Pertama di Tanah Air, Film Dengar Ditayangkan Melalui Zoom
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gambar Hidoep Sinema menggandeng Asosiasi Desa Kreatif Indonesia (SDKI) dan Tiket.com untuk memproduksi film berjudul Dengar. Film interaktif karya sutradara Alvin Rizky Ismail dan penulis skenario Ucup Mokoginta ini dibuat untuk menjawab tantangan insan perfilman Indonesia dalam berkarya dan mengembangkan potensi ekonomi kreatif terutama peningkatan ekonomi wisata serta pemberdayaan masyarakat desa.
Baca juga: Podcast Aplikasi Sayang Eps.3 Cewek Cantik Gak Akan Kesulitan Dapet Cowok
Menurut Alvin Rizky, produksi film Dengar tetap harus mengikuti protokol kesehatan , tidak melibatkan banyak orang, dan syuting di luar ruangan dilakukan malam hari sehingga tidak mengundang kerumunan. Meski disaksikan dari rumah, film ini tetap menyuguhkan kisah yang menarik bagi penonton.
Alvin, yang juga Founder Story Digilive, menuturkan bahwa proses casting dan rapat produksi dilakukan melalui Zoom meeting. Meski ini menjadi yang pertama di Tanah Air, menggunakan Zoom untuk produksi film pernah dieksekusi oleh film maker indie di Amerika Serikat. Alvin kemudian mengembangkan ide ini dengan berencana melakukan pemutaran film melalui media Zoom dan melibatkan penonton di rumah untuk berinteraksi dengan pemainnya.
"Karena pemutaran film akan dilakukan lewat Zoom, itu conference, membuat film bener digabung sesi live streaming, jadi pemeran kita selain di-record secara sinematografi, pemeran kita akan stand by di studio dengan set film sama. Artinya kalau penonton tiba-tiba disapa pemain itu enggak akan menyangka dan tentunya interaksi yang terjadi akan menarik sekali," paparnya di sela-sela jumpa pers di bilangan Tebet, Jakarta, belum lama ini.
Alvin mengutarakan jika konsep interaktif seperti itu akan lebih seru apabila disuguhkan melalui genre horor. Versi interaktif rencananya akan bisa disaksikan melalui Zoom dengan pemutaran terbatas bagi 2.000 orang saja. Masing-masing penonton nantinya akan mendapatkan e-sertifikat dari Gambar Hidoep Sinema.
"Memang sengaja dibuat eksklusif, 2.000 orang akan menjadi saksi pemutaran film interaktif pertama di Indonesia, itu sejarah. Meski tidak ada sesi interaktif, dalam pemutaran di tiket live ini justru kami akan berikan extended scene version yang tidak ada di versi interaktif. Jadi kalau menonton lagi pun tidak ada ruginya," tuturnya.
Ketua Asosiasi Desa Kreatif Indonesia (ADKI), Fikri El Aziz mengatakan, pihaknya berencana untuk mendorong ke depan 1 desa 1 film. Di mana setelah film ini berlangsung akan dibuat series di setiap desa. "Jadi rencana kita dari ADKI kerjasama film Dengar nanti akan membuat film ini di desa-desa kreatif lain yang mana konsepnya melibatkan penduduk desa sebagai kru dan cast-nya. Jadi gol kita adalah lapangan kerja bagaimana bisa memperkuat ekonomi kreatif menumbuhkan lapangan kerja di desa desa kreatif," jelas Fikri.
"Film Dengar genrenya film horor dan base-nya di kampung kayak Pengabdi Setan dan horor lain memang dan rumahnya jadi paket destinasi wisata. Kita tawarkan 5 destinasi super prioritas sebagai program unggulan Presiden Joko Widodo, yakni Desa Kreatif Danau Toba, Desa kreatif Borobudur, Desa Kreatif Mandalika, Desa Kreatif Labuan Bajo dan Kupang," ucapnya.
Baca juga: Rilis Ulang Lagu Viral Binibini, Zack Tabudlo Berkolaborasi dengan James TW
Film Dengar sendiri berkisah tentang petualangan penuh misteri yang dialami Risty Rizman, seorang gadis yang mendapatkan anugerah bisa mendengarkan suara arwah orang yang sudah meninggal. Kemampuan ini dia dapat saat masih duduk di bangku kelas 3 SMA.
Baca juga: Podcast Aplikasi Sayang Eps.3 Cewek Cantik Gak Akan Kesulitan Dapet Cowok
Menurut Alvin Rizky, produksi film Dengar tetap harus mengikuti protokol kesehatan , tidak melibatkan banyak orang, dan syuting di luar ruangan dilakukan malam hari sehingga tidak mengundang kerumunan. Meski disaksikan dari rumah, film ini tetap menyuguhkan kisah yang menarik bagi penonton.
Alvin, yang juga Founder Story Digilive, menuturkan bahwa proses casting dan rapat produksi dilakukan melalui Zoom meeting. Meski ini menjadi yang pertama di Tanah Air, menggunakan Zoom untuk produksi film pernah dieksekusi oleh film maker indie di Amerika Serikat. Alvin kemudian mengembangkan ide ini dengan berencana melakukan pemutaran film melalui media Zoom dan melibatkan penonton di rumah untuk berinteraksi dengan pemainnya.
"Karena pemutaran film akan dilakukan lewat Zoom, itu conference, membuat film bener digabung sesi live streaming, jadi pemeran kita selain di-record secara sinematografi, pemeran kita akan stand by di studio dengan set film sama. Artinya kalau penonton tiba-tiba disapa pemain itu enggak akan menyangka dan tentunya interaksi yang terjadi akan menarik sekali," paparnya di sela-sela jumpa pers di bilangan Tebet, Jakarta, belum lama ini.
Alvin mengutarakan jika konsep interaktif seperti itu akan lebih seru apabila disuguhkan melalui genre horor. Versi interaktif rencananya akan bisa disaksikan melalui Zoom dengan pemutaran terbatas bagi 2.000 orang saja. Masing-masing penonton nantinya akan mendapatkan e-sertifikat dari Gambar Hidoep Sinema.
"Memang sengaja dibuat eksklusif, 2.000 orang akan menjadi saksi pemutaran film interaktif pertama di Indonesia, itu sejarah. Meski tidak ada sesi interaktif, dalam pemutaran di tiket live ini justru kami akan berikan extended scene version yang tidak ada di versi interaktif. Jadi kalau menonton lagi pun tidak ada ruginya," tuturnya.
Ketua Asosiasi Desa Kreatif Indonesia (ADKI), Fikri El Aziz mengatakan, pihaknya berencana untuk mendorong ke depan 1 desa 1 film. Di mana setelah film ini berlangsung akan dibuat series di setiap desa. "Jadi rencana kita dari ADKI kerjasama film Dengar nanti akan membuat film ini di desa-desa kreatif lain yang mana konsepnya melibatkan penduduk desa sebagai kru dan cast-nya. Jadi gol kita adalah lapangan kerja bagaimana bisa memperkuat ekonomi kreatif menumbuhkan lapangan kerja di desa desa kreatif," jelas Fikri.
"Film Dengar genrenya film horor dan base-nya di kampung kayak Pengabdi Setan dan horor lain memang dan rumahnya jadi paket destinasi wisata. Kita tawarkan 5 destinasi super prioritas sebagai program unggulan Presiden Joko Widodo, yakni Desa Kreatif Danau Toba, Desa kreatif Borobudur, Desa Kreatif Mandalika, Desa Kreatif Labuan Bajo dan Kupang," ucapnya.
Baca juga: Rilis Ulang Lagu Viral Binibini, Zack Tabudlo Berkolaborasi dengan James TW
Film Dengar sendiri berkisah tentang petualangan penuh misteri yang dialami Risty Rizman, seorang gadis yang mendapatkan anugerah bisa mendengarkan suara arwah orang yang sudah meninggal. Kemampuan ini dia dapat saat masih duduk di bangku kelas 3 SMA.
(nug)