Fashion Show 7 Desainer Indonesia di KJRI New York
loading...
A
A
A
JAKARTA - KJRI New York bekerja sama dengan New York Indonesia Fashion Week (NYIFW) telah menyelenggarakan acara fashion show di Ruang Pancasila, Gedung KJRI New York,pada 10 September 2021.
Kegiatan fashion show bertajuk Batik Fashion and Culture menghadirkan 5 designer/pemilik brand asal Indonesia yaitu:
a. Joni Permana featuring Kampoeng Tjibarani;
b. Indah Darry;
c. Sakamade Boutique by Tari Made;
d. Mama Theodora by Theodora Matruttyu De Lima;
e. DR. Rosaline Rumaseuw by Indah Darry;
Serta 2 designer diaspora Indonesia asal New York yaitu:
a. Marry Indo by Merry Salmeri; dan
b. Sasmita Batik by Novi Palluch.
Fashion show dibuka oleh Konjen RI New York dan dihadiri oleh make-up artist, model, dosen-dosen jurusan fesyen, Konsul Jenderal ASEAN di New York, vlogger, dan pebisnis fesyen. Total sekitar 100 peserta hadir pada acara ini. Para undangan berkesempatan untuk menyaksikan peragaan busana dan aksesoris designer Indonesia yang juga tampil di New York Fashion Week (NYFW). Acara dilaksanakan secara hybrid (offline dan online di media sosial KJRI New York).
Fashion Show dimulai dengan penampilan audio dan visual Tarawangsa dari Kampoeng Tjibarani Bandung, yang melambangkan upacara untuk menyambut kedatangan Dewi Sri (Sri Pohaci) yang dikenal sebagai Dewi Pertanian. Visualisasi Dewi Sri ditampilkan melalui gaun rancangan desainer Joni Permana yang bernuansa gelap yang elegan dipadukan dengan corak keemasan laksana padi yang siap dipanen. Corak ini merefleksikan masyarakat Jawa Barat yang agraris dan peduli terhadap alam lingkungannya.
Acara dilanjutkan dengan penampilan Batik corak Borneo karya designer Indah Darry, dilanjutkan dengan penampilan busana dengan corak Batik Penari Bali dari designer Tari Made. Busana rancangan Tari Made mengkombinasikan model busana modern seperti Hoodie dengan corak Batik Penari Bali, melalui perpaduan warna-warna terang, namun tetap memperhatikan pakem batik yang ada.
Sementara itu, penampilan busana karya desainer Theodora Matrutty de Lima yang ditampilkan dalam NYIFW didominasi oleh kain tenun dengan desain yang terinspirasi oleh kearifan lokal dan alam daerah Maluku, yang kaya akan sumber daya laut seperti perikanan dan kerang-kerangan. Selanjutnya, designer Novi Palluch menampilkan busana santai dengan perpaduan warna cerah seperti biru muda, kuning, dan coklat muda yang cocok digunakan di saat musim panas.
Acara ditutup dengan penampilan desain khusus Batik Papua dari Dr. Rosaline Rumaseuw by Indah Darry. Motif Batik Papua rancangan Indah Darry hadir dengan desain khusus yang mengakomodir elemen-elemen kekayaan dan kekhasan bumi dan budaya Papua dari 7 (tujuh) wilayah adat di Papua dalam satu kemasan kreasi motif Batik yang banyak memperoleh perhatian peserta.
Acara Fashion Show bukan hanya sekedar menjadi ajang promosi industri kreatif Indonesia, tapi juga menjadi peluang mempertemukan desainer dan pemilik brand dengan pelaku bisnis fashion di New York. Para designer batik Indonesia melihat New York yang telah re-opening sebagai peluang untuk melakukan penetrasi bisnis.
Kegiatan ini juga turut mempromosikan Indonesia yang multi etnik dan budaya, direfleksikan dengan corak batik nusantara, yaitu: Jawa Barat, Kalimantan, Maluku, Bali dan Papua serta dari sisi geografis mengilustrasikan masyarakat Indonesia yang agraris dan maritim.
Fashion show juga melibatkan partisipasi publik, antara lain menampilkan model lintas generasi (tua-muda), multi-etnik, WNI maupun WN Amerika termasuk diaspora Indonesia. Ketua DWP KJRI New York Endang Arifi turut menjadi peragawati dengan menampilkan/mengenakan busana karya desainer Joni Permana dan Indah Darry.
Ben Hartley, Executive Director The National Arts of New York, yaitu perkumpulan bergengsi pemerhati seni budaya di New York memberikan komentar positif atas pelaksanaan NYIFW 2021 yang selain mempromosikan industri kreatif, juga menampilkan kekayaan budaya Indonesia, antara lain Tarawangsa dari Kampoeng Tjibarani. Pihak The National Arts of New York tertarik untuk melakukan kerja sama.
Acara ditutup dengan pemberian bunga sebagai ‘token of appreciation’ oleh Konjen RI New York Arifi Saiman dan Ketua DWP KJRI New York Endang Arifi kepada para designer. Sementara itu, produser acara NYIFW 2021 Ibu Vanny Tousignant menyampaikan plakat kepada Konjen RI New York atas kerja sama dan pelayanan KJRI kepada komunitas fashion di New York (service to community).
Lihat Juga: USS 2024 Hadirkan Instalasi hingga Merchandise Eksklusif Karya Seniman Bali Suanjaya Kencut
Kegiatan fashion show bertajuk Batik Fashion and Culture menghadirkan 5 designer/pemilik brand asal Indonesia yaitu:
a. Joni Permana featuring Kampoeng Tjibarani;
b. Indah Darry;
c. Sakamade Boutique by Tari Made;
d. Mama Theodora by Theodora Matruttyu De Lima;
e. DR. Rosaline Rumaseuw by Indah Darry;
Serta 2 designer diaspora Indonesia asal New York yaitu:
a. Marry Indo by Merry Salmeri; dan
b. Sasmita Batik by Novi Palluch.
Fashion show dibuka oleh Konjen RI New York dan dihadiri oleh make-up artist, model, dosen-dosen jurusan fesyen, Konsul Jenderal ASEAN di New York, vlogger, dan pebisnis fesyen. Total sekitar 100 peserta hadir pada acara ini. Para undangan berkesempatan untuk menyaksikan peragaan busana dan aksesoris designer Indonesia yang juga tampil di New York Fashion Week (NYFW). Acara dilaksanakan secara hybrid (offline dan online di media sosial KJRI New York).
Fashion Show dimulai dengan penampilan audio dan visual Tarawangsa dari Kampoeng Tjibarani Bandung, yang melambangkan upacara untuk menyambut kedatangan Dewi Sri (Sri Pohaci) yang dikenal sebagai Dewi Pertanian. Visualisasi Dewi Sri ditampilkan melalui gaun rancangan desainer Joni Permana yang bernuansa gelap yang elegan dipadukan dengan corak keemasan laksana padi yang siap dipanen. Corak ini merefleksikan masyarakat Jawa Barat yang agraris dan peduli terhadap alam lingkungannya.
Acara dilanjutkan dengan penampilan Batik corak Borneo karya designer Indah Darry, dilanjutkan dengan penampilan busana dengan corak Batik Penari Bali dari designer Tari Made. Busana rancangan Tari Made mengkombinasikan model busana modern seperti Hoodie dengan corak Batik Penari Bali, melalui perpaduan warna-warna terang, namun tetap memperhatikan pakem batik yang ada.
Sementara itu, penampilan busana karya desainer Theodora Matrutty de Lima yang ditampilkan dalam NYIFW didominasi oleh kain tenun dengan desain yang terinspirasi oleh kearifan lokal dan alam daerah Maluku, yang kaya akan sumber daya laut seperti perikanan dan kerang-kerangan. Selanjutnya, designer Novi Palluch menampilkan busana santai dengan perpaduan warna cerah seperti biru muda, kuning, dan coklat muda yang cocok digunakan di saat musim panas.
Acara ditutup dengan penampilan desain khusus Batik Papua dari Dr. Rosaline Rumaseuw by Indah Darry. Motif Batik Papua rancangan Indah Darry hadir dengan desain khusus yang mengakomodir elemen-elemen kekayaan dan kekhasan bumi dan budaya Papua dari 7 (tujuh) wilayah adat di Papua dalam satu kemasan kreasi motif Batik yang banyak memperoleh perhatian peserta.
Acara Fashion Show bukan hanya sekedar menjadi ajang promosi industri kreatif Indonesia, tapi juga menjadi peluang mempertemukan desainer dan pemilik brand dengan pelaku bisnis fashion di New York. Para designer batik Indonesia melihat New York yang telah re-opening sebagai peluang untuk melakukan penetrasi bisnis.
Kegiatan ini juga turut mempromosikan Indonesia yang multi etnik dan budaya, direfleksikan dengan corak batik nusantara, yaitu: Jawa Barat, Kalimantan, Maluku, Bali dan Papua serta dari sisi geografis mengilustrasikan masyarakat Indonesia yang agraris dan maritim.
Fashion show juga melibatkan partisipasi publik, antara lain menampilkan model lintas generasi (tua-muda), multi-etnik, WNI maupun WN Amerika termasuk diaspora Indonesia. Ketua DWP KJRI New York Endang Arifi turut menjadi peragawati dengan menampilkan/mengenakan busana karya desainer Joni Permana dan Indah Darry.
Ben Hartley, Executive Director The National Arts of New York, yaitu perkumpulan bergengsi pemerhati seni budaya di New York memberikan komentar positif atas pelaksanaan NYIFW 2021 yang selain mempromosikan industri kreatif, juga menampilkan kekayaan budaya Indonesia, antara lain Tarawangsa dari Kampoeng Tjibarani. Pihak The National Arts of New York tertarik untuk melakukan kerja sama.
Acara ditutup dengan pemberian bunga sebagai ‘token of appreciation’ oleh Konjen RI New York Arifi Saiman dan Ketua DWP KJRI New York Endang Arifi kepada para designer. Sementara itu, produser acara NYIFW 2021 Ibu Vanny Tousignant menyampaikan plakat kepada Konjen RI New York atas kerja sama dan pelayanan KJRI kepada komunitas fashion di New York (service to community).
Lihat Juga: USS 2024 Hadirkan Instalasi hingga Merchandise Eksklusif Karya Seniman Bali Suanjaya Kencut
(dra)