Dampak Produk Kecantikan Abal-abal, Ahli: Rusak Kulit Permanen

Kamis, 12 Agustus 2021 - 17:26 WIB
loading...
Dampak Produk Kecantikan Abal-abal, Ahli: Rusak Kulit Permanen
Dampak Produk Kecantikan Abal-abal, Ahli: Kulit Rusak Permanen. Foto Ilustrasi/Ist
A A A
JAKARTA - Kini semakin banyak produk kecantikan palsu atau abal-abal yang beredar di pasaran. Produk kecantikan abal-abal akan menimbulkan efek buruk bagi kulit .

Menurut Pendiri Perangkat Lunak Perlindungan Merek Snapdragon, Rachel Jones produk kecantikan palsu, banyak dibuat di Cina dan Asia Tenggara.

Menurutnya banyak jalur impor dan ekspor resmi yang ditutup ketika pandemi pertama kali melanda. “Hal ini justru memicu penyelundupan produk kecantikan palsu secara ilegal,” ujar Jones seperti yang dilansir dari Cosmetic Business.

Menurut Jones, orang-orang menghabiskan setidaknya 90 juta poundterling atau Rp1,7 triliun setiap tahun untuk produk kecantikan palsu yang dibeli secara online melalui situs lelang, pasar online, dan media sosial.

Sementara itu, Kantor Paten dan Merek Dagang AS menganggap pemalsuan sebagai perusahaan kriminal terbesar di dunia dan berdampak buruk bagi kesehatan.



Sementara itu menurut Dr. Bobby Buka, seorang dokter kulit di New York City dan salah satu pendiri dan kepala petugas sains dari lini perawatan kulit First Aid Beauty, produk kecantikan palsu sering kali mengandung karsinogen arsenik, berilium, dan kadmium.

Produk kecantikan palsu juga memiliki sejumlah bakteri yang berpotensi menyebabkan infeksi yang
mengkhawatirkan. “Hal ini dapat menyebabkan alergi, jaringan parut pada kulit bahkan kerusakan kulit permanen,” ujar Buka.

Riasan dari produk kecantikan palsu yang terkontaminasi di sekitar mata menurut Bobby Buka dapat menyebabkan infeksi mata. Infeksi ini dapat bersifat virus atau bakteri dan perlu diobati dengan baik.

Buka menjelaskan, jika kulit rusak karena penggunaan produk kecantikan palsu maka bisa diatasi dengan menggunakan petroleum jelly, losion kalamin, atau krim hidrokortison untuk menenangkan area yang terkena.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1349 seconds (0.1#10.140)