Sejarah Gedung Sate, Peninggalan Belanda Berusia Ratusan Tahun yang Masih Kokoh Berdiri!

Jum'at, 13 Agustus 2021 - 16:26 WIB
loading...
Sejarah Gedung Sate, Peninggalan Belanda Berusia Ratusan Tahun yang Masih Kokoh Berdiri!
Sejarah Gedung Sate, Peninggalan Belanda Berusia Lebih dari 100 Tahun yang Masih Kokoh Berdiri!. Foto/Dok.sindonews
A A A
BANDUNG - Gedung Sate yang kini menjadi kantor Gubernur Jawa Barat memiliki banyak nilai sejarah. Gedung peninggalan kolonial Belanda ini juga mengandung makna tersendiri, khususnya bagi warga Jawa Barat.

Gedung yang terletak di Kota Bandung , Ibukota Provinsi Jawa Barat ini meski sudah berusia lebih dari 100 tahun. Namun begitu, ia masih tampak sangat kokoh berdiri dengan tanpa pemugaran sama sekali.

Lalu bagaimana sejarah dari gedung ikonik tersebut? Langsung saja simak ulasannya yang telah MNC Portal Indonesia sajikan berikut ini!

Asal-Usul Pembangunan Gedung

Gedung Sate pertama kali dibangun pada tanggal 27 Juli 1920 ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Wali Kota Bandung saat itu yakni Bertus Coops dan Petronella Roelofsen, yang mewakili Gubernur Jenderal di Batavia J.P. Graaf van Limburg Stirum.

Pembangunan gedung tersebut ditujukan sebagai pusat pemerintahan, dimana saat itu Pemerintah Hindia-Belanda menetapkan Kota Bandung sebagai ibu kota pemerintahan dan hendak menggantikan Batavia (Jakarta) yang dirasa mulai tercemar. Namun sayang wacana tersebut tidak jadi terealisasi karena sempat terjadi krisis ekonomi usai berlangsungnya Perang Dunia pertama (PD I).



Selain gedung sate, Pemerintah Hindia Belanda juga membangun Kantor Pusat Pos, Telegraf dan Telefon (PTT), laboratorium, Museum Geologi, serta Kantor Dinas Tenaga Air dan Listrik. Proses pembangunan tersebut tuntas seluruhnya pada September 1924.

Gedung Sate dirancang oleh arsitek Belanda yang bernama Ir. J. Gerber dari Jawatan Gedung-Gedung Negara (landsgebouwendients), dibantu oleh sebuah tim yang terdiri dari: Kol. Genie (Purn.) V.L. Slor dari Genie Militair, Ir. E.H. De Roo dan Ir. G. Hendriks yang mewakili Burgerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau DPU sekarang dan Gemeentelijk Bouwbedriff (Perusahaan bangunan Kotapraja) Bandung.

Detail dan Arsitektur Bangunan
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1117 seconds (0.1#10.140)