Inovasi Mengatasi Perubahan Iklim Melalui Teknologi

Jum'at, 04 Juni 2021 - 20:36 WIB
loading...
Inovasi Mengatasi Perubahan...
Individu dapat mendorong perubahan melalui inovasi digital. / Foto: ilustrasi/ist
A A A
JAKARTA - Empat tim dari Indonesia dan Malaysia muncul sebagai pemenang pada Climate Hack 2021 perdana yang diadakan Singapore International Foundation (SIF), sebuah hackathon virtual yang memanfaatkan teknologi dan jaringan internasional untuk berinovasi demi perubahan iklim .

Baca juga: Live Streaming Pertandingan Sepak Bola Gratis No Ribet

Program yang diselenggarakan SIF dengan menggandeng perusahaan sosial Code For Asia (CFA) itu menerima 46 prototipe digital dari tim di seluruh Asia yang merancang solusi untuk mengatasi perubahan iklim. Sembilan tim dari lima negara berhasil mencapai babak final yang dinamakan Demo Day.

Mereka mempresentasikan ide, solusi, dan prototipe mereka, yang mencakup bidang-bidang seperti keanekaragaman hayati, energi, ketahanan pangan , limbah, dan kehidupan berkelanjutan, kepada panel juri yang mengevaluasi dampak dan inovasi.

Tim-tim yang berhasil ke luar sebagai pemenang di antaranya Not Samsan Tech dari Indonesia sebagai juara pertama, dan diikuti MarhaEnergy Team (Malaysia), WasteBuster (Malaysia), Gold Digger (Indonesia) sebagai pilihan juri, dan WasteBuster (Malaysia) sebagai pilihan masyarakat.

Tim yang terpilih sebelumnya telah dibimbing pengusaha, desainer, developers, dan pakar iklim untuk menyempurnakan dan mempertajam ide-ide mereka sebelum membuat presentasi terakhir.

Demo Day merupakan puncak dari program peningkatan keterampilan digital selama tiga bulan yang dirancang untuk menyatukan peserta dari berbagai latar belakang untuk memanfaatkan teknologi, berkolaborasi, dan menemukan solusi untuk mengatasi perubahan iklim. Dari Maret hingga Mei 2021, sekitar 500 peserta dari 16 negara di Asia mendaftar untuk mempelajari keterampilan digital, seperti pemikiran desain, UX / UI dan coding, bertukar pikiran, dan mengembangkan solusi untuk meningkatkan ketahanan iklim.

SIF's Executive Director, Jean Tan mengatakan, pandemi Covid-19 telah mempercepat adopsi global teknologi digital, di mana orang-orang mencari jalan di tengah penutupan pembatasan dan kondisi yang mengharuskan mereka untuk menjaga jarak aman agar tetap terhubung.

"Pada saat yang sama, perubahan iklim -serupa dengan pengendalian penyakit menular seperti COVID-19 dan masalah lain yang menyebar lintas batas dengan konsekuensi global- hanya dapat ditangani secara efektif melalui kerja sama internasional," ujar Jean Tan dalam keterangan persnya, Jumat (4/6).

Berdasarkan hal tersebut, kata Jean Tan, pihaknya menyelenggarakan Climate Hack 2021 yang memanfaatkan teknologi dan jaringan internasional untuk bekerja sama dalam mengatasi iklim.

Pada saat yang sama, salah satu pendiri CFA, Enjiao Chen menambahkan, CFA yakin bahwa individu dapat mendorong perubahan melalui inovasi digital yang mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan membangun masa depan yang lebih baik.

"Keberhasilan program ini menunjukkan minat terhadap keterampilan digital untuk mengatasi tantangan global. Saya yakin solusi yang disampaikan hari ini memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif di wilayah ini dan saya berharap dapat melihat hasilnya," tuturnya.

Baca juga: Ngulik Cerita Bassist Cantik: Awalnya Kepaksa Jadi Suka!

Sementara itu, pihak pemenang, Dharmawan Santosa dari Not Samsan Tech sangat bangga menjadi salah satu pemenang Climate Hack 2021. "Program ini benar-benar memberikan pengalaman yang berharga bagi tim kami. Peralatan digital serta bimbingan pelatih dan mentor memungkinkan kami untuk melihat kebutuhan yang ingin kami penuhi dalam sudut pandang yang baru dan berbeda," paparnya.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1550 seconds (0.1#10.140)