Ayla The Daughter of War, 3 Alasan Film Ini Wajib Ditonton
loading...
A
A
A
Suatu malam ketika tentara Turki kembali ke pangkalan setelah menyelesaikan sebuah pertarungan berdarah di suatu desa, Suleyman yang sedang berjalan tiba-tiba tersandung dan jatuh ke tanah. Ia kemudian melihat ada gerakan mencurigakan dari semak-semak.
Tak disangka Suleyman menemukan seorang gadis berusia sekitar 5 tahun yang menggigil kedinginan dan ketakutan sambil memegangi mayat ibunya yang menjadi korban kekejaman perang. Gadis itu menjadi sebatang kara karena seluruh penduduk desa tersebut telah dibantai.
Suleyman yang merasa iba kemudian memutuskan untuk membawanya ke kamp dan memberinya nama Turki yakni Ayla yang berarti seperti bulan. Segera, Ayla menjadi pusat perhatian bagi semua orang yang tinggal di kamp tentara.
Meskipun Suleyman bukan ayah kandungnya, namun seluruh kasih sayang ia curahkan kepada Ayla. Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya menjadi semakin hangat. Ayla mulai memanggil Suleyman dengan sebutan Baba, panggilan untuk seorang ayah di Turki. Sementara rekan-rekannya yang lain menjadi pamannya.
Kurang lebih Ayla dan Suleyman telah bersama selama kurang lebih 15 bulan, hingga akhirnya masalah datang. Suleyman yang telah menyelesaikan misinya harus pulang ke negara asalnya.
Merasa dilema dan tak ingin meninggalkan Ayla yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri, Suleyman sempat mencoba untuk turut serta membawa bocah kecil tersebut dengan cara menyembunyikannya dibalik koper. Namun ia gagal, sehingga menyebabkan keduanya harus berpisah. Saat berpisah, Suleyman berjanji suatu hari untuk kembali menemui Ayla.
Salah satu film Turki berbahasa asing terbaik sepanjang masa
Betapa dahsyatnya cerita cinta Suleyman, Nimet dan anak angkat Korea mereka, Ayla, film ini menjadi sangat terasa dan mengharu biru bagi siapa saja yang menyaksikan kisah ketiga orang tersebut berbagi kasih secara tulus di kehidupan asli mereka.
Tak heran film ini mendapat peringkat IMDB 8,4/10 dan terpilih sebagai perwakilan Turki untuk Film Berbahasa Asing Terbaik di Academy Awards ke-90. Meski tidak masuk nominasi, film ini menempatkan dirinya sebagai salah satu film terbaik produksi bersama Korea Selatan dan Turki.
Tak disangka Suleyman menemukan seorang gadis berusia sekitar 5 tahun yang menggigil kedinginan dan ketakutan sambil memegangi mayat ibunya yang menjadi korban kekejaman perang. Gadis itu menjadi sebatang kara karena seluruh penduduk desa tersebut telah dibantai.
Suleyman yang merasa iba kemudian memutuskan untuk membawanya ke kamp dan memberinya nama Turki yakni Ayla yang berarti seperti bulan. Segera, Ayla menjadi pusat perhatian bagi semua orang yang tinggal di kamp tentara.
Meskipun Suleyman bukan ayah kandungnya, namun seluruh kasih sayang ia curahkan kepada Ayla. Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya menjadi semakin hangat. Ayla mulai memanggil Suleyman dengan sebutan Baba, panggilan untuk seorang ayah di Turki. Sementara rekan-rekannya yang lain menjadi pamannya.
Kurang lebih Ayla dan Suleyman telah bersama selama kurang lebih 15 bulan, hingga akhirnya masalah datang. Suleyman yang telah menyelesaikan misinya harus pulang ke negara asalnya.
Merasa dilema dan tak ingin meninggalkan Ayla yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri, Suleyman sempat mencoba untuk turut serta membawa bocah kecil tersebut dengan cara menyembunyikannya dibalik koper. Namun ia gagal, sehingga menyebabkan keduanya harus berpisah. Saat berpisah, Suleyman berjanji suatu hari untuk kembali menemui Ayla.
Salah satu film Turki berbahasa asing terbaik sepanjang masa
Betapa dahsyatnya cerita cinta Suleyman, Nimet dan anak angkat Korea mereka, Ayla, film ini menjadi sangat terasa dan mengharu biru bagi siapa saja yang menyaksikan kisah ketiga orang tersebut berbagi kasih secara tulus di kehidupan asli mereka.
Tak heran film ini mendapat peringkat IMDB 8,4/10 dan terpilih sebagai perwakilan Turki untuk Film Berbahasa Asing Terbaik di Academy Awards ke-90. Meski tidak masuk nominasi, film ini menempatkan dirinya sebagai salah satu film terbaik produksi bersama Korea Selatan dan Turki.