Sistem Transportasi Tertintegrasi Ciptakan Destinasi Wisata Berkualitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong pengembangan sistem transportasi terintegrasi di destinasi wisata. Layanan transportasi ini diharapkan dapat memudahkan para turis lokal hingga mancanegara saat berkunjung ke sebuah destinasi wisata.
Baca juga: Daftar Hotel Isoman Pasien OTG Covid-19 Berbayar Mandiri di Jakarta
Dalam webinar yang diselenggarakan komunitas Intelligent Transport System (ITS) Indonesia, beberapa waktu lalu, Sandiaga mengungkapkan, terciptanya sistem tersebut diharapkan dapat membuat pariwisata Indonesia menjadi lebih berkualitas.
"Kalau kita tidak integrasikan sistem transportasinya secara digital, kita tidak akan bisa menciptakan destinasi yang berkualitas dan tidak bisa mendapatkan pengalaman yang memorable, unforgetable, dan magical. Kita juga tidak bisa mendapatkan keberlanjutan dari sisi lingkungannya," ungkap Sandi.
Menparekraf ini mencontohkan salah satu destinasi wisata super prioritas yang saat ini tengah dikembangkan dari sisi infrastruktur untuk mendukung interkonektivitas, serta sistem transportasi adalah Danau Toba.
Sebanyak Rp21 triliun digelontorkan untuk membangun infrastruktur fisik, memastikan bandara, pelabuhan, jalan untuk kendaraan, hingga jalan untuk pejalan kaki yang nyaman di kawasan wisata itu, agar bisa memberikan pengalaman berwisata yang berkualitas.
Dengan adanya sistem pintar yang mengintegrasikan pariwisata dengan transportasi, tentunya infrastruktur itu dapat lebih banyak bermanfaat untuk pembangunan ekonomi di kawasan wisata. Misalnya dengan langkah menghadirkan layanan transportasi yang ramah lingkungan lewat kendaraan listrik, sehingga bisa memenuhi salah satu nilai yang dikembangkan Kemenparekraf untuk wisata di Indonesia saat ini seperti keberlanjutan untuk lingkungan.
Oleh karena itu, Sandi berharap kolaborasi dengan para pihak yang berkaitan soal sistem transportasi digital untuk mengintegrasikan layanan transportasi dengan pariwisata, dapat terjalin dengan serius sehingga bisa menghadirkan layanan pintar bagi wisatawan yang datang ke destinasi-destinasi wisata di Indonesia.
"Kemenparekraf tidak bisa sendiri, butuh ada kemitraan dengan badan usaha milik swasta, KPBU, itu untuk memberikan dukungan sehingga sistem transportasi itu bisa baik di setiap destinasi wisata di indonesia," ucapnya.
Terkait sistem pintar yang mengintegrasikan layanan transportasi dan wisata, President of ITS Indonesia, William Sabandar menyebutkan, sistem itu harus mampu menjembatani kebutuhan wisatawan. Selain bisa menghitung biaya perjalanan tidak hanya dari akomodasi tempat tinggal, tapi juga merinci biaya transportasi, mengenali jenis kendaraan yang digunakan, hingga mengetahui atraksi yang bisa dinikmati selama berwisata.
Oleh karenanya, ITS Indonesia menantikan kehadiran Inteligent Transport Tourism System bisa terintegrasi dengan mendorong penataan dan pemberian informasi seputar pariwisata dan transportasi secara komprehensif.
Baca juga: Si Kecil Terpapar Covid-19, Ini 14 Tips Perawatan Isolasi Mandiri di Rumah!
"Kita mendorong satu sistem terintegrasi yang memungkinkan adanya penataan dan pemberian informasi, baik kepada penyedia layanan wisata hingga pengunjung wisata, sehingga ada cara efisien untuk menunjukkan bagaimana memanfaatkan transportasi saat berwisata mulai dari perencanaan hingga di saat kunjungan wisata dilakukan," tukasnya.
Lihat Juga: Eks Relawan Anies-Sandi Ramai-ramai Dukungan Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta 2024
Baca juga: Daftar Hotel Isoman Pasien OTG Covid-19 Berbayar Mandiri di Jakarta
Dalam webinar yang diselenggarakan komunitas Intelligent Transport System (ITS) Indonesia, beberapa waktu lalu, Sandiaga mengungkapkan, terciptanya sistem tersebut diharapkan dapat membuat pariwisata Indonesia menjadi lebih berkualitas.
"Kalau kita tidak integrasikan sistem transportasinya secara digital, kita tidak akan bisa menciptakan destinasi yang berkualitas dan tidak bisa mendapatkan pengalaman yang memorable, unforgetable, dan magical. Kita juga tidak bisa mendapatkan keberlanjutan dari sisi lingkungannya," ungkap Sandi.
Menparekraf ini mencontohkan salah satu destinasi wisata super prioritas yang saat ini tengah dikembangkan dari sisi infrastruktur untuk mendukung interkonektivitas, serta sistem transportasi adalah Danau Toba.
Sebanyak Rp21 triliun digelontorkan untuk membangun infrastruktur fisik, memastikan bandara, pelabuhan, jalan untuk kendaraan, hingga jalan untuk pejalan kaki yang nyaman di kawasan wisata itu, agar bisa memberikan pengalaman berwisata yang berkualitas.
Dengan adanya sistem pintar yang mengintegrasikan pariwisata dengan transportasi, tentunya infrastruktur itu dapat lebih banyak bermanfaat untuk pembangunan ekonomi di kawasan wisata. Misalnya dengan langkah menghadirkan layanan transportasi yang ramah lingkungan lewat kendaraan listrik, sehingga bisa memenuhi salah satu nilai yang dikembangkan Kemenparekraf untuk wisata di Indonesia saat ini seperti keberlanjutan untuk lingkungan.
Oleh karena itu, Sandi berharap kolaborasi dengan para pihak yang berkaitan soal sistem transportasi digital untuk mengintegrasikan layanan transportasi dengan pariwisata, dapat terjalin dengan serius sehingga bisa menghadirkan layanan pintar bagi wisatawan yang datang ke destinasi-destinasi wisata di Indonesia.
"Kemenparekraf tidak bisa sendiri, butuh ada kemitraan dengan badan usaha milik swasta, KPBU, itu untuk memberikan dukungan sehingga sistem transportasi itu bisa baik di setiap destinasi wisata di indonesia," ucapnya.
Terkait sistem pintar yang mengintegrasikan layanan transportasi dan wisata, President of ITS Indonesia, William Sabandar menyebutkan, sistem itu harus mampu menjembatani kebutuhan wisatawan. Selain bisa menghitung biaya perjalanan tidak hanya dari akomodasi tempat tinggal, tapi juga merinci biaya transportasi, mengenali jenis kendaraan yang digunakan, hingga mengetahui atraksi yang bisa dinikmati selama berwisata.
Oleh karenanya, ITS Indonesia menantikan kehadiran Inteligent Transport Tourism System bisa terintegrasi dengan mendorong penataan dan pemberian informasi seputar pariwisata dan transportasi secara komprehensif.
Baca juga: Si Kecil Terpapar Covid-19, Ini 14 Tips Perawatan Isolasi Mandiri di Rumah!
"Kita mendorong satu sistem terintegrasi yang memungkinkan adanya penataan dan pemberian informasi, baik kepada penyedia layanan wisata hingga pengunjung wisata, sehingga ada cara efisien untuk menunjukkan bagaimana memanfaatkan transportasi saat berwisata mulai dari perencanaan hingga di saat kunjungan wisata dilakukan," tukasnya.
Lihat Juga: Eks Relawan Anies-Sandi Ramai-ramai Dukungan Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta 2024
(nug)