Program Hamil Bayi Tabung Miliki Kemungkinan Berhasil Paling Tinggi
loading...
A
A
A
PADANG - Teknologi kedokteran yang semakin canggih memungkinkan pasangan suami istri yang sulit memiliki anak melalui kehamilan normal untuk mewujudkan keinginan tersebut melalui program hamil . Salah satunya melalui metode bayi tabung , yang angka keberhasilannya paling tinggi di antara program kehamilan berbantu lain.
Bayi tabung adalah teknik reproduksi berbantu atau rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur matang dengan sperma di luar tubuh manusia (in vitro fertilization/IVF). Kemudian setelah terjadi pembuahan, sejumlah 2-3 embrio akan ditanam kembali ke rahim istri.
Data penelitian menunjukkan, angka keberhasilan bayi tabung mencapai 30%-40%, paling tinggi di antara program kehamilan berbantu lain seperti penggunaan obat-obatan dan inseminasi. Kini, dengan perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran, pasangan suami istri yang mengalami infertilitas masih berkesempatan untuk hamil dan punya anak dengan menjalani program tersebut.
Infertilitas sendiri, menurut Spesialis Kebidanan dan Kandungan -Fertilitas Endokrinologi Reproduksi- Morula IVF dr. Haviz Yuad, SpOG, KFER, merupakan ketidakmampuan pasangan untuk hamil sekurang-kurangnya satu tahun berhubungan seksual teratur tanpa kontrasepsi.
"Penyebabnya bisa macam-macam, mulai dari gaya hidup, menstruasi tidak teratur, hingga penyakit infeksi," kata dr. Haviz dalam acara Fertility Talk Morula IVF bertema "Infertilitas dan Peranan Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) Bayi Tabung/IVF" sebagai rangkaian dari Morula Fertility Fest 2021 di Padang, Minggu (20/6).
Siklus haid, terang dr. Haviz, dikatakan normal apabila berlangsung antara 24 hingga 35 hari. Ada pun periode menstruasi, umumnya berlangsung antara empat sampai tujuh hari atau maksimal sepuluh hari.
Untuk beberapa kasus infertilitas, teknologi bayi tabung dikenal sebagai salah satu upaya program kehamilan yang dapat membantu pasangan mendapatkan keturunan. Bayi tabung kini semakin diminati oleh mereka yang merencanakan kehamilan, namun memiliki kendala gangguan kesuburan atau infertilitas.
Kehadiran beragam teknologi canggih sangat bermanfaat untuk memaksimalkan peluang keberhasilan program bayi tabung. Namun demikian, faktor lain juga amat menentukan kesuksesan bayi tabung, yakni usia si calon ibu.
Menurut Spesialis Kebidanan dan Kandungan -Fertilitas Endokrinologi Reproduks- Morula IVF Padang dr. Dedy Hendru, SpOG. KFER, sebaiknya wanita tidak menunda kehamilan. Hal itu berhubungan dengan tingkat kesuburan calon ibu.
Kehamilan yang ditunda, khususnya pada usia tertentu, tidak disarankan. Kondisi tersebut berkaitan dengan jumlah sel telur di rahim yang berperan besar dalam proses kehamilan. "Usia terbaik wanita adalah di bawah 38 tahun, semua tergantung usia. Kalau menunda kehamilan justru jumlah sel telur makin sedikit," kata dr. Dedy.
Dalam rangka ulang tahun yang ke-23, Morula IVF Indonesia coba mengangkat program bayi tabung ini dengan tema "1 Ikhtiar 1 Pohon". Tema tersebut mengandung makna filosofi tersendiri.
"Penanaman pohon merupakan gambaran bagian dari kehidupan di mana jika dari awal sudah dipersiapkan dengan baik, bibit-bibit yang bagus ini akan menjadi keturunan yang baik,” kata President Director Morula IVF Indonesia dr. Ivan Rizal Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, MMIS, Sp.OG melalui siaran resminya.
Dengan mengangkat filosofi tersebut, Morula IVF ingin turut berjuang demi mewujudkan mimpi pasangan dengan berikhtiar mempersiapkan yang terbaik sejak awal proses hingga saatnya pasutri bisa menggendong buah hati.
Program "1 Ikhtiar 1 Pohon" menjadi perhatian Morula pada ekosistem kehidupan yang saling berkaitan, yakni setiap satu pasangan yang melakukan ikhtiar lewat program IVF akan menjadi satu kebaikan bagi lingkungan melalui penanaman satu pohon. Program ini dilakukan sebagai wujud nyata komitmen Morula IVF Indonesia untuk menjaga ekosistem kehidupan bagi masa depan generasi Indonesia.
Bayi tabung adalah teknik reproduksi berbantu atau rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur matang dengan sperma di luar tubuh manusia (in vitro fertilization/IVF). Kemudian setelah terjadi pembuahan, sejumlah 2-3 embrio akan ditanam kembali ke rahim istri.
Data penelitian menunjukkan, angka keberhasilan bayi tabung mencapai 30%-40%, paling tinggi di antara program kehamilan berbantu lain seperti penggunaan obat-obatan dan inseminasi. Kini, dengan perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran, pasangan suami istri yang mengalami infertilitas masih berkesempatan untuk hamil dan punya anak dengan menjalani program tersebut.
Infertilitas sendiri, menurut Spesialis Kebidanan dan Kandungan -Fertilitas Endokrinologi Reproduksi- Morula IVF dr. Haviz Yuad, SpOG, KFER, merupakan ketidakmampuan pasangan untuk hamil sekurang-kurangnya satu tahun berhubungan seksual teratur tanpa kontrasepsi.
"Penyebabnya bisa macam-macam, mulai dari gaya hidup, menstruasi tidak teratur, hingga penyakit infeksi," kata dr. Haviz dalam acara Fertility Talk Morula IVF bertema "Infertilitas dan Peranan Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) Bayi Tabung/IVF" sebagai rangkaian dari Morula Fertility Fest 2021 di Padang, Minggu (20/6).
Siklus haid, terang dr. Haviz, dikatakan normal apabila berlangsung antara 24 hingga 35 hari. Ada pun periode menstruasi, umumnya berlangsung antara empat sampai tujuh hari atau maksimal sepuluh hari.
Untuk beberapa kasus infertilitas, teknologi bayi tabung dikenal sebagai salah satu upaya program kehamilan yang dapat membantu pasangan mendapatkan keturunan. Bayi tabung kini semakin diminati oleh mereka yang merencanakan kehamilan, namun memiliki kendala gangguan kesuburan atau infertilitas.
Kehadiran beragam teknologi canggih sangat bermanfaat untuk memaksimalkan peluang keberhasilan program bayi tabung. Namun demikian, faktor lain juga amat menentukan kesuksesan bayi tabung, yakni usia si calon ibu.
Menurut Spesialis Kebidanan dan Kandungan -Fertilitas Endokrinologi Reproduks- Morula IVF Padang dr. Dedy Hendru, SpOG. KFER, sebaiknya wanita tidak menunda kehamilan. Hal itu berhubungan dengan tingkat kesuburan calon ibu.
Kehamilan yang ditunda, khususnya pada usia tertentu, tidak disarankan. Kondisi tersebut berkaitan dengan jumlah sel telur di rahim yang berperan besar dalam proses kehamilan. "Usia terbaik wanita adalah di bawah 38 tahun, semua tergantung usia. Kalau menunda kehamilan justru jumlah sel telur makin sedikit," kata dr. Dedy.
Dalam rangka ulang tahun yang ke-23, Morula IVF Indonesia coba mengangkat program bayi tabung ini dengan tema "1 Ikhtiar 1 Pohon". Tema tersebut mengandung makna filosofi tersendiri.
"Penanaman pohon merupakan gambaran bagian dari kehidupan di mana jika dari awal sudah dipersiapkan dengan baik, bibit-bibit yang bagus ini akan menjadi keturunan yang baik,” kata President Director Morula IVF Indonesia dr. Ivan Rizal Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, MMIS, Sp.OG melalui siaran resminya.
Dengan mengangkat filosofi tersebut, Morula IVF ingin turut berjuang demi mewujudkan mimpi pasangan dengan berikhtiar mempersiapkan yang terbaik sejak awal proses hingga saatnya pasutri bisa menggendong buah hati.
Program "1 Ikhtiar 1 Pohon" menjadi perhatian Morula pada ekosistem kehidupan yang saling berkaitan, yakni setiap satu pasangan yang melakukan ikhtiar lewat program IVF akan menjadi satu kebaikan bagi lingkungan melalui penanaman satu pohon. Program ini dilakukan sebagai wujud nyata komitmen Morula IVF Indonesia untuk menjaga ekosistem kehidupan bagi masa depan generasi Indonesia.
(tsa)