Kain Sasirangan Khas Kalsel Miliki Potensi Bangkitkan Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia memiliki berbagai macam jenis kain tradisional , dan setiap daerah mempunyai keunikan serta ciri khas tersendiri. Misalnya Sasirangan yang berasal dari Suku Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Baca juga: Masuk Nominasi Perempuan Tercantik, Warganet +62 Siap Dukung Lyodra Ginting
Nama sasirangan diambil dari kata 'menyirang'. Hal ini merujuk pada cara membuat kain sasirangan, yang melalui proses menjelujur menggunakan perintangan dan pewarnaan.
Kemudian Sasirangan ini membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Menparekraf ), Sandiaga Salahuddin Uno melihat peluang kain dari Kalsel ini mampu membangkitkan perekonomian di daerah asalnya.
Sandiaga mengatakan bahwa kain Sasirangan memiliki potensi yang besar membangkitkan perekonomian Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Kalau kita lihat buat sasirangan ini susah buatnya. Jadi kalau lihat Sasirangan ini kita harus jadi rombongan yang enggak boleh boleh nawar-nawar dan langsung beli," kata Sandiaga dalam keterangan resminya, Kamis (2/9).
Lebih lanjut, produk Sasirangan memiliki keunikan yang berdaya saing tinggi. Sandiaga Uno pun mengapresiasi ibu-ibu Mekar yang juga merupakan perajin kain Sasirangan.
"Kita harus fokus, saya yakin produk ekonomi kreatif di Kalimantan ini adalah Sasirangan. Kita lihat Kalimantan Selatan ingat sasirangan, ingat Banjarmasin Selatan ingat Sasirangan. Seperti ibu-ibu di Mekar ini yang dalam waktu 5 tahun mendapatkan 10 juta akses permodalan," terangnya.
Sandiaga menjelaskan, hadirnya Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan layanan permodalan dapat membantu pelaku ekonomi kreatif dalam mengembangkan usahanya. Sehingga turut membangkitkan perekonomian nasional.
"PNM sudah hadir dengan permodalan, saya yakin ini akan menggerakkan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya," kata Menparekraf.
Menurut cerita adat turun temurun, kain Nusantara satu ini berasal dari abad ke-12. Kain Sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis untuk pengobatan dan perlindungan roh-roh jahat. Hal inilah yang memengaruhi pewarnaan kain Sasirangan.
Baca juga: Kemenparekraf: Pembukaan Travel Corridor Arrangement (TCA) akan Diprioritaskan untuk Tiga Destinasi Utama
Contohnya, jika akan digunakan untuk mengobati penyakit kuning, maka warna kain juga dibuat kuning. Selain itu meski punya warna-warna cantik nan mencolok, semua bahan pewarna kain sasirangan diambil dari alam, seperti kunyit, jahe, biji buah gandaria, dan kulit rambutan.
Lihat Juga: Yovie Widianto Yakin Pemisahan Kemenparekraf Dorong Progresivitas bagi Musisi dan Seniman
Baca juga: Masuk Nominasi Perempuan Tercantik, Warganet +62 Siap Dukung Lyodra Ginting
Nama sasirangan diambil dari kata 'menyirang'. Hal ini merujuk pada cara membuat kain sasirangan, yang melalui proses menjelujur menggunakan perintangan dan pewarnaan.
Kemudian Sasirangan ini membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Menparekraf ), Sandiaga Salahuddin Uno melihat peluang kain dari Kalsel ini mampu membangkitkan perekonomian di daerah asalnya.
Sandiaga mengatakan bahwa kain Sasirangan memiliki potensi yang besar membangkitkan perekonomian Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Kalau kita lihat buat sasirangan ini susah buatnya. Jadi kalau lihat Sasirangan ini kita harus jadi rombongan yang enggak boleh boleh nawar-nawar dan langsung beli," kata Sandiaga dalam keterangan resminya, Kamis (2/9).
Lebih lanjut, produk Sasirangan memiliki keunikan yang berdaya saing tinggi. Sandiaga Uno pun mengapresiasi ibu-ibu Mekar yang juga merupakan perajin kain Sasirangan.
"Kita harus fokus, saya yakin produk ekonomi kreatif di Kalimantan ini adalah Sasirangan. Kita lihat Kalimantan Selatan ingat sasirangan, ingat Banjarmasin Selatan ingat Sasirangan. Seperti ibu-ibu di Mekar ini yang dalam waktu 5 tahun mendapatkan 10 juta akses permodalan," terangnya.
Sandiaga menjelaskan, hadirnya Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan layanan permodalan dapat membantu pelaku ekonomi kreatif dalam mengembangkan usahanya. Sehingga turut membangkitkan perekonomian nasional.
"PNM sudah hadir dengan permodalan, saya yakin ini akan menggerakkan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya," kata Menparekraf.
Menurut cerita adat turun temurun, kain Nusantara satu ini berasal dari abad ke-12. Kain Sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis untuk pengobatan dan perlindungan roh-roh jahat. Hal inilah yang memengaruhi pewarnaan kain Sasirangan.
Baca juga: Kemenparekraf: Pembukaan Travel Corridor Arrangement (TCA) akan Diprioritaskan untuk Tiga Destinasi Utama
Contohnya, jika akan digunakan untuk mengobati penyakit kuning, maka warna kain juga dibuat kuning. Selain itu meski punya warna-warna cantik nan mencolok, semua bahan pewarna kain sasirangan diambil dari alam, seperti kunyit, jahe, biji buah gandaria, dan kulit rambutan.
Lihat Juga: Yovie Widianto Yakin Pemisahan Kemenparekraf Dorong Progresivitas bagi Musisi dan Seniman
(nug)