Christine Hakim Rela Tidur Dua Minggu di Pelosok Desa

Kamis, 31 Maret 2016 - 14:25 WIB
Christine Hakim Rela Tidur Dua Minggu di Pelosok Desa
Christine Hakim Rela Tidur Dua Minggu di Pelosok Desa
A A A
YOGYAKARTA - Potensi wisata yang luar biasa di Kabupaten Gunungkidul ternyata juga dilirik oleh produser film. Di kabupaten yang kini juga dikenal dengan budaya dan kehidupan pedesaan yang masih alami ini menjadi salah satu daya tarik para sineas untuk membuat kreasi film dengan latar kehidupan desa di Gunungkidul.

Seperti halnya sebuah film yang disutradarai Amin Ishaq, Surga Yang Terluka, yang dibintangi artis senior Christine Hakim dan juga pemain muda berbakat Marzela Febriani.

Spot-spot desa seperti dusun Gunung Gambar, Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, kemudian desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk menjadi latar dari sebuah film yang menggugah dimensi sosial tentang kerinduan ibu terhadap anak anaknya dan juga perjuangan ibu yang menjadi single parent untuk bisa membesarkan anak-anaknya hingga sukses tersebut.

Namun sayang, sang ibu yang rindu terhadap anak-anaknya tidak bisa bertemu karena kesibukan dua anaknya yang sudah suskes menjadi dokter dan pilot. Uang yang dikirimkan anak anaknya, tidak bisa mengobati kerinduan seorang ibu yang telah berjuang semenjak ditinggal suaminya.

Christine Hakim (kiri) saat syuting film Surga Yang Terluka di Gunungkidul, Yogyakarta. (Foto: Koran Sindo/Suharjono)

Sosok Hartini yang dimainkan oleh Christine Hakim pun menjadi figur sentral dalam film dengan produser Abdullah Fais Alkhaf di bawah bendera Onasis Media Entertainment (OMI) sebagai rumah produksi film ini. Sosok kuat Hartini ditampilkan sebagai seorang janda yang harus membesarkan anak-anaknya dengan menjadi penjual pecel di dusun Gunung Gambar.

Sebagai single parent, semangat untuk menjadikan tiga anaknya anaknya sukses pun dilakukan. Hingga dua anaknya masing-masing Gendis yang diperankan Meriza Febriyani menjadi dokter dan satu lagi anaknya Banyu menjadi Pilot. Sedangkan anak kecilnya Satrio menemaninya di desa.

Untuk bisa masuk dalam karakter tokoh ini, artis yang pernah mendapatkan beberapa piala citra ini pun rela tidak menginap di hotel. Namun Chirstine Hakim tidur di sebuah rumah sederhana dengan lantai tanah yang juga digunakan sebagai rumah dalam syuting film.

“Ibu Christine Hakim, tidak mau tidur di hotel jadi sejak kita tiba tanggal 17 Maret lalu kita langsung tidur di rumah ini hingga saat ini (kemarin), beliau ingin mendekatkan dengan tokoh yang diperankan,” tutur sutradara film Surga Yang Terluka, Amin Ishaq.

Menurutnya, pegambilan latar film di Gunungkdul ini bukanlah kebetulan dan tanpa alasan. Dari referensi yang didapatkan, ternyata Gunungkidul memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Masih banyak kesenian yang belum terangkat sehingga dijadikan sebuah latar cerita yang ditulis oleh Heny Purba ini.

“Di sini ada kesenian wayang Panji dan juga jathilan, ini sangat menarik, dan kita ingin sesuatu yang nyata, di sini ada dusun Gunung Gambar, rumahnya juga bisa dicek ada, di sini ada jathilan, ada perajin topengnya, semua ada di Gunungkidul ini,” tandasnya.

Sementara Meriza Febriyani mengaku tertantang dengan peran Gendis dalam cerita ini. Diapun mengaku harus mengadopsi bahasa Indonesia dialek orang Gunungkidul untuk bisa masuk dalam sebuah suasana.

“Saya banyak belajar dari ibu (Christine Hakim) apalagi saya memerankan anak SMA saat sekolah di SMA Patuk, dan ini sangat menantang, dengan kehidupan desa di sini,” kata Meriza.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5666 seconds (0.1#10.140)