Hindari Dampak Buruk, Orang Tua Wajib Perhatikan Asupan Gizi Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nutrisi seimbang adalah kunci untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Memberikan dan menyediakan makanan yang bergizi seimbang adalah hal yang wajib dilakukan para orang tua .
Baca juga: Resep-Resep Menu Idul Fitri yang Lezat dan Menyehatkan
Karena dengan nutrisi seimbang, si kecil bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Namun, akibat pola hidup yang kurang baik, makanan yang bergizi seringkali terabaikan.
Entah itu karena orang tua yang tidak sempat menyiapkan makanan sehat untuk sarapan si kecil, atau ada faktor lain yang akhirnya membuat anak menjadi terbiasa untuk mengonsumsi makanan yang itu-itu saja dan tidak mengandung ragam nutrisi yang dibutuhkannya.
Menanggapi hal tersebut, Dokter Gizi Medik & Asian Medical Students' Association Indonesia (AMSA-Indonesia) dr. Sylvia Irawati, M. pada momen live Instagram dengan Ketua MNC Peduli Jessica Tanoesoedibjo, dalam acara Child Nutrition - Eat Right, Better Appetite, Jumat (7/5), mengatakan, ada dua dampak yang akan dialami oleh anak yang kekurangan nutrisi, yakni jangka pendek dan jangka panjang.
Berat badan tetap atau turun
Dampak jangka pendek yang akan terlihat dari si kecil ketika ia kekurangan asupan nutrisi seimbang adalah berat badannya yang stabil, atau turun.
"Dampak jangka pendek adalah berat badan flat atau turun. Setelah itu terjadi, baru kita mengenal yang namanya stunting," ujarnya.
Stunting
Stunting adalah istilah bagi anak yang pertumbuhannya di bawah rata-rata. Ciri-ciri anak stunting adalah mereka yang pendek dibandingkan dibandingkan dari teman seusianya, serta genetik orang tuanya.
"Tinggi badannya lebih kecil daripada anak seusianya. Jadi kalau ada anak pendek, kita bandingin dulu dengan tinggi orang tuanya, apakah sesuai dengan potensi genetiknya atau tidak," jelasnya.
Pertumbuhan otak terhambat
Untuk berkembang, otak membutuhkan nutrisi penting seperti asam lemak Omega-3 dan Omega-6, yodium, juga zat besi. Apabila anak mengalami kurang gizi, berarti ia tidak mendapatkan mineral yang dibutuhkannya tersebut. Ini akan memengaruhi perkembangan fungsi otaknya.
"Dampak stunting itu juga bisa mempengaruhi gangguan berpikir," tuturnya.
Anak yang mengalami kurang gizi berarti tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup sebagai sumber energi. Ini artinya ia berisiko mengalami keterlambatan perkembangan kemampuan motorik.
Berisiko terkena penyakit
Dampak jangka panjang yang akan dialami oleh anak yang kekurangan nutrisi adalah mudah terkena penyakit degeneratif. Ini adalah kondisi kesehatan saat tubuh penderitanya mengalami penurunan fungsi jaringan dan organ.
Baca juga: Waspada! Nekat Mudik Lebaran Bisa Berdampak pada Kesehatan
"Ketika dewasa, mereka lebih rentan terkena penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis, kardiovaskular, dan lain sebagainya," tukasnya.
Baca juga: Resep-Resep Menu Idul Fitri yang Lezat dan Menyehatkan
Karena dengan nutrisi seimbang, si kecil bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Namun, akibat pola hidup yang kurang baik, makanan yang bergizi seringkali terabaikan.
Entah itu karena orang tua yang tidak sempat menyiapkan makanan sehat untuk sarapan si kecil, atau ada faktor lain yang akhirnya membuat anak menjadi terbiasa untuk mengonsumsi makanan yang itu-itu saja dan tidak mengandung ragam nutrisi yang dibutuhkannya.
Menanggapi hal tersebut, Dokter Gizi Medik & Asian Medical Students' Association Indonesia (AMSA-Indonesia) dr. Sylvia Irawati, M. pada momen live Instagram dengan Ketua MNC Peduli Jessica Tanoesoedibjo, dalam acara Child Nutrition - Eat Right, Better Appetite, Jumat (7/5), mengatakan, ada dua dampak yang akan dialami oleh anak yang kekurangan nutrisi, yakni jangka pendek dan jangka panjang.
Berat badan tetap atau turun
Dampak jangka pendek yang akan terlihat dari si kecil ketika ia kekurangan asupan nutrisi seimbang adalah berat badannya yang stabil, atau turun.
"Dampak jangka pendek adalah berat badan flat atau turun. Setelah itu terjadi, baru kita mengenal yang namanya stunting," ujarnya.
Stunting
Stunting adalah istilah bagi anak yang pertumbuhannya di bawah rata-rata. Ciri-ciri anak stunting adalah mereka yang pendek dibandingkan dibandingkan dari teman seusianya, serta genetik orang tuanya.
"Tinggi badannya lebih kecil daripada anak seusianya. Jadi kalau ada anak pendek, kita bandingin dulu dengan tinggi orang tuanya, apakah sesuai dengan potensi genetiknya atau tidak," jelasnya.
Pertumbuhan otak terhambat
Untuk berkembang, otak membutuhkan nutrisi penting seperti asam lemak Omega-3 dan Omega-6, yodium, juga zat besi. Apabila anak mengalami kurang gizi, berarti ia tidak mendapatkan mineral yang dibutuhkannya tersebut. Ini akan memengaruhi perkembangan fungsi otaknya.
"Dampak stunting itu juga bisa mempengaruhi gangguan berpikir," tuturnya.
Anak yang mengalami kurang gizi berarti tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup sebagai sumber energi. Ini artinya ia berisiko mengalami keterlambatan perkembangan kemampuan motorik.
Berisiko terkena penyakit
Dampak jangka panjang yang akan dialami oleh anak yang kekurangan nutrisi adalah mudah terkena penyakit degeneratif. Ini adalah kondisi kesehatan saat tubuh penderitanya mengalami penurunan fungsi jaringan dan organ.
Baca juga: Waspada! Nekat Mudik Lebaran Bisa Berdampak pada Kesehatan
"Ketika dewasa, mereka lebih rentan terkena penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis, kardiovaskular, dan lain sebagainya," tukasnya.
(nug)