga warung kikil kesukaan Gus Dur," kata Munazilah.
Dijelaskan Munazilah, Gus Dur kerap kali makan di warungnya saat tengah dikelola sang ibu. Kala itu Gus Dur makan di warung ini, sejak sebelum menjadi Presiden. Bahkan saat menjadi Presiden, jika sedang pulang ke Jombang, selalu menyempatkan diri mampir makan di warung kikil tersebut.
"Beliau dari dulu sebelum menjadi Presiden, sampai jadi Presiden, sampai waktu mau meninggal itu sering ke sini. Terakhirnya kapan itu saya lupa, pokoknya sebelum meninggal sempat makan di sini. Beliau selalu bilang nggak mau diistimewakan," jelas Munazilah.
"Jadi kalau antri lama dan panjang gitu beliau mau nunggu, nggak mau dilayani duluan. Padahal kalau mau, beliau bisa kita layani duluan. Tapi nggak mau, pernah itu antri lama sampai orang-orang (pembeli) yang lain memperbolehkan dilayani dahulu, tapi tetap nggak mau. Beliau maunya nunggu," imbuhnya.
Salah satu menu favorit Gus Dur semasa hidupnya saat makan di warungnya yakni lodeh kikil sam lidah sapi. "Beliau favoritnya itu, tapi menu lain juga mau, seadanya. terus makannya biasanya nggak pakai nasi, hanya kikilnya saja," ujar Munazilah.
Satu porsi nasi kikil ini bisa disantap dengan merogoh kocek Rp16 ribu per porsinya, belum tanpa lauknya. "Sekarang Rp16 ribu per porsinya, itu saja bulan kemarin baru naik. Sebelumnya Rp15 ribu, belum termasuk lauknya. Karena kikil sekarang mahal, jadi naik. Ikannya Rp8 ribu, lodeh Rp8 ribu," tutur Munazilah.
Gus Dur yang menjadi pelanggan tetap semasa hidupnya, menjadi berkah tersendiri bagi warung kikil ini. Setidaknya 100 porsi rata-rata terjual, jumlah itu bahkan bisa lebih banyak saat sebelum pandemi Covid-19.
"Alhamdulillah berkah Gus Dur ramai. Ya meskipun saat ini jauh dari sebelum pandemi Covid-19, corona gini sepi 100 porsi rata-rata sudah bagus. Dulu awal-awal corona malah sepi, modalnya nggak balik, tapi ya seadanya kita bagi sama adik-adik," tutup Munazilah.
Bagi Anda yang ingin mampir mencicipi nasi kikil ala Gus Dur, warung ini mulai buka sejak pukul 15.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB setiap harinya.
Bahkan karena terlalu seringnya Gus Dur makan di warung tersebut, akhirnya sang pemilik atas restu Gus Dur, menyebut nama warung nasi kikilnya menjadi Warung Nasi Kikil Gus Dur. Memasuki warung kikil tersebut, tampak foto Gus Dur bersanding dengan orang tuanya Siti Qoirumlah dan ayahnya yang akrab disapa Cak Man.
Pengelola Warung Abang, Siti Munazilah menuturkan, dinamakan Warung Abang karena sejak dahulu didirikan neneknya warung tersebut telah dicat dengan warna merah.
"Sudah lama berdiri, tahunnya saya nggak tahu pasti, yang jelas sebelum kemerdekaan itu sudah ada. Dari dulu memang warnanya merah, jadi makanya sebutannya Warung Abang," tutur Siti Munazilah belum lama ini.
Sejak tahun 1995 dikatakan Munazilah, warung dikelola oleh ibunya, Siti Qoirumlah. Munazilah dan ketiga saudara kandungnya, menjadi generasi ke tiga yang meneruskan bisnis kuliner ini.
"Saya ini generasi ketiga ngelola sama adik-adik. Kalau nama asli warung ini, Warung Abang. Tapi orang-orang nyebutnya warung kikil Gus Dur, karena ya itu tadi, Gus Dur sering makan di sini. Akhirnya sebutannya juga warung kikil kesukaan Gus Dur," kata Munazilah.
Dijelaskan Munazilah, Gus Dur kerap kali makan di warungnya saat tengah dikelola sang ibu. Kala itu Gus Dur makan di warung ini, sejak sebelum menjadi Presiden. Bahkan saat menjadi Presiden, jika sedang pulang ke Jombang, selalu menyempatkan diri mampir makan di warung kikil tersebut.
"Beliau dari dulu sebelum menjadi Presiden, sampai jadi Presiden, sampai waktu mau meninggal itu sering ke sini. Terakhirnya kapan itu saya lupa, pokoknya sebelum meninggal sempat makan di sini. Beliau selalu bilang nggak mau diistimewakan," jelas Munazilah.
"Jadi kalau antri lama dan panjang gitu beliau mau nunggu, nggak mau dilayani duluan. Padahal kalau mau, beliau bisa kita layani duluan. Tapi nggak mau, pernah itu antri lama sampai orang-orang (pembeli) yang lain memperbolehkan dilayani dahulu, tapi tetap nggak mau. Beliau maunya nunggu," imbuhnya.
Salah satu menu favorit Gus Dur semasa hidupnya saat makan di warungnya yakni lodeh kikil sam lidah sapi. "Beliau favoritnya itu, tapi menu lain juga mau, seadanya. terus makannya biasanya nggak pakai nasi, hanya kikilnya saja," ujar Munazilah.
Satu porsi nasi kikil ini bisa disantap dengan merogoh kocek Rp16 ribu per porsinya, belum tanpa lauknya. "Sekarang Rp16 ribu per porsinya, itu saja bulan kemarin baru naik. Sebelumnya Rp15 ribu, belum termasuk lauknya. Karena kikil sekarang mahal, jadi naik. Ikannya Rp8 ribu, lodeh Rp8 ribu," tutur Munazilah.
Gus Dur yang menjadi pelanggan tetap semasa hidupnya, menjadi berkah tersendiri bagi warung kikil ini. Setidaknya 100 porsi rata-rata terjual, jumlah itu bahkan bisa lebih banyak saat sebelum pandemi Covid-19.
"Alhamdulillah berkah Gus Dur ramai. Ya meskipun saat ini jauh dari sebelum pandemi Covid-19, corona gini sepi 100 porsi rata-rata sudah bagus. Dulu awal-awal corona malah sepi, modalnya nggak balik, tapi ya seadanya kita bagi sama adik-adik," tutup Munazilah.
Bagi Anda yang ingin mampir mencicipi nasi kikil ala Gus Dur, warung ini mulai buka sejak pukul 15.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB setiap harinya.
(dra)