Saat Belajar di Rumah, Orang Tua Perlu Perbanyak Pujian dan Waktu dengan Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 memberi dampak pada semua tatanan kehidupan manusia, tak terkecuali bagi anak-anak. Sifat dasar mereka yang suka bermain dan mencari tahu hal baru akhirnya terkekang oleh aturan tidak boleh keluar rumah.
Baca juga: Hari Anak Nasional 2021, Sejarah, Tema dan Maknanya
Suasana semacam itu membuat anak banyak depresi. Terlebih, banyak kebiasaan baru yang mungkin tidak begitu familiar dihadapi anak-anak seperti belajar dari rumah, bermain di rumah, pun beribadah di rumah.
Kak Seto , seorang pemerhati anak, bahkan mengungkapkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menunjukkan 13 persen anak Indonesia mengalami depresi.
Ini bukan hanya soal keterbatasan ruang gerak mereka yang memang dibutuhkan di usianya, tetapi juga masalah-masalah lain yang terjadi saat pembelajaran di rumah saja.
"Ada anak-anak yang mengalami susah sinyal, ponsel pintar hanya satu dan harus dibagi untuk kakak, adik, atau juga orangtuanya itu sendiri, dan masalah-masalah lain," terang Kak Seto dalam Seminar Nasional: Melindungi Kesehatan Jiwa Anak di Tengah Pandemi Covid-19, di Youtube BNPB, Jumat (23/7).
Dari situasi yang tidak membuat anak bahagia dan sejahtera itu, memberi dampak juga pada orang tuanya. Kak Seto pun mengungkapkan data temuannya dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa kekerasan pada anak di masa pandemi Covid-19 cukup banyak terjadi.
Ada 15 catatan KPAI terkait dengan kekerasan anak yang dikemukakan Kak Seto dalam paparan materinya, berikut selengkapnya:
1. 23% : dicubit
2. 9% : dipukul
3. 9% : dijewer
4. 6% : dijambak
5. 5% : ditarik
6. 4% : ditendang
7. 4% : dikurung
8. 3% : ditampar
9. 2% : diinjak
10. 56% : dimarahi
11. 35% : dibandingkan
12. 23% : dibentak
13. 13% : dipelototi
14. 5% : dihina
15. 4% : diancam
Kak Seto sendiri coba menyoroti pentingnya membuat suasana di rumah ramah anak. Dari kekerasan terhadap anak yang ditemukan KPAI, Kak Seto coba menyoroti perilaku membentak.
Ini ia sadari betul masih banyak dilakukan orangtua kepada anaknya. Padahal, perilaku itu sangat tidak sehat bagi mental si anak, terlebih di situasi pandemi seperti ini yang amat rentan membuat anak depresi.
"Contoh mudahnya, saat meminta anak untuk mandi, ya, jangan dibentak, tapi bisa dengan memintanya dengan ajakan ramah. Atau soal cuci tangan juga demikian," sarannya.
Setiap orangtua punya cara terbaiknya dalam mengasuh anak dan upayakan untuk memberikan suasana ramah anak sebagai pilihan cara terbaik tersebut.
Kak Seto juga meminta agar para orangtua berusaha untuk menjadi idola dan sahabat buat anak-anak yang banyak mengalami kebosanan atau kegelisahan terkait belajar di rumah. Ya, semakin Anda sebagai orangtua dianggap sahabat oleh anak, maka prestasi si anak pun akan baik dan rasa aman-nyaman bakal dirasakan si anak di rumah.
"Jadilah idola dan sahabat buat si anak selama belajar di rumah. Jangan keluarkan sifat otoriter. Buatlah si anak mengidolakan Anda, bukan malah membuat si anak takut berada di rumah," pesan penting yang ditegaskan Kak Seto.
Baca juga: 3 Langkah Turunkan Angka Kasus Covid-19 di Indonesia, Apa Saja?
Saat belajar di rumah, lanjutnya, perbanyak pujian dan waktu bersama dengan anak. "Acungkan jempol, beri bimbingan dengan ramah dan sopan, bahkan beri pelukan atau senyuman ke anak sebelum dan setelah belajar," tambahnya.
Baca juga: Hari Anak Nasional 2021, Sejarah, Tema dan Maknanya
Suasana semacam itu membuat anak banyak depresi. Terlebih, banyak kebiasaan baru yang mungkin tidak begitu familiar dihadapi anak-anak seperti belajar dari rumah, bermain di rumah, pun beribadah di rumah.
Kak Seto , seorang pemerhati anak, bahkan mengungkapkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menunjukkan 13 persen anak Indonesia mengalami depresi.
Ini bukan hanya soal keterbatasan ruang gerak mereka yang memang dibutuhkan di usianya, tetapi juga masalah-masalah lain yang terjadi saat pembelajaran di rumah saja.
"Ada anak-anak yang mengalami susah sinyal, ponsel pintar hanya satu dan harus dibagi untuk kakak, adik, atau juga orangtuanya itu sendiri, dan masalah-masalah lain," terang Kak Seto dalam Seminar Nasional: Melindungi Kesehatan Jiwa Anak di Tengah Pandemi Covid-19, di Youtube BNPB, Jumat (23/7).
Dari situasi yang tidak membuat anak bahagia dan sejahtera itu, memberi dampak juga pada orang tuanya. Kak Seto pun mengungkapkan data temuannya dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa kekerasan pada anak di masa pandemi Covid-19 cukup banyak terjadi.
Ada 15 catatan KPAI terkait dengan kekerasan anak yang dikemukakan Kak Seto dalam paparan materinya, berikut selengkapnya:
1. 23% : dicubit
2. 9% : dipukul
3. 9% : dijewer
4. 6% : dijambak
5. 5% : ditarik
6. 4% : ditendang
7. 4% : dikurung
8. 3% : ditampar
9. 2% : diinjak
10. 56% : dimarahi
11. 35% : dibandingkan
12. 23% : dibentak
13. 13% : dipelototi
14. 5% : dihina
15. 4% : diancam
Kak Seto sendiri coba menyoroti pentingnya membuat suasana di rumah ramah anak. Dari kekerasan terhadap anak yang ditemukan KPAI, Kak Seto coba menyoroti perilaku membentak.
Ini ia sadari betul masih banyak dilakukan orangtua kepada anaknya. Padahal, perilaku itu sangat tidak sehat bagi mental si anak, terlebih di situasi pandemi seperti ini yang amat rentan membuat anak depresi.
"Contoh mudahnya, saat meminta anak untuk mandi, ya, jangan dibentak, tapi bisa dengan memintanya dengan ajakan ramah. Atau soal cuci tangan juga demikian," sarannya.
Setiap orangtua punya cara terbaiknya dalam mengasuh anak dan upayakan untuk memberikan suasana ramah anak sebagai pilihan cara terbaik tersebut.
Kak Seto juga meminta agar para orangtua berusaha untuk menjadi idola dan sahabat buat anak-anak yang banyak mengalami kebosanan atau kegelisahan terkait belajar di rumah. Ya, semakin Anda sebagai orangtua dianggap sahabat oleh anak, maka prestasi si anak pun akan baik dan rasa aman-nyaman bakal dirasakan si anak di rumah.
"Jadilah idola dan sahabat buat si anak selama belajar di rumah. Jangan keluarkan sifat otoriter. Buatlah si anak mengidolakan Anda, bukan malah membuat si anak takut berada di rumah," pesan penting yang ditegaskan Kak Seto.
Baca juga: 3 Langkah Turunkan Angka Kasus Covid-19 di Indonesia, Apa Saja?
Saat belajar di rumah, lanjutnya, perbanyak pujian dan waktu bersama dengan anak. "Acungkan jempol, beri bimbingan dengan ramah dan sopan, bahkan beri pelukan atau senyuman ke anak sebelum dan setelah belajar," tambahnya.
(wur)