Kembali Direstorasi, Christine Hakim Kenang Perjuangan Perankan Tjoet Nja' Dhien
loading...
A
A
A
JAKARTA - Film Tjoet Nja' Dhien kembali di restorasi dan tayang di bioskop. Artis senior Christine Hakim pun kembali mengenang perjuangan memerankan sosok pahlawan perempuan asal Aceh, Tjoet Nja' Dhien di film tersebut yang pertama kali diputar di bioskop pada 1988.
Artis kelahiran Kuala Tungkal, Jambi, 25 Desember 1956 ini mengungkapkan bagaimana perjuangan dalam menyelesaikan film ini. Secara terang-terangan, Christine mengungkapkan bahwa dirinya tidak menerima bayaran saat membintangi film ini.
“Kita nggak ada yang dibayar. Mas Slamet (Rahardjo), saya, nggak dibayar. Bahkan kita yang cari duit untuk bisa menyelesaikan film ini,” ungkap Christine Hakim di Plaza Senayan, Kamis (20/5).
Ia menjelaskan bahwa butuh waktu tiga tahun dengan riset, untuk merampungkan film tersebut. Bahkan antara dua adegan saja, ada yang harus menunggu dua tahun karena kurangnya dana. Namun, Christine memiliki alasan tersendiri mengapa mau main di film ini dan tidak dibayar.
“Waktu itu saya usia masih 28 tahun. Betapa bodohnya saya ini ada kesempatan untuk belajar, bukan hanya kesempatan, tantangan sebagai seorang pemain dan seorang warga Indonesia,” papar aktris berdarah Aceh dan Minangkabau itu.
Di sisi lain, Christine menyebut, film ini menjadi satu-satunya film yang menceritakan zaman penjajahan Belanda dan tidak menyudutkan pihak penjajah. Artinya film ini dibuat dengan sudut pandang berbeda dan sangat hati-hati.
Setelah film dirilis, Duta Indonesia Untuk Unesco dalam bidang pendidikan ini juga masih harus berjuang melepas karakter Tjoet Nja' Dhien yang sudah melekat. Hingga 3 tahun lamanya, Christine bisa perlahan lepas dari karakter yang dibintanginya itu.
Saat itu, ia mempelajari karakter Tjoet Nja' Dhien dari 30 buku berbahasa Indonesia dan Belanda yang diberikan oleh sang sutradara, Eros Djarot. Istri Jeroen Lezer ini begitu mendalami karakter istri pahlawan Teuku Umar tersebut. Christine bahkan dulu tidak tegas tidur di hotel demi mencegah suasana mewah yang berbanding terbalik dengan kehidupan sang pahlawan.
"Karena apa? Tjoet Nja' Dhien melihat hutan, tanah, kegores kayu, terus aku tidur nyaman di hotel, nggak sinkron mood-nya," ujar Christine.
Film Tjoet Nja' Dhien telah direstorasi di Belanda. Eros Djarot mengatakan, film Tjoet' Nja Dhien direstorasi pemerintah Belanda dengan dana hingga Rp3 miliar. Film ini menceritakan perjuangan wanita Aceh untuk bisa lepas dari penjajahan Belanda.
Sosoknya pun turun tangan mengusir penjajah dari Belanda untuk melanjutkan perjuangan suaminya yang telah terbunuh. Pada usia senjanya, ia mulai sakit-sakitan dan akhirnya salah satu kaki tangan membocorkan keberadaan Tjoet Nja' Dhien. Pasukan Belanda menangkapnya dan mengasingkannya ke Sumedang hingga akhir hayat.
Artis kelahiran Kuala Tungkal, Jambi, 25 Desember 1956 ini mengungkapkan bagaimana perjuangan dalam menyelesaikan film ini. Secara terang-terangan, Christine mengungkapkan bahwa dirinya tidak menerima bayaran saat membintangi film ini.
“Kita nggak ada yang dibayar. Mas Slamet (Rahardjo), saya, nggak dibayar. Bahkan kita yang cari duit untuk bisa menyelesaikan film ini,” ungkap Christine Hakim di Plaza Senayan, Kamis (20/5).
Ia menjelaskan bahwa butuh waktu tiga tahun dengan riset, untuk merampungkan film tersebut. Bahkan antara dua adegan saja, ada yang harus menunggu dua tahun karena kurangnya dana. Namun, Christine memiliki alasan tersendiri mengapa mau main di film ini dan tidak dibayar.
Baca Juga
“Waktu itu saya usia masih 28 tahun. Betapa bodohnya saya ini ada kesempatan untuk belajar, bukan hanya kesempatan, tantangan sebagai seorang pemain dan seorang warga Indonesia,” papar aktris berdarah Aceh dan Minangkabau itu.
Di sisi lain, Christine menyebut, film ini menjadi satu-satunya film yang menceritakan zaman penjajahan Belanda dan tidak menyudutkan pihak penjajah. Artinya film ini dibuat dengan sudut pandang berbeda dan sangat hati-hati.
Setelah film dirilis, Duta Indonesia Untuk Unesco dalam bidang pendidikan ini juga masih harus berjuang melepas karakter Tjoet Nja' Dhien yang sudah melekat. Hingga 3 tahun lamanya, Christine bisa perlahan lepas dari karakter yang dibintanginya itu.
Saat itu, ia mempelajari karakter Tjoet Nja' Dhien dari 30 buku berbahasa Indonesia dan Belanda yang diberikan oleh sang sutradara, Eros Djarot. Istri Jeroen Lezer ini begitu mendalami karakter istri pahlawan Teuku Umar tersebut. Christine bahkan dulu tidak tegas tidur di hotel demi mencegah suasana mewah yang berbanding terbalik dengan kehidupan sang pahlawan.
"Karena apa? Tjoet Nja' Dhien melihat hutan, tanah, kegores kayu, terus aku tidur nyaman di hotel, nggak sinkron mood-nya," ujar Christine.
Film Tjoet Nja' Dhien telah direstorasi di Belanda. Eros Djarot mengatakan, film Tjoet' Nja Dhien direstorasi pemerintah Belanda dengan dana hingga Rp3 miliar. Film ini menceritakan perjuangan wanita Aceh untuk bisa lepas dari penjajahan Belanda.
Sosoknya pun turun tangan mengusir penjajah dari Belanda untuk melanjutkan perjuangan suaminya yang telah terbunuh. Pada usia senjanya, ia mulai sakit-sakitan dan akhirnya salah satu kaki tangan membocorkan keberadaan Tjoet Nja' Dhien. Pasukan Belanda menangkapnya dan mengasingkannya ke Sumedang hingga akhir hayat.
(dra)