Proses Menyusu pada Bayi Pengaruhi Perkembangan Organ di Area Mulut

Minggu, 30 Mei 2021 - 07:57 WIB
loading...
Proses Menyusu pada Bayi Pengaruhi Perkembangan Organ di Area Mulut
Foto Ilustrasi/The Sun
A A A
JAKARTA - Pertumbuhan dan perkembangan area wajah, rahang, serta mulut (orofacial) bayi sangat dipengaruhi oleh fase menyusui. Menyusu memungkinkan rahang bayi yang masih dalam proses perkembangan terbentuk menjadi lebih baik.

Pada fase menyusu, bayi belajar proses mengisap dan menelan. Menyusu juga dapat menstimulasi aktivitas otot-otot sekitar mulut dan lidah bayi, yang akan memengaruhi sistem pencernaan dan pernapasan si kecil.



Memberikan ASI secara langsung dari payudara ibu adalah yang terbaik buat bayi. Namun, karena alasan kesehatan, bisa jadi ketidakmampuan ibu memberikan air susu dan ibu yang bekerja di luar rumah menyebabkan dibutuhkannya alat bantu untuk memberikan air susu. Penggunaan botol menjadi salah satu pilihan dan solusi untuk masalah tersebut.

Dokter Gigi Anak dari Universitas Padjadjaran DR. drg. Eriska Riyanti, Sp. KGA (K) mengungkapkan, mekanisme mengisap bayi yang menyusu langsung dari ibu dengan bayi yang menggunakan botol susu berbeda.

Si Kecil yang minum susu menggunakan alat bantu sering kali terjadi risiko seperti tersedak, kembung, hingga maloklusi (gangguan pertumbuhan gigi dan rahang yang terjadi pada anak). Hal ini karena bentuk dot yang tidak tepat, posisi bayi menyusu, kesiapan bayi menerima aliran susu, dan intensitas mengisap dot.

"Ada temuan fakta bahwa anak yang tidak mendapat ASI atau tidak menyusu langsung dari ibunya cenderung mengalami tingkat keparahan maloklusi lebih tinggi dibandingkan anak yang mendapat ASI atau menyusu langsung," kata drg. Eriska dalam jumpa pers virtual yang digelar Baby HUKI, belum lama ini.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Departemen Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran pada 2020 mengungkapkan bahwa risiko atau masalah yang kerap timbul dari penggunaan dot, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dapat dicegah dengan dot yang dikembangkan sesuai prinsip fisiologis yang mendukung ritmik isap, yaitu dot orthodontic.

“Dot yang didesain secara fisiologis akan memfasilitasi pergerakan lidah ke depan dan ke atas pada daerah permukaan datar dot. Aliran air susu tidak akan otomatis mengalir ke tenggorokan, bila tidak terjadi gerakan mengisap karena adanya aktivitas otot-otot lidah, pipi, dan bibir. Mekanisme tersebut tidak membuat si kecil tersedak. Dot yang didesain secara fisiologis memperlihatkan adaptasi yang baik terhadap organ-organ dan mekanisme fisiologi mengisap,” ungkap drg. Eriska, yang juga menjadi ketua peneliti.

Terkait hal itu, Baby HUKI telah menghadirkan dot orthodontic sebagai salah satu solusi pendukung ASI. Dot orthodontic ini adalah satu-satunya yang memiliki hak paten merek orthodontic di Indonesia dan sudah bersertifikasi halal, sehingga si kecil dapat minum susu dengan nyaman dan tidak mudah tersedak.

“Dot Baby HUKI mendukung ritmik isap dan lebih baik dari standar dot. Cara kerja dot Baby HUKI menyerupai puting payudara ibu yang membuat si kecil nyaman saat menggunakannya serta dapat membantu pertumbuhan gigi dan gusi si Kecil,” ujar Franciska Puspa Julia, Business Unit Director Baby HUKI.



Dot orthodontic ini tidak membuat si kecil tersedak, kembung, ataupun merusak struktur gigi. Dengan bentuk pipih dan posisi lubang di tengah permukaan membuat aliran susu tidak menembak langsung ke tenggorokan dan air tidak keluar saat tak dihisap, sehingga si kecil bebas dari tersedak, antikolik, sekaligus tidak bingung puting saat menyusu.

Dot orthodontic juga didesain sesuai dengan bentuk mulut bayi sehingga dapat menunjang serta merangsang pertumbuhan rahang dan gusi si kecil.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2843 seconds (0.1#10.140)