Merasakan Pantai 'Ala' Bali di Yogya? Yuk, Ke Pantai Ngobaran!
loading...
A
A
A
Kangen liburan ke pantai di Bali? Tapi kondisi pandemi belum memungkinkan untuk Anda bepergian? Jangan khawatir, karena ada pantai di daerah Yogyakarta ini bisa melepaskan kerinduan untuk berlibur ke Bali, yakni Pantai Ngobaran.
Yup, Pantai Ngobaran sering dijuluki Bali of Java, Pura Uluwatunya Yogyakarta atau pantai rasa Bali di daerah istimewa tersebut. Hal ini dikarenakan Pantai Ngobaran berada di antara tebing-tebing dan memiliki pura di dalamnya.
Pantai Ngobaran mungkin tidak setenar dengan pantai-pantai lain di Yogya, namun pesonanya tidak bisa dilewatkan begitu saja. Pantai Ngobaran terletak di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Jika ditempuh dari pusat kota Yogyakarta, akan memakan waktu 1,5 hingga 2 jam dengan jarak tempuh 65 km. Saat ini sudah cukup banyak penanda arah untuk mengunjungi Pantai Ngobaran ini.
Dikutip dari visitingjogja, ssal muasal kata ‘Ngobaran’ ini berkaitan dengan sejarah zaman dahulu, pada zaman Kerajaan Majapahit. Dikisahkan Raja Brawijaya V yang memimpin Kerajaan Majapahit dipojokkan oleh putranya, Raden Patah yang memimpin Kerajaan Demak. Raja Brawijaya V kemudian melarikan diri hingga ke pesisir pantai ini. Karena tidak ingin melawan anaknya sendiri, Raja Brawijaya V melakukan ritual muksa, yaitu pembakaran diri. Kobaran api dari ritual muksa tersebutlah yang menjadi asal nama ‘Ngobaran’ untuk pantai ini. Walau kisah tersebut masih diragukan oleh warga setempat, sebab setelah ritual tersebut, ditemukan tulang anjing bukan tulang Raja Brawijaya V. (Baca juga : Menjelajahi Kecantikan Desa Adat Terindah Di Indonesia )
Yang menjadi daya tarik Pantai Ngobaran ini adalah nuansa budaya dan agama yang sangat kental. Pada tahun 2003, dibangun prasasti gapura dan patung dewa khas Hindu untuk memperingati Raja Brawijaya V, yang kemudian diresmikan pada tahun 2004. Pengunjung juga dapat menemukan patung Dewa Wisnu yang menaiki Garuda yang menghadap ke sisi laut.
Pada sisi kiri prasasti tersebut, ada joglo yang digunakan untuk ibadah aliran Kejawan. Aliran Kejawan ini merujuk pada putra Raja Brawijaya V, Bondan Kejawan. Di depan Joglo, dapat ditemukan Pura Segawa Wukir, yang menjadi ikon dari Pantai Ngobaran ini. Pura Segawa Wukir dipercayai sebagai tempat pelaksanaan ritual muksa atau pembakaran diri Raja Brawijaya V. Tidak sampai situ saja, ada satu lagi tempat ibadah, yaitu masjid yang berukuran 3×4 meter. Uniknya masjid ini menghadap laut, bukan menghadap barat seperti masjid biasanya. Namun, jika pengunjung ingin beribadah di sini, sudah diberikan arah kiblat yang benar.
Dengan adanya beragam tempat ibadah dalam satu tempat, menandakan keharmonisan penduduk sekitar saat beribadah. Bahkan beberapa kali upacara adat seperti upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi dan upacara Galungan dilaksanakan di Pantai Ngobaran. Di hari tertentu juga ada ritual ibadah yang dilakukan oleh aliran Kejawan.
Selain nuansa agama dan budayanya, Pantai Ngobaran juga memiliki pemandangan eksotis pantai yang indah. Bila air tengah surut, pengunjung bisa melihat hamparan rumput laut dan alga sepanjang pantai. Dengan surutnya air laut, pengunjung dapat melihat biota laut seperti lobster, kerang dan lainnya yang bersembunyi di balik karang-karang. Hasil laut inilah yang biasanya dicari penduduk sekitar untuk dijual di pasar. (Baca juga : Puncak Eurad, Tempat Eksotis Untuk 'Ngecas' Diri )
Pantai Ngobaran juga memberikan spot foto yang luar biasa keren. Dari latar belakang tebing atau lautan, bangunan pura hingga pesisir pantai dengan batuan karang. Karena ombaknya cukup kencang, tidak disarankan untuk berenang di Pantai Ngobaran. Namun, pengunjung bisa menikmati matahari tenggelam yang sungguh mengagumkan. Pancaran sinar mentari berwarna jingga terpantul indah di air laut yang begitu jernih.
Jikalau lapar, bisa mencoba kuliner laut dari Pantai Ngobaran yang enak. Terutama landak laut atau sea urchin, yang bila di restoran, landak laut ini dihargai mahal, namun tidak di Pantai Ngobaran. Hanya bermodalkan Rp10.000, pengunjung bisa merasakan landak laut goreng yang begitu gurih. Tak lupa keripik rumput laut yang renyah.
Tiket masuk ke Pantai Ngobaran hanya Rp5.000 per orang. Sedangkan untuk parkir dihargai Rp3.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk mobil. Fasilitas yang ada di sini cukup lengkap dari parkir yang luas, tempat makan hingga toilet. Dengan eksotisme pantai dan nuansa budaya yang kental, pantas saja banyak orang yang tertarik mengunjungi Pantai Ngobaran.
Jadi mau liburan ke pantai ala Bali ini? Yuk, agendakan ke sana!
Yup, Pantai Ngobaran sering dijuluki Bali of Java, Pura Uluwatunya Yogyakarta atau pantai rasa Bali di daerah istimewa tersebut. Hal ini dikarenakan Pantai Ngobaran berada di antara tebing-tebing dan memiliki pura di dalamnya.
Pantai Ngobaran mungkin tidak setenar dengan pantai-pantai lain di Yogya, namun pesonanya tidak bisa dilewatkan begitu saja. Pantai Ngobaran terletak di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Jika ditempuh dari pusat kota Yogyakarta, akan memakan waktu 1,5 hingga 2 jam dengan jarak tempuh 65 km. Saat ini sudah cukup banyak penanda arah untuk mengunjungi Pantai Ngobaran ini.
Dikutip dari visitingjogja, ssal muasal kata ‘Ngobaran’ ini berkaitan dengan sejarah zaman dahulu, pada zaman Kerajaan Majapahit. Dikisahkan Raja Brawijaya V yang memimpin Kerajaan Majapahit dipojokkan oleh putranya, Raden Patah yang memimpin Kerajaan Demak. Raja Brawijaya V kemudian melarikan diri hingga ke pesisir pantai ini. Karena tidak ingin melawan anaknya sendiri, Raja Brawijaya V melakukan ritual muksa, yaitu pembakaran diri. Kobaran api dari ritual muksa tersebutlah yang menjadi asal nama ‘Ngobaran’ untuk pantai ini. Walau kisah tersebut masih diragukan oleh warga setempat, sebab setelah ritual tersebut, ditemukan tulang anjing bukan tulang Raja Brawijaya V. (Baca juga : Menjelajahi Kecantikan Desa Adat Terindah Di Indonesia )
Yang menjadi daya tarik Pantai Ngobaran ini adalah nuansa budaya dan agama yang sangat kental. Pada tahun 2003, dibangun prasasti gapura dan patung dewa khas Hindu untuk memperingati Raja Brawijaya V, yang kemudian diresmikan pada tahun 2004. Pengunjung juga dapat menemukan patung Dewa Wisnu yang menaiki Garuda yang menghadap ke sisi laut.
Pada sisi kiri prasasti tersebut, ada joglo yang digunakan untuk ibadah aliran Kejawan. Aliran Kejawan ini merujuk pada putra Raja Brawijaya V, Bondan Kejawan. Di depan Joglo, dapat ditemukan Pura Segawa Wukir, yang menjadi ikon dari Pantai Ngobaran ini. Pura Segawa Wukir dipercayai sebagai tempat pelaksanaan ritual muksa atau pembakaran diri Raja Brawijaya V. Tidak sampai situ saja, ada satu lagi tempat ibadah, yaitu masjid yang berukuran 3×4 meter. Uniknya masjid ini menghadap laut, bukan menghadap barat seperti masjid biasanya. Namun, jika pengunjung ingin beribadah di sini, sudah diberikan arah kiblat yang benar.
Dengan adanya beragam tempat ibadah dalam satu tempat, menandakan keharmonisan penduduk sekitar saat beribadah. Bahkan beberapa kali upacara adat seperti upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi dan upacara Galungan dilaksanakan di Pantai Ngobaran. Di hari tertentu juga ada ritual ibadah yang dilakukan oleh aliran Kejawan.
Selain nuansa agama dan budayanya, Pantai Ngobaran juga memiliki pemandangan eksotis pantai yang indah. Bila air tengah surut, pengunjung bisa melihat hamparan rumput laut dan alga sepanjang pantai. Dengan surutnya air laut, pengunjung dapat melihat biota laut seperti lobster, kerang dan lainnya yang bersembunyi di balik karang-karang. Hasil laut inilah yang biasanya dicari penduduk sekitar untuk dijual di pasar. (Baca juga : Puncak Eurad, Tempat Eksotis Untuk 'Ngecas' Diri )
Pantai Ngobaran juga memberikan spot foto yang luar biasa keren. Dari latar belakang tebing atau lautan, bangunan pura hingga pesisir pantai dengan batuan karang. Karena ombaknya cukup kencang, tidak disarankan untuk berenang di Pantai Ngobaran. Namun, pengunjung bisa menikmati matahari tenggelam yang sungguh mengagumkan. Pancaran sinar mentari berwarna jingga terpantul indah di air laut yang begitu jernih.
Jikalau lapar, bisa mencoba kuliner laut dari Pantai Ngobaran yang enak. Terutama landak laut atau sea urchin, yang bila di restoran, landak laut ini dihargai mahal, namun tidak di Pantai Ngobaran. Hanya bermodalkan Rp10.000, pengunjung bisa merasakan landak laut goreng yang begitu gurih. Tak lupa keripik rumput laut yang renyah.
Tiket masuk ke Pantai Ngobaran hanya Rp5.000 per orang. Sedangkan untuk parkir dihargai Rp3.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk mobil. Fasilitas yang ada di sini cukup lengkap dari parkir yang luas, tempat makan hingga toilet. Dengan eksotisme pantai dan nuansa budaya yang kental, pantas saja banyak orang yang tertarik mengunjungi Pantai Ngobaran.
Jadi mau liburan ke pantai ala Bali ini? Yuk, agendakan ke sana!
(wid)