AstraZeneca Gagal Kembangkan Koktail Antibodi Untuk Cegah Covid-19

Rabu, 16 Juni 2021 - 10:48 WIB
loading...
AstraZeneca Gagal Kembangkan...
Koktail Antibodi AstraZeneca belum efektif cegah Covid-19. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Koktail antibodi AstraZeneca yang kini tengah dikembangkan dinyatakan kurang efektif mencegah Covid-19. Hasil studi menunjukan, koktail antibodi tersebut hanya 33 persen efektif mencegah Covid-19.Perlu ditekankan di sini, koktail antibodi AstraZeneca ini berbeda dengan vaksinnya yang bahkan terbukti 90% mencegah varian Delta yang kini menghantui banyak negara, termasuk Indonesia.

Uji coba terhadap 1.121 sukarelawan dewasa bertujuan melihat apakah koktail antibodi ini dapat melindungi orang yang baru saja kontak dengan virus SARS-CoV2 seperti di panti jompo. Perusahaan mengatakan sedang menjalankan studi lain tentang obat yang dapat membantu mengklarifikasi temuan ini.

"Hasil ini merupakan pukulan berat bagi AstraZeneca karena koktail antibodi buatan mereka digadang-gadang akan sesukses vaksin Covid-19. Terlebih, perusahaan GlaxoSmithKline Plc berhasil menciptakan koktail antibodi yang kini telah disetujui untuk orang berisiko terkena penyakit parah atau tidak dapat divaksin," terang laporan Live Mint, Rabu (16/6/2021).

Baca Juga : Cegah Varian Delta India Ngamuk di RI, Jokowi Diminta Lockdown Besar-besaran

Jadi, bagaimana studi berjalan?

Penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, menunjukkan hasil 23 sukarelawan yang mendapat koktail AZD7442 mengembangkan gejala Covid-19 setelah terpapar penyakit, dibandingkan dengan 17 kasus pada kelompok plasebo.

Dua kali lebih banyak peserta mendapat antibodi, tetapi perbedaan antara kedua kelompok tidak dianggap signifikan secara statistik. Koktail ditoleransi dengan baik oleh para peserta.

Data lain yang diungkap perusahaan adalah semua peserta uji telah terpapar Covid-19 dalam delapan hari terakhir. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa terapi koktail antibodi ini memiliki beberapa efek pencegahan.

"Sukarelawan yang terinfeksi hingga seminggu setelah mengonsumsi antibodi memiliki kemungkinan 51 persen lebih kecil untuk mengembangkan gejala," kata perusahaan itu. Itu naik menjadi 92 persen jika pasien tidak mencatat infeksi sampai lebih dari seminggu setelah injeksi. Semua peserta memiliki tes antibodi negatif ketika diberi dosis untuk mengecualikan infeksi sebelumnya.

"Hasilnya menunjukkan koktail itu mungkin berguna dalam mencegah gejala Covid-19 pada individu yang belum terinfeksi," kata Myron Levin, peneliti utama studi tersebut dan profesor kedokteran di University of Colorado. "Masih ada kebutuhan yang signifikan untuk pencegahan dan ini jadi pilihan pengobatan untuk populasi tertentu," tambahnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2136 seconds (0.1#10.140)