Waspadai Beser serta Ngompol pada Lansia dan Laki-Laki

Kamis, 19 Agustus 2021 - 16:35 WIB
loading...
Waspadai Beser serta...
Jangan anggap normal kebiasaan beser ataupun mengompol pada kelompok lansia dan laki-laki. Foto Ilustrasi/Jiva Store
A A A
JAKARTA - Jangan anggap normal kebiasaan beser ataupun mengompol pada kelompok lansia dan laki-laki. Sebab, itu merupakan gangguan kesehatan yang dapat menurunkan kualitas hidup, menimbulkan gangguan seksual bahkan depresi.

Hasil penelitian Perkumpulan Kontinensia Indonesia (PERKINA) pada 2020 yang melibatkan 585 responden menunjukkan bahwa 11,6% atau sekitar 68 responden mengalami gangguan berkemih. Artinya, sekitar 1 dari 10 orang memiliki gangguan tersebut.



Ketua PERKINA Prof. dr. Harrina Erlianti Rahardjo, SpU (K), PhD dalam Media Briefing Virtual, Kamis (19/8), mengatakan bahwa mengompol atau enuresis merupakan kondisi ketika seseorang tidak dapat menahan keluarnya air kencing yang bisa terjadi saat tidur atau terbangun. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada anak-anak, namun juga pria dewasa dan usia tua.

Sementara Prof. Dr. dr. Siti Setiati, Sp.PD, KGer, M.Epid dari Divisi Geriati Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM pada kesempatan yang sama menerangkan, proses penuaan akan berdampak pada pengaturan sistem berkemih.

"Normalnya, sistem saraf parasimpatis akan melakukan stimulasi kontraksi otot-otot di kandung kemih dengan adanya reseptor muskarinik dan ????-1. Sementara sistem saraf simpatis menghambat kontraksi dengan adanya reseptor ????-2. Efek Penuaan akan berdampak terhadap peningkatan aktivitas otot detrusor, penurunan sensasi ingin berkemih, serta penurunan kekuatan otot sfingter di saluran kemih," terang Prof. Setiati.

"Peningkatkan aktivitas otot detrusor dapat disebabkan oleh keadaan hiperrefleks seperti riwayat stroke, parkinson, demensia, serta instabilitas akibat proses penuaan, obstruksi, batu kandung kemih, atau pembesaran prostat,” lanjutnya.



Beser dan mengompol, kata Prof. Setiati, adalah dua hal yang berbeda. "Beser atau Overactive Bladder (OAB) merupakan gangguan fungsi berkemih yang mengakibatkan rasa ingin segera berkemih. Sementara, ngompol atau enuresis atau inkontinensia, adalah kondisi ketika seseorang tidak dapat menahan keluarnya air kencing tanpa dikehendaki," bebernya.

Terdapat beberapa penyebab inkontinensia yang dapat diperbaiki tanpa obat-obatan. Sehingga, kata Prof. Setiati, dokter tidak perlu terburu-buru memberikan obat bagi pasien inkontinensia. Tenaga medis pasti akan melakukan pengkajian yang menyeluruh terlebih dulu sebelum memberikan obat.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2301 seconds (0.1#10.140)