Gito Rollies Rocker Top '70-an dalam Kenangan, Berhijrah Penuhi Janji Usia 50 Bebas Alkohol dan Narkoba
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gito Rollies , kalangan dewasa mana yang tidak mengenalnya? Di era '60 dan '70-an dia merupakan rocker top, vokalis band The Rollies bersama Uce F Tekol, Jimmy Manoppo, Benny Likumahuwa, dan Tengku Zulian Iskandar.
Bukan hanya bintang rock , pada masanya Gito yang telah wafat sejak 2008 merupakan aktor era ‘70 dan ‘80-an. Dia tercatat pernah membintangi film Perempuan Tanpa Dosa (1978), Sepasang Merpati (1979), dan Permainan Bulan Desember (1980).
Sebagai rocker populer, pemilik nama asli Bangun Sugito Tukiman itu rupanya akrab dengan alkohol dan narkoba. Dia mengaku, saat tampil di panggung-panggung kerap menggunakan barang haram tersebut.
“Kelihatannya saya sehat-sehat saja (di panggung), itu karena saya udah make. Begitu turun panggung, menggigil lagi, ketagihan lagi, harus ada barang lagi, baru bisa sehat dan melakukan aktivitas macam-macam,” kata Gito Rollies dalam wawancaranya semasa hidup, seperti dikutip dari kanal YouTube Trans TV Official, Minggu (5/9).
Gito lalu berjanji untuk tak lagi menggunakan narkoba di usia 50 tahun. Meski perjalanannya tidak mudah, pada 1997 Gito mulai mencari cara untuk lebih dekat kepada Tuhan dan meninggalkan dunia kelamnya, termasuk narkoba.
Terlebih saat itu Gito sudah menikah dengan Michelle van der Rest selama sepuluh tahun lebih dan memiliki anak. Saat itu, Gito tentu dibantu teman-temannya di The Rollies serta didukung pula oleh lingkungannya.
“Saya dulu berkali-kali ke dokter, nggak sembuh-sembuh. Karena dokter hanya bisa menyelesaikan (masalah) fisik. Baru selesai saat saya taubat, Allah yang menolong saya,” ujarnya.
Mulai hijrah di tahun 1997, Gito lalu muncul dengan penampilan baru, tidak lagi ala rocker seperti sebelumnya. Menurutnya, penampilan baru yang lebih religius adalah caranya membentengi diri dari kemaksiatan yang dulu akrab dengan kehidupannya.
“Pakaian ini membentengi saya. Bukan saya ingin disebut ulama, ustaz, ini untuk membentengi saya dari yang tidak-tidak, dari kemaksiatan. Saya nggak mungkin masuk disko dengan pakaian begini,” kata pria kelahiran 1 November 1947 tersebut.
Tak hanya penampilan yang berubah, Gito juga banyak mengeluarkan lagu-lagu religi dan berdakwah. Dalam satu rekaman video dakwahnya, Gito sempat berkata bahwa ia ingin seluruh hidupnya untuk beribadah, termasuk dalam mengeluarkan karya.
“Tidak habis-habis saya syukuri, ternyata Allah sayang sama saya. Allah berikan hidayah pada saya, Allah berikan pertaubatan pada saya. Kenapa saya tidak habis-habis mensyukuri? Karena Allah selamatkan saya, Allah sayang sekali sama saya,” kata Gito dalam dakwahnya, dikutip dari kanal YouTube Ditech Injection.
Pada 2005, Gito dikabarkan sakit dan terbaring tak berdaya karena kanker kelenjar getah bening. Saat sakit, dia harus menjalani kemoterapi di Singapura, setelah sebelumnya menjalani operasi. Gito akhirnya meninggal dunia pada 28 Februari 2008 di usia 60 tahun.
Bukan hanya bintang rock , pada masanya Gito yang telah wafat sejak 2008 merupakan aktor era ‘70 dan ‘80-an. Dia tercatat pernah membintangi film Perempuan Tanpa Dosa (1978), Sepasang Merpati (1979), dan Permainan Bulan Desember (1980).
Sebagai rocker populer, pemilik nama asli Bangun Sugito Tukiman itu rupanya akrab dengan alkohol dan narkoba. Dia mengaku, saat tampil di panggung-panggung kerap menggunakan barang haram tersebut.
“Kelihatannya saya sehat-sehat saja (di panggung), itu karena saya udah make. Begitu turun panggung, menggigil lagi, ketagihan lagi, harus ada barang lagi, baru bisa sehat dan melakukan aktivitas macam-macam,” kata Gito Rollies dalam wawancaranya semasa hidup, seperti dikutip dari kanal YouTube Trans TV Official, Minggu (5/9).
Gito lalu berjanji untuk tak lagi menggunakan narkoba di usia 50 tahun. Meski perjalanannya tidak mudah, pada 1997 Gito mulai mencari cara untuk lebih dekat kepada Tuhan dan meninggalkan dunia kelamnya, termasuk narkoba.
Terlebih saat itu Gito sudah menikah dengan Michelle van der Rest selama sepuluh tahun lebih dan memiliki anak. Saat itu, Gito tentu dibantu teman-temannya di The Rollies serta didukung pula oleh lingkungannya.
“Saya dulu berkali-kali ke dokter, nggak sembuh-sembuh. Karena dokter hanya bisa menyelesaikan (masalah) fisik. Baru selesai saat saya taubat, Allah yang menolong saya,” ujarnya.
Mulai hijrah di tahun 1997, Gito lalu muncul dengan penampilan baru, tidak lagi ala rocker seperti sebelumnya. Menurutnya, penampilan baru yang lebih religius adalah caranya membentengi diri dari kemaksiatan yang dulu akrab dengan kehidupannya.
“Pakaian ini membentengi saya. Bukan saya ingin disebut ulama, ustaz, ini untuk membentengi saya dari yang tidak-tidak, dari kemaksiatan. Saya nggak mungkin masuk disko dengan pakaian begini,” kata pria kelahiran 1 November 1947 tersebut.
Tak hanya penampilan yang berubah, Gito juga banyak mengeluarkan lagu-lagu religi dan berdakwah. Dalam satu rekaman video dakwahnya, Gito sempat berkata bahwa ia ingin seluruh hidupnya untuk beribadah, termasuk dalam mengeluarkan karya.
“Tidak habis-habis saya syukuri, ternyata Allah sayang sama saya. Allah berikan hidayah pada saya, Allah berikan pertaubatan pada saya. Kenapa saya tidak habis-habis mensyukuri? Karena Allah selamatkan saya, Allah sayang sekali sama saya,” kata Gito dalam dakwahnya, dikutip dari kanal YouTube Ditech Injection.
Pada 2005, Gito dikabarkan sakit dan terbaring tak berdaya karena kanker kelenjar getah bening. Saat sakit, dia harus menjalani kemoterapi di Singapura, setelah sebelumnya menjalani operasi. Gito akhirnya meninggal dunia pada 28 Februari 2008 di usia 60 tahun.
(tsa)