Manfaat Ekstrak Ikan Gabus, Temulawak, dan Daun Kelor pada Penyakit Pencernaan serta Rendah Albumin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penelitian di Indonesia mengungkapkan bahwa banyak pasien kanker kolorektal mengalami malnutrisi, bahkan hipoalbuminemia (rendah albumin). Kondisi tersebut dapat diatasi dengan pemberian suplemen polyherbal, utamanya yang mengandung ekstrak ikan gabus (channa striata), temulawak (curcuma xanthorriza), dan daun kelor (moringa oleifera).
Pakar Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi Prof. Dr. dr. Dadang Makmun, SpPD-KGEH, FACG mengatakan, ketiga bahan tersebut bermanfaat untuk menunjang pengobatan berbagai jenis penyakit gastrointestinal (penyakit pencernaan) dan kondisi hipoalbuminemia.
Ekstrak ikan gabus, terang Prof. Dadang, mengandung protein tinggi, salah satunya albumin. Albumin sendiri merupakan protein utama yang terdapat dalam darah manusia yang diproduksi oleh organ hati. Manfaatnya adalah untuk membantu membentuk jaringan sel baru.
"Dalam ilmu kedokteran, albumin digunakan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah atau rusak. Dengan kandungan tinggi protein yang kaya albumin serta asam amino essensial, membantu menutrisi dan meningkatkan kadar albumin pasien sehingga mempercepat pemulihan paska-kemoterapi," papar Prof. Dadang dalam seminar Virtual Indonesian Digestive Disease Digestive Week (IDDW) 2021, belum lama ini.
Albumin ikan gabus mampu memperbaiki gizi buruk pada pasien. Manfaat lainnya adalah menjaga kesehatan pencernaan, mengobati hypoalbuminemia, dan menaikan berat badan.
"Ikan gabus merupakan pemilik albumin tertinggi dibandingkan ikan-ikan lain. Kekurangan albumin bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan," imbuh Prof. Dadang.
Adapun temulawak memiliki kandungan antioksidan seperti fenol, flavonoid, dan kurkumin yang akan menangkap radikal bebas dalam tubuh. Flavonoid juga mempunyai fungsi lain seperti menstabilisasi membran sel serta menginhibisi peroksidasi lipid, meningkatkan kandungan prostaglandin mukosa dan mukus di mukosa lambung, serta mengurangi sekresi asam dan pepsinogen dalam lambung.
Selain itu, kurkumin yang dikandung oleh rimpang temulawak dapat pula menekan pembentukan tumor necrosis factor alpha sehingga mencegah aktivitas inflamasi yang akan menaikkan pembentukan radikal bebas dari proses fagositosis.
"Sehingga dapat disimpulkan bahwa temulawak memiliki potensi sebagai pencegah kerusakan mukosa lambung. Kandungan kurkumin juga dapat membantu meningkatkan nafsu makan penderita," sebut Prof. Dadang.
Untuk diketahui, rusaknya mukosa lambung bisa terjadi akibat penghambatan sintesis prostaglandin. Kadar prostaglandin yang menurun bakal menimbulkan ketidakseimbangan antara faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dengan faktor defensif (mukus dan bikarbonat, aliran darah, regenerasi epitel) sehingga memicu proses inflamasi yang bakal meningkatkan pembentukan radikal bebas.
Jenis polyherbal terakhir yang dibahas Prof. Dadang adalah daun kelor. Daun kelor lazim digunakan sebagai obat untuk mengatasi gangguan saluran pencernaan, termasuk masalah asam lambung. Tanaman ini kaya kandungan tanin dan flavonoid, yaitu antioksidan nabati yang mampu menyembuhkan peradangan, iritasi, serta mengatasi masalah yang berhubungan dengan maag.
Sebuah penelitian menyatakan, daun kelor efektif untuk meredakan gejala dan meningkatkan prognosis pada seseorang yang mengidap gangguan asam lambung. Kandungan daun ini dapat bekerja untuk mengurangi peradangan yang disebabkan oleh penumpukan helicobacter pylori dan meningkatkan resistensi tubuh. Selain itu, daun kelor juga terbukti mampu menghilangkan radikal bebas dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Daun kelor mengandung pula beberapa zat antioksidan seperti polifenol, flavonoid, dan asam askorbat. Semua zat antioksidan tersebut, ujar Prof. Dadang, dapat mencegah kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam sel, termasuk juga penyebab masalah asam lambung.
Ekstrak ketiga bahan tersebut yaitu ikan gabus, temulawak, dan daun kelor, dapat kita temui pada Onoiwa MX, produk unggulan PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma), yang beberapa waktu terakhir ini aktif mengedukasi masyarakat soal manfaat polyherbal bagi kesehatan.
Pakar Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi Prof. Dr. dr. Dadang Makmun, SpPD-KGEH, FACG mengatakan, ketiga bahan tersebut bermanfaat untuk menunjang pengobatan berbagai jenis penyakit gastrointestinal (penyakit pencernaan) dan kondisi hipoalbuminemia.
Ekstrak ikan gabus, terang Prof. Dadang, mengandung protein tinggi, salah satunya albumin. Albumin sendiri merupakan protein utama yang terdapat dalam darah manusia yang diproduksi oleh organ hati. Manfaatnya adalah untuk membantu membentuk jaringan sel baru.
"Dalam ilmu kedokteran, albumin digunakan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah atau rusak. Dengan kandungan tinggi protein yang kaya albumin serta asam amino essensial, membantu menutrisi dan meningkatkan kadar albumin pasien sehingga mempercepat pemulihan paska-kemoterapi," papar Prof. Dadang dalam seminar Virtual Indonesian Digestive Disease Digestive Week (IDDW) 2021, belum lama ini.
Albumin ikan gabus mampu memperbaiki gizi buruk pada pasien. Manfaat lainnya adalah menjaga kesehatan pencernaan, mengobati hypoalbuminemia, dan menaikan berat badan.
"Ikan gabus merupakan pemilik albumin tertinggi dibandingkan ikan-ikan lain. Kekurangan albumin bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan," imbuh Prof. Dadang.
Adapun temulawak memiliki kandungan antioksidan seperti fenol, flavonoid, dan kurkumin yang akan menangkap radikal bebas dalam tubuh. Flavonoid juga mempunyai fungsi lain seperti menstabilisasi membran sel serta menginhibisi peroksidasi lipid, meningkatkan kandungan prostaglandin mukosa dan mukus di mukosa lambung, serta mengurangi sekresi asam dan pepsinogen dalam lambung.
Selain itu, kurkumin yang dikandung oleh rimpang temulawak dapat pula menekan pembentukan tumor necrosis factor alpha sehingga mencegah aktivitas inflamasi yang akan menaikkan pembentukan radikal bebas dari proses fagositosis.
"Sehingga dapat disimpulkan bahwa temulawak memiliki potensi sebagai pencegah kerusakan mukosa lambung. Kandungan kurkumin juga dapat membantu meningkatkan nafsu makan penderita," sebut Prof. Dadang.
Untuk diketahui, rusaknya mukosa lambung bisa terjadi akibat penghambatan sintesis prostaglandin. Kadar prostaglandin yang menurun bakal menimbulkan ketidakseimbangan antara faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dengan faktor defensif (mukus dan bikarbonat, aliran darah, regenerasi epitel) sehingga memicu proses inflamasi yang bakal meningkatkan pembentukan radikal bebas.
Jenis polyherbal terakhir yang dibahas Prof. Dadang adalah daun kelor. Daun kelor lazim digunakan sebagai obat untuk mengatasi gangguan saluran pencernaan, termasuk masalah asam lambung. Tanaman ini kaya kandungan tanin dan flavonoid, yaitu antioksidan nabati yang mampu menyembuhkan peradangan, iritasi, serta mengatasi masalah yang berhubungan dengan maag.
Sebuah penelitian menyatakan, daun kelor efektif untuk meredakan gejala dan meningkatkan prognosis pada seseorang yang mengidap gangguan asam lambung. Kandungan daun ini dapat bekerja untuk mengurangi peradangan yang disebabkan oleh penumpukan helicobacter pylori dan meningkatkan resistensi tubuh. Selain itu, daun kelor juga terbukti mampu menghilangkan radikal bebas dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Daun kelor mengandung pula beberapa zat antioksidan seperti polifenol, flavonoid, dan asam askorbat. Semua zat antioksidan tersebut, ujar Prof. Dadang, dapat mencegah kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam sel, termasuk juga penyebab masalah asam lambung.
Ekstrak ketiga bahan tersebut yaitu ikan gabus, temulawak, dan daun kelor, dapat kita temui pada Onoiwa MX, produk unggulan PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma), yang beberapa waktu terakhir ini aktif mengedukasi masyarakat soal manfaat polyherbal bagi kesehatan.
(tsa)