Herbal dengan Kandungan Albumin Bisa Jadi Terapi untuk Tingkatkan Status Nutrisi Pasien Ginjal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Obat-obatan herbal yang mengandung albumin dapat digunakan oleh pasien gagal ginjal sebagai terapi adjuvant untuk meningkatkan status nutrisi mereka. Albumin ini diperlukan untuk menilai status gizi pasien dengan hemodialisis serta dapat menggantikan nutrisi yang hilang.
Menurut Pakar Ginjal Prof Dr. dr. Haerani Rasyid, Sp.PD. KGH, Sp.GK, polyherbal dapat berperan sebagai terapi adjuvant untuk meningkatkan status nutrisi pada pasien penyakit ginjal kronis (gagal ginjal).
"Penyakit ginjal kronis adalah kondisi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap karena kerusakan ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan atau filtrasi ginjal selama tiga bulan atau lebih," kata Prof. Haerani dalam simposium dan lokakarya virtual Celebes Nephro-Endo Metabolic Update VII dengan topik “Optimasi Manajemen Kasus Ginjal-Hipertensi dan Endokrin-Metabolik Diabetes dengan Penyulit Kardiovaskular” belum lama ini.
Pada proses hemodialisa, lanjut Prof. Haerani, darah dialirkan ke luar tubuh dan disaring di dalam ginjal buatan (dialyzer). Darah yang telah disaring kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh. Pada proses ini, penggunaan albumin diperlukan.
Penggunaan albumin direkomendasikan karena zat tersebut merupakan indikator yang baik digunakan untuk menilai status gizi penderita dengan hemodialisis serta dapat menggantikan nutrisi yang hilang. Albumin ini banyak terkandung di dalam obat herbal ataupun suplemen kesehatan, salah satunya Onoiwa MX.
Onoiwa MX merupakan sediaan oral albumin dengan komposisi utama ekstrak channa striata (ikan gabus). Channa striata sendiri diketahui kandungan nutrisinya kaya akan albumin, sehingga dapat membantu memperbaiki status gizi pasien ginjal kronis.
Onoiwa MX juga bisa digunakan oleh pasien diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
Ekstrak channa striata yang mengandung albumin dalam Onoiwa MX dapat membantu memperbaiki sel-sel beta pankreas yang rusak, di mana sel-sel beta pankreas ini berfungsi memproduksi insulin. Adapun insulin berperan memecah glukosa dalam darah menjadi energi dan disebarkan ke seluruh tubuh. Produksi insulin yang cukup oleh sel beta pankreas menyebabkan kadar gula darah menurun.
Onoiwa MX dihasilkan oleh Nucleus Farma (PT Natura Nuswantara Nirmala), perusahaan bioteknologi lokal terkemuka yang merupakan produsen inovatif obat natural dan suplemen kesehatan dengan bahan dasar alami asli Indonesia.
Nucleus Farma selalu mengedepankan nilai-nilai luhur kearifan lokal, serta turut berkontribusi dalam dunia kesehatan dengan menyediakan obat bahan herbal alami yang aman, berkhasiat, dan bermutu.
Kontribusi Nucleus Farma juga ditunjukkan lewat peran aktifnya dalam berbagai seminar kesehatan. Salah satunya melalui ajang simposium dan lokakarya virtual Celebes Nephro-Endo Metabolic Update/ CNEMU VII dengan topik “Optimasi Manajemen Kasus Ginjal-Hipertensi dan Endokrin-Metabolik Diabetes dengan Penyulit Kardiovaskular” yang diselenggarakan oleh Divisi Endokrin Metabolik dan Divisi Nefrologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Universitas Hasanuddin pada 24 Juli lalu.
Menurut Pakar Ginjal Prof Dr. dr. Haerani Rasyid, Sp.PD. KGH, Sp.GK, polyherbal dapat berperan sebagai terapi adjuvant untuk meningkatkan status nutrisi pada pasien penyakit ginjal kronis (gagal ginjal).
"Penyakit ginjal kronis adalah kondisi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap karena kerusakan ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan atau filtrasi ginjal selama tiga bulan atau lebih," kata Prof. Haerani dalam simposium dan lokakarya virtual Celebes Nephro-Endo Metabolic Update VII dengan topik “Optimasi Manajemen Kasus Ginjal-Hipertensi dan Endokrin-Metabolik Diabetes dengan Penyulit Kardiovaskular” belum lama ini.
Pada proses hemodialisa, lanjut Prof. Haerani, darah dialirkan ke luar tubuh dan disaring di dalam ginjal buatan (dialyzer). Darah yang telah disaring kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh. Pada proses ini, penggunaan albumin diperlukan.
Penggunaan albumin direkomendasikan karena zat tersebut merupakan indikator yang baik digunakan untuk menilai status gizi penderita dengan hemodialisis serta dapat menggantikan nutrisi yang hilang. Albumin ini banyak terkandung di dalam obat herbal ataupun suplemen kesehatan, salah satunya Onoiwa MX.
Onoiwa MX merupakan sediaan oral albumin dengan komposisi utama ekstrak channa striata (ikan gabus). Channa striata sendiri diketahui kandungan nutrisinya kaya akan albumin, sehingga dapat membantu memperbaiki status gizi pasien ginjal kronis.
Onoiwa MX juga bisa digunakan oleh pasien diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
Ekstrak channa striata yang mengandung albumin dalam Onoiwa MX dapat membantu memperbaiki sel-sel beta pankreas yang rusak, di mana sel-sel beta pankreas ini berfungsi memproduksi insulin. Adapun insulin berperan memecah glukosa dalam darah menjadi energi dan disebarkan ke seluruh tubuh. Produksi insulin yang cukup oleh sel beta pankreas menyebabkan kadar gula darah menurun.
Onoiwa MX dihasilkan oleh Nucleus Farma (PT Natura Nuswantara Nirmala), perusahaan bioteknologi lokal terkemuka yang merupakan produsen inovatif obat natural dan suplemen kesehatan dengan bahan dasar alami asli Indonesia.
Nucleus Farma selalu mengedepankan nilai-nilai luhur kearifan lokal, serta turut berkontribusi dalam dunia kesehatan dengan menyediakan obat bahan herbal alami yang aman, berkhasiat, dan bermutu.
Kontribusi Nucleus Farma juga ditunjukkan lewat peran aktifnya dalam berbagai seminar kesehatan. Salah satunya melalui ajang simposium dan lokakarya virtual Celebes Nephro-Endo Metabolic Update/ CNEMU VII dengan topik “Optimasi Manajemen Kasus Ginjal-Hipertensi dan Endokrin-Metabolik Diabetes dengan Penyulit Kardiovaskular” yang diselenggarakan oleh Divisi Endokrin Metabolik dan Divisi Nefrologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Universitas Hasanuddin pada 24 Juli lalu.
(tsa)