Ayla The Daughter of War, 3 Alasan Film Ini Wajib Ditonton

Rabu, 11 Agustus 2021 - 19:17 WIB
loading...
Ayla The Daughter of...
Ayla The Daughter of War, 3 Alasan Film Ini Wajib Ditonton. Foto/Netflix.
A A A
JAKARTA - Ayla The Daughter of War menjadi film yang wajib ditonton. Alasannya karena jalan cerita film ini dinilai sangat mengharukan. Selain itu, Ayla The Daughter of War juga memiliki ulasan yang bagus dari para pecinta film, termasuk juga mendapatkan rating tinggi di situs IMDb.

Penasaran? Berikut alasan mengapa film Ayla The Daughter of War wajib ditonton seperti dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (11/8).

Berasal dari kisah nyata

Film karya sutradara Can Ulkay tersebut diangkat dari sebuah kisah nyata antara Sersan Angkatan Darat Turki bernama Suleyman dan putri angkatnya yang diberi nama Ayla dengan nama Korea , Kim Eun Ja yang terjadi selama Perang Korea pada tahun 1950-an.

Kisah keduanya menjadi viral usai mereka dipertemukan kembali untuk pertama kalinya di tahun 2010 dengan bantuan Kedutaan Korea Selatan yang membuat mereka dapat bertemu di sebuah taman di Korea Selatan. Pertemuan tersebut kemudian menginspirasi pembuatan film yang diberi judul Ayla Daughter of War.


Sinopsis

Seperti perang lainnya, perang Korea tidak lain adalah kisah penderitaan manusia, pelepasan keluarga, perampasan orang dari rumah leluhur. Perang ini pula yang akhirnya mengakibatkan perpecahan Korea hingga saat ini menjadi dua negara yaitu Korea Utara dan Korea Selatan.

Dikisahkan pada film tersebut sosok Suleyman, seorang pria biasa yang memiliki cita-cita sederhana yaitu menikahi seorang gadis cantik dan menetap dengan mata pencaharian selayaknya.

Namun demi sebuah petualangan, Suleyman memutuskan untuk menerima sebuah tawaran yang sangat berat yang datang pada dirinya yakni bergabung dengan armada tentara Turki dan terjun langsung ke medan perang di Korea.

Saat Korea Utara menginvasi Korea Selatan, Turki memutuskan untuk mengirim pasukannya untuk membantu dan berpihak dengan Korea Selatan. Di bawah komando Jenderal Tahsin Yazici, 5 ribu tentara dikirim ke Korea, salah satunya adalah Suleyman. Adapun film tersebut berlatar tahun 1950-an, tahun di mana perang Korea berkecamuk.

Suatu malam ketika tentara Turki kembali ke pangkalan setelah menyelesaikan sebuah pertarungan berdarah di suatu desa, Suleyman yang sedang berjalan tiba-tiba tersandung dan jatuh ke tanah. Ia kemudian melihat ada gerakan mencurigakan dari semak-semak.



Tak disangka Suleyman menemukan seorang gadis berusia sekitar 5 tahun yang menggigil kedinginan dan ketakutan sambil memegangi mayat ibunya yang menjadi korban kekejaman perang. Gadis itu menjadi sebatang kara karena seluruh penduduk desa tersebut telah dibantai.

Suleyman yang merasa iba kemudian memutuskan untuk membawanya ke kamp dan memberinya nama Turki yakni Ayla yang berarti seperti bulan. Segera, Ayla menjadi pusat perhatian bagi semua orang yang tinggal di kamp tentara.

Meskipun Suleyman bukan ayah kandungnya, namun seluruh kasih sayang ia curahkan kepada Ayla. Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya menjadi semakin hangat. Ayla mulai memanggil Suleyman dengan sebutan Baba, panggilan untuk seorang ayah di Turki. Sementara rekan-rekannya yang lain menjadi pamannya.

Kurang lebih Ayla dan Suleyman telah bersama selama kurang lebih 15 bulan, hingga akhirnya masalah datang. Suleyman yang telah menyelesaikan misinya harus pulang ke negara asalnya.

Merasa dilema dan tak ingin meninggalkan Ayla yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri, Suleyman sempat mencoba untuk turut serta membawa bocah kecil tersebut dengan cara menyembunyikannya dibalik koper. Namun ia gagal, sehingga menyebabkan keduanya harus berpisah. Saat berpisah, Suleyman berjanji suatu hari untuk kembali menemui Ayla.


Salah satu film Turki berbahasa asing terbaik sepanjang masa

Betapa dahsyatnya cerita cinta Suleyman, Nimet dan anak angkat Korea mereka, Ayla, film ini menjadi sangat terasa dan mengharu biru bagi siapa saja yang menyaksikan kisah ketiga orang tersebut berbagi kasih secara tulus di kehidupan asli mereka.

Tak heran film ini mendapat peringkat IMDB 8,4/10 dan terpilih sebagai perwakilan Turki untuk Film Berbahasa Asing Terbaik di Academy Awards ke-90. Meski tidak masuk nominasi, film ini menempatkan dirinya sebagai salah satu film terbaik produksi bersama Korea Selatan dan Turki.
(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1451 seconds (0.1#10.140)