Desa Sade, Tujuan Wisata di Lombok yang Unik dan Bernilai Budaya
loading...
A
A
A
MATARAM - Berlibur di Lombok, Nusa Tenggara Barat, sejatinya tak melulu soal keindahan pantai dan alamnya. Lombok juga menyimpan banyak kebudayaan yang unik, termasuk Desa Sade yang berada di kawasan Rembitan, Kecamatan Puju, Lombok Tengah.
Desa ini merupakan desa tradisional yang ditinggali oleh suku asli Lombok, Sasak. MNC Portal berkesempatan mengunjungi desa wisata tersebut saat media trip bersama tiket.com di Lombok pada 20 Juni kemarin.
Saat berkunjung ke sini, mata akan langsung disuguhi pemandangan rumah tradisional yang masih bertahan di antara bangunan modern di sekitarnya. Melihat lebih dekat, atap rumahnya masih menggunakan alang-alang kering yang bisa bertahan sampai 8 tahun.
Kemudian bangunan rumahnya masih menggunakan anyaman bambu. MNC Portal juga berkesempatan melihat bagian dalam rumah tradisional tersebut. Saat memasuki rumah kepala harus sedikit menunduk. Selain karena atapnya yang rendah, itu juga menjadi bentuk menghormati.
Setiap rumah terdiri dari sekira dua ruangan, di mana satu ruangan digunakan untuk menerima tamu, menyimpan barang-barang, dan tempat tidur. Kemudian ruangan lain di bagian belakang digunakan untuk dapur. Untuk lantainya menggunakan tanah liat yang dirawat dengan kotoran sapi.
Menurut Ketua Forum Guide Lokal Bobi, masyarakat desa setempat mengepel rumah dengan kotoran sapi selama seminggu sekali.
Desa ini merupakan desa tradisional yang ditinggali oleh suku asli Lombok, Sasak. MNC Portal berkesempatan mengunjungi desa wisata tersebut saat media trip bersama tiket.com di Lombok pada 20 Juni kemarin.
Saat berkunjung ke sini, mata akan langsung disuguhi pemandangan rumah tradisional yang masih bertahan di antara bangunan modern di sekitarnya. Melihat lebih dekat, atap rumahnya masih menggunakan alang-alang kering yang bisa bertahan sampai 8 tahun.
Kemudian bangunan rumahnya masih menggunakan anyaman bambu. MNC Portal juga berkesempatan melihat bagian dalam rumah tradisional tersebut. Saat memasuki rumah kepala harus sedikit menunduk. Selain karena atapnya yang rendah, itu juga menjadi bentuk menghormati.
Setiap rumah terdiri dari sekira dua ruangan, di mana satu ruangan digunakan untuk menerima tamu, menyimpan barang-barang, dan tempat tidur. Kemudian ruangan lain di bagian belakang digunakan untuk dapur. Untuk lantainya menggunakan tanah liat yang dirawat dengan kotoran sapi.
Menurut Ketua Forum Guide Lokal Bobi, masyarakat desa setempat mengepel rumah dengan kotoran sapi selama seminggu sekali.