Cegah Gigi Berlubang pada Anak, Orang Tua Wajib Lakukan Pengawasan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berdasarkan survei pada anak-anak usia dini hingga usia masuk sekolah dasar, tingkat gigiberlubang pada mereka masih cukup tinggi. Hal itu memerlukan peran orang tua untuk pengawasan serta pendampingan yang baik dalam membuat anak-anak terbiasa merawat giginya khususnya prilaku menyikat gigi dengan benar, dan harus dilakukan berulang-ulang.
Baca juga: Dipakai Sebagai Syarat Perjalanan, Ini Tips Paling Gampang Download Sertifikat Vaksin Covid-19
Demikian sebagaimana disampaikan Ketua Pelaksana, Drg.Carolina DM, SpPros., PhD saat membuka acara "Pelatihan Kebiasaan Membersihkan Rongga Mulut dan Pola Makan Anak Pada Orang Tua Anak Usia SD" yang diikuti 35 pasangan suami istri yang berdomisili di Serpong, Tangerang Selatan, belum lama ini. Hadir dalam kegiatan ini dua narasumber yaitu Prof. drg. Rahmi Amtha, MDS, SpPM, PhD, dan drg. Enrita Dian R, SpKGA.
Selain Ketua dan Sekretaris Pelaksana turut juga hadir drg. Florencia Livia dan Tim PkM "I love my teeth" Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.
Dr. drg. Armelia Sari Widyarman, M.Kes menyampaikan bahwa pemberian pelatihan ini merupakan bentuk kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) yang dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Trisakti yang secara rutin diadakan untuk masyarakat.
Dalam sesi materi, Prof Rahmi menyebutkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa penyakit mulut menyerang 1 dari 2 anak. Dan akibat dari kebersihan mulut yang buruk dapat berujung pada kesehatan tubuh dan mengancam jiwa seperti sakit jantung, stroke, kencing manis, dan problem kesehatan lain.
"Penyakit yang sering terjadi pada mulut anak adalah karies gigi. Biasanya berkembang segera setelah gigi tumbuh (erupsi) yang disebabkan multi factor seperti bakteri, gula, waktu, dan lain-lain. Selain itu radang gusi pada anak dimulai usia 4-5 tahun, kejadiannya mencapai puncak pada masa puberitas pada anak laki-laki usia 13 tahun dan perempuan usia 10 tahun salah satunya disebabkan karena perubahan hormon," jelas Prof Rahmi.
Spesialis gigi anak, drg. Enrita, yang turut hadir sebagai pembicara, menerangkan bahwa kesehatan rongga mulut meliputi kesehatan gigi, gusi, tulang pendukung, dan jaringan lunak mulut, lidah, dan bibir seseorang. Bila ada penyakit pada rongga mulut akan menyebabkan rasa sakit, kesulitan berbicara, makan dan bersosialisasi, memperburuk kondisi kesehatan yang ada serta memengaruhi kualitas hidup.
"Pada usia anak, kebersihan mulut yang buruk tentunya bisa menurunkan kepercayaan diri dan berdampak negatif di sekolah. Untuk itu perlu kiranya orang tua memahami bagaimana cara merawat gigi anaknya mulai dari lahir," kata drg Enrita.
Pada usia anak 0-2 tahun, dia menyebut, orang tua juga perlu mengatur pola pemberian susu dan makanan tambahan pada anak, khususnya saat pemberian asi dan botol susu jangan sampai anak tertidur karena dapat menyebabkan gigi berlubang.
Baca juga: Dipakai Sebagai Syarat Perjalanan, Ini Tips Paling Gampang Download Sertifikat Vaksin Covid-19
Demikian sebagaimana disampaikan Ketua Pelaksana, Drg.Carolina DM, SpPros., PhD saat membuka acara "Pelatihan Kebiasaan Membersihkan Rongga Mulut dan Pola Makan Anak Pada Orang Tua Anak Usia SD" yang diikuti 35 pasangan suami istri yang berdomisili di Serpong, Tangerang Selatan, belum lama ini. Hadir dalam kegiatan ini dua narasumber yaitu Prof. drg. Rahmi Amtha, MDS, SpPM, PhD, dan drg. Enrita Dian R, SpKGA.
Selain Ketua dan Sekretaris Pelaksana turut juga hadir drg. Florencia Livia dan Tim PkM "I love my teeth" Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.
Dr. drg. Armelia Sari Widyarman, M.Kes menyampaikan bahwa pemberian pelatihan ini merupakan bentuk kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) yang dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Trisakti yang secara rutin diadakan untuk masyarakat.
Dalam sesi materi, Prof Rahmi menyebutkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa penyakit mulut menyerang 1 dari 2 anak. Dan akibat dari kebersihan mulut yang buruk dapat berujung pada kesehatan tubuh dan mengancam jiwa seperti sakit jantung, stroke, kencing manis, dan problem kesehatan lain.
"Penyakit yang sering terjadi pada mulut anak adalah karies gigi. Biasanya berkembang segera setelah gigi tumbuh (erupsi) yang disebabkan multi factor seperti bakteri, gula, waktu, dan lain-lain. Selain itu radang gusi pada anak dimulai usia 4-5 tahun, kejadiannya mencapai puncak pada masa puberitas pada anak laki-laki usia 13 tahun dan perempuan usia 10 tahun salah satunya disebabkan karena perubahan hormon," jelas Prof Rahmi.
Spesialis gigi anak, drg. Enrita, yang turut hadir sebagai pembicara, menerangkan bahwa kesehatan rongga mulut meliputi kesehatan gigi, gusi, tulang pendukung, dan jaringan lunak mulut, lidah, dan bibir seseorang. Bila ada penyakit pada rongga mulut akan menyebabkan rasa sakit, kesulitan berbicara, makan dan bersosialisasi, memperburuk kondisi kesehatan yang ada serta memengaruhi kualitas hidup.
"Pada usia anak, kebersihan mulut yang buruk tentunya bisa menurunkan kepercayaan diri dan berdampak negatif di sekolah. Untuk itu perlu kiranya orang tua memahami bagaimana cara merawat gigi anaknya mulai dari lahir," kata drg Enrita.
Pada usia anak 0-2 tahun, dia menyebut, orang tua juga perlu mengatur pola pemberian susu dan makanan tambahan pada anak, khususnya saat pemberian asi dan botol susu jangan sampai anak tertidur karena dapat menyebabkan gigi berlubang.