Kelola Emosi Secara Baik untuk Jaga Kesehatan Mental, Ini Tipsnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mengelola emosi secara baik dapat berdampak positif pada kesehatan mental Anda. Bagaimana caranya?
Vicki Botnick, seorang terapis dari California, Amerika Serikat, memberikan beberapa tips untuk mengelola emosi secara baik demi menjaga kesehatan mental. Berikut ulasannya, seperti dilansir dari laman Healthline pada Selasa (17/8).
1. Identifikasi Apa yang Anda Rasakan
Meluangkan waktu sejenak untuk memeriksa diri sendiri tentang suasana hati Anda setelah bergejolak dengan emosi dapat membantu Anda mendapatkan kembali kendali. Dengan mempertimbangkan kemungkinan alternatif, Anda membingkai ulang pemikiran Anda yang dapat membantu mengubah reaksi ekstrem pertama Anda karena emosi tersebut.
2. Terima Emosi Anda
Menerima emosi saat perasaan itu muncul dapat membantu Anda merasa lebih nyaman dengannya. Meningkatkan kenyamanan di sekitar emosi yang intens memungkinkan Anda untuk merasakannya sepenuhnya tanpa bereaksi dengan cara yang ekstrem dan tidak membantu.
Untuk berlatih menerima emosi, cobalah menganggapnya sebagai pembawa pesan. Mereka tidak "baik" atau "buruk". Mereka netral. Mungkin emosi terkadang memunculkan perasaan yang tidak menyenangkan, tetapi mereka tetap memberi Anda informasi penting yang dapat Anda gunakan.
3. Buat Jurnal Suasana Hati
Menulis atau mengetik perasaan Anda dan respons yang dipicunya dapat membantu Anda menemukan pola yang mengganggu. Terkadang, cukup untuk melacak emosi secara mental melalui pikiran Anda, menempatkan perasaan di atas kertas dapat memungkinkan Anda untuk merenungkannya lebih dalam.
Ini juga membantu Anda mengenali ketika keadaan tertentu, seperti masalah di tempat kerja atau konflik keluarga, berkontribusi pada emosi yang lebih sulit dikendalikan. Mengidentifikasi pemicu spesifik memungkinkan untuk menemukan cara untuk mengelolanya secara lebih produktif.
Penjurnalan memberi manfaat paling besar ketika Anda melakukannya setiap hari. Simpan jurnal Anda dan catat emosi atau perasaan yang intens saat itu terjadi. Coba perhatikan pemicu dan reaksi Anda. Jika reaksi Anda tidak membantu, gunakan jurnal Anda untuk mengeksplorasi kemungkinan yang lebih bermanfaat untuk masa depan.
4. Ambil Napas Dalam
Ada banyak hal yang bisa dikatakan untuk kekuatan napas dalam-dalam, apakah Anda sangat bahagia atau sangat marah sehingga Anda tidak dapat berbicara. Memperlambat dan memperhatikan napas Anda tidak akan membuat emosi hilang, dan ingat, itu bukan tujuannya.
Namun, latihan pernapasan yang mendalam dapat membantu Anda menenangkan diri dan mengambil langkah mundur dari kilatan emosi pertama yang intens serta reaksi ekstrem apa pun yang ingin Anda hindari.
5. Tahu Kapan Harus Ekspresikan Diri
Ada waktu dan tempat untuk segalanya, termasuk emosi yang intens. Menangis tak terkendali adalah respons yang cukup umum untuk kehilangan orang yang dicintai.
Namun, situasi lain memerlukan pengekangan. Tak peduli seberapa frustrasi Anda, meneriaki atasan Anda karena tindakan disipliner yang tidak adil tak akan membantu. Berhati-hati dengan lingkungan dan situasi dapat membantu Anda belajar kapan boleh membiarkan perasaan keluar dan kapan Anda mungkin ingin duduk bersamanya untuk saat ini.
Vicki Botnick, seorang terapis dari California, Amerika Serikat, memberikan beberapa tips untuk mengelola emosi secara baik demi menjaga kesehatan mental. Berikut ulasannya, seperti dilansir dari laman Healthline pada Selasa (17/8).
1. Identifikasi Apa yang Anda Rasakan
Meluangkan waktu sejenak untuk memeriksa diri sendiri tentang suasana hati Anda setelah bergejolak dengan emosi dapat membantu Anda mendapatkan kembali kendali. Dengan mempertimbangkan kemungkinan alternatif, Anda membingkai ulang pemikiran Anda yang dapat membantu mengubah reaksi ekstrem pertama Anda karena emosi tersebut.
2. Terima Emosi Anda
Menerima emosi saat perasaan itu muncul dapat membantu Anda merasa lebih nyaman dengannya. Meningkatkan kenyamanan di sekitar emosi yang intens memungkinkan Anda untuk merasakannya sepenuhnya tanpa bereaksi dengan cara yang ekstrem dan tidak membantu.
Untuk berlatih menerima emosi, cobalah menganggapnya sebagai pembawa pesan. Mereka tidak "baik" atau "buruk". Mereka netral. Mungkin emosi terkadang memunculkan perasaan yang tidak menyenangkan, tetapi mereka tetap memberi Anda informasi penting yang dapat Anda gunakan.
3. Buat Jurnal Suasana Hati
Menulis atau mengetik perasaan Anda dan respons yang dipicunya dapat membantu Anda menemukan pola yang mengganggu. Terkadang, cukup untuk melacak emosi secara mental melalui pikiran Anda, menempatkan perasaan di atas kertas dapat memungkinkan Anda untuk merenungkannya lebih dalam.
Ini juga membantu Anda mengenali ketika keadaan tertentu, seperti masalah di tempat kerja atau konflik keluarga, berkontribusi pada emosi yang lebih sulit dikendalikan. Mengidentifikasi pemicu spesifik memungkinkan untuk menemukan cara untuk mengelolanya secara lebih produktif.
Penjurnalan memberi manfaat paling besar ketika Anda melakukannya setiap hari. Simpan jurnal Anda dan catat emosi atau perasaan yang intens saat itu terjadi. Coba perhatikan pemicu dan reaksi Anda. Jika reaksi Anda tidak membantu, gunakan jurnal Anda untuk mengeksplorasi kemungkinan yang lebih bermanfaat untuk masa depan.
4. Ambil Napas Dalam
Ada banyak hal yang bisa dikatakan untuk kekuatan napas dalam-dalam, apakah Anda sangat bahagia atau sangat marah sehingga Anda tidak dapat berbicara. Memperlambat dan memperhatikan napas Anda tidak akan membuat emosi hilang, dan ingat, itu bukan tujuannya.
Namun, latihan pernapasan yang mendalam dapat membantu Anda menenangkan diri dan mengambil langkah mundur dari kilatan emosi pertama yang intens serta reaksi ekstrem apa pun yang ingin Anda hindari.
5. Tahu Kapan Harus Ekspresikan Diri
Ada waktu dan tempat untuk segalanya, termasuk emosi yang intens. Menangis tak terkendali adalah respons yang cukup umum untuk kehilangan orang yang dicintai.
Namun, situasi lain memerlukan pengekangan. Tak peduli seberapa frustrasi Anda, meneriaki atasan Anda karena tindakan disipliner yang tidak adil tak akan membantu. Berhati-hati dengan lingkungan dan situasi dapat membantu Anda belajar kapan boleh membiarkan perasaan keluar dan kapan Anda mungkin ingin duduk bersamanya untuk saat ini.
(tsa)