Dibantu Suami, Desainer Migi Rihasalay Dirikan Rumah Joglo sebagai Tempat Berkreasi Seni di Tanjung Lesung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menandai dibukanya Rumah Joglo di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, desainer Migi Rihasalay menggelar event dengan tajuk Indonesian Tempe Movement 2021. Rumah Joglo sendiri merupakan tempat berkreasi yang dirancang Migi untuk para seniman.
Rumah Joglo memang dirancang sebagai tempat atau ruang buat para seniman berkreasi. Tempat ini diharapkan akan menjadi rumah inspirasi bagi para pelaku seni untuk menciptakan karya-karya mereka. Sebagai langkah awal, Migi di Rumah Joglonya sudah menyiapkan satu event.
"Sebagai langkah awal kegiatan yang ada di Rumah Joglo ini, aku sama suami ingin mempersembahkan festival tempe bertajuk Indonesian Tempe Movement 2021 yang akan berisi kegiatan diskusi tentang asal-usul tempe, lomba membuat kreasi tempe, dan diskusi tentang bagaimana mengolah tempe bukan hanya sebagai makanan, tapi juga beragam produk lain," beber Migi kepada wartawan belum lama ini.
Migi dapat mewujudkan mimpinya membangun sebuah tempat berkreasi seperti Rumah Joglo berkat dukungan suaminya, Andrew James, yang merupakan warga negara Australia. Rumah-rumah joglo dari sejumlah daerah di Jawa mereka renovasi untuk didirikan kembali di Tanjung Lesung.
"Saya dan suami termasuk orang yang senang dengan budaya. Budaya dan bangunan dari tanah Jawa seperti rumah joglo aku hadirkan di Tanjung Lesung yang ke depannya akan menjadi lokasi pariwisata. Untuk menghadirkan Rumah Joglo ini, aku sama suami mencoba mengumpulkan beberapa rumah joglo yang hampir punah," ungkap Migi.
Untuk membangun kawasan budaya di tanah seluas 1 hektar itu, Migi mengaku membutuhkan biaya yang tak sedikit. Pasalnya, ia tidak hanya ingin membuat rumah joglo yang berasal dari rumah asli yang dibawanya ke kawasan tersebut, tapi juga membangun kembali rumah joglo itu menjadi rumah yang eksotis dan punya nilai seni tinggi. Dengan begitu, kelak Rumah Joglo akan menjadi peninggalan berharga buat generasi muda.
"Untuk membangun Rumah Joglo ini, saya dan suami datang ke beberapa wilayah seperti Jepara untuk mencari beberapa rumah joglo yang hampir rubuh, lalu kami beli dari pemiliknya. Kami bongkar dan kemudian dibawa ke kawasan Tanjung Lesung ini untuk dibangun kembali sesuai dengan gambaran aslinya. Jadi nilai sejarahnya tetap terjaga. Apalagi Andrew ini kan seorang arsitek. Jadi dia tahu bagaimana membangun bangunan sejarah agar terlihat menarik dan bisa dijadikan lokasi yang menarik buat para seniman berkarya," papar Migi.
Sementara itu, Andrew James mengaku bangga bisa mempersembahkan Rumah Joglo ini sebagai lokasi seni bagi para seniman.
"Saya orang bule, tapi saya sangat cinta Indonesia, karena di sini saya bebas berkarya dan mengekpresikan diri. Hal itu yang tidak bisa saya dapatkan di Australia. Dan ketika saya menikah dengan Migi, saya ingin mempersembahkan sesuatu yang mungkin nantinya bisa dimanfaatkan bagi kebaikan generasi muda Indonesia dalam mengenal budaya dan keragamanannya. Salah satunya ya ini, lewat Rumah Joglo. Saya saat ini sedang berjuang agar bisa menjadi WNI dan ingin mati lalu dikubur di Indonesia karena saya sangat cinta Indonesia," ungkap Andrew.
Selain Indonesian Tempe Movement 2021, lewat Rumah Joglo, Migi juga akan menggelar program free class bagi anak-anak di sekitar lokasi bangunan tersebut. Kelas yang ditawarkan antara lain mendesain, melukis, serta membuat batik dan pottery dari tanah liat. Tak hanya itu, lewat Rumah Joglonya pula, Migi berupaya melestarikan budaya dan bangunan khas Jawa agar bisa disaksikan generasi muda kelak.
Rumah Joglo memang dirancang sebagai tempat atau ruang buat para seniman berkreasi. Tempat ini diharapkan akan menjadi rumah inspirasi bagi para pelaku seni untuk menciptakan karya-karya mereka. Sebagai langkah awal, Migi di Rumah Joglonya sudah menyiapkan satu event.
"Sebagai langkah awal kegiatan yang ada di Rumah Joglo ini, aku sama suami ingin mempersembahkan festival tempe bertajuk Indonesian Tempe Movement 2021 yang akan berisi kegiatan diskusi tentang asal-usul tempe, lomba membuat kreasi tempe, dan diskusi tentang bagaimana mengolah tempe bukan hanya sebagai makanan, tapi juga beragam produk lain," beber Migi kepada wartawan belum lama ini.
Migi dapat mewujudkan mimpinya membangun sebuah tempat berkreasi seperti Rumah Joglo berkat dukungan suaminya, Andrew James, yang merupakan warga negara Australia. Rumah-rumah joglo dari sejumlah daerah di Jawa mereka renovasi untuk didirikan kembali di Tanjung Lesung.
"Saya dan suami termasuk orang yang senang dengan budaya. Budaya dan bangunan dari tanah Jawa seperti rumah joglo aku hadirkan di Tanjung Lesung yang ke depannya akan menjadi lokasi pariwisata. Untuk menghadirkan Rumah Joglo ini, aku sama suami mencoba mengumpulkan beberapa rumah joglo yang hampir punah," ungkap Migi.
Untuk membangun kawasan budaya di tanah seluas 1 hektar itu, Migi mengaku membutuhkan biaya yang tak sedikit. Pasalnya, ia tidak hanya ingin membuat rumah joglo yang berasal dari rumah asli yang dibawanya ke kawasan tersebut, tapi juga membangun kembali rumah joglo itu menjadi rumah yang eksotis dan punya nilai seni tinggi. Dengan begitu, kelak Rumah Joglo akan menjadi peninggalan berharga buat generasi muda.
"Untuk membangun Rumah Joglo ini, saya dan suami datang ke beberapa wilayah seperti Jepara untuk mencari beberapa rumah joglo yang hampir rubuh, lalu kami beli dari pemiliknya. Kami bongkar dan kemudian dibawa ke kawasan Tanjung Lesung ini untuk dibangun kembali sesuai dengan gambaran aslinya. Jadi nilai sejarahnya tetap terjaga. Apalagi Andrew ini kan seorang arsitek. Jadi dia tahu bagaimana membangun bangunan sejarah agar terlihat menarik dan bisa dijadikan lokasi yang menarik buat para seniman berkarya," papar Migi.
Sementara itu, Andrew James mengaku bangga bisa mempersembahkan Rumah Joglo ini sebagai lokasi seni bagi para seniman.
"Saya orang bule, tapi saya sangat cinta Indonesia, karena di sini saya bebas berkarya dan mengekpresikan diri. Hal itu yang tidak bisa saya dapatkan di Australia. Dan ketika saya menikah dengan Migi, saya ingin mempersembahkan sesuatu yang mungkin nantinya bisa dimanfaatkan bagi kebaikan generasi muda Indonesia dalam mengenal budaya dan keragamanannya. Salah satunya ya ini, lewat Rumah Joglo. Saya saat ini sedang berjuang agar bisa menjadi WNI dan ingin mati lalu dikubur di Indonesia karena saya sangat cinta Indonesia," ungkap Andrew.
Selain Indonesian Tempe Movement 2021, lewat Rumah Joglo, Migi juga akan menggelar program free class bagi anak-anak di sekitar lokasi bangunan tersebut. Kelas yang ditawarkan antara lain mendesain, melukis, serta membuat batik dan pottery dari tanah liat. Tak hanya itu, lewat Rumah Joglonya pula, Migi berupaya melestarikan budaya dan bangunan khas Jawa agar bisa disaksikan generasi muda kelak.
(tsa)