Paling Laris, Martabak Jadi Produk Kuliner yang Tren di 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berdasarkan Laporan Tren Kuliner 2021, martabak merupakan produk kuliner yang paling banyak dipesan oleh masyarakat Indonesia, dengan angka pemesanan mencapai 7 juta pesanan selama 2020.
Kota Bandung adalah salah satu daerah yang memiliki berbagai jenis dan merk martabak. Di antaranya martabak Sakura yang menjadi salah satu merek martabak legendaris dan sudah berdiri sejak 1970-an. Mereka berinovasi menyajikan beragam pilihan rasa martabak lewat pengetahuannya tentang segmentasi konsumen.
Menilik ciri khas tiap martabak yang ada di Indonesia, dari mulai rasa klasik seperti martabak asin, martabak manis kacang dan coklat, sampai martabak dengan rasa kekinian seperti green tea dan red velvet.
Jeffry Cahyadi P, merupakan generasi kedua yang meneruskan operasional bisnis Martabak Sakura pada 2009, yang sebelumnya dirintis oleh sang ayah mertua. Semenjak Jeffry membantu pengelolaan bisnis Martabak Sakura, ia telah berhasil membuka beberapa cabang baru di Antapani dan Kiaracondong.
Meskipun sudah cukup terkenal di Bandung, Martabak Sakura juga mengalami pasang surut bisnis dan persaingan dengan brand martabak lainnya. Jeffry pernah memutuskan untuk membuka cabang baru di kawasan Dago untuk menyasar para wisatawan dari Jakarta, namun sayangnya kurang membuahkan hasil. Strategi Martabak Sakura untuk membuka cabang di Kelapa Gading, Jakarta juga ternyata belum sesuai harapan.
Setelah pengalaman jatuh bangun mempertahankan bisnis keluarga ini, Jeffry pun menyadari bahwa tren konsumen Martabak Sakura memang lebih menyukai rasa-rasa martabak yang klasik dan orisinal seperti martabak asin maupun martabak kacang.
Dari segi segmentasi konsumen, Martabak Sakura ternyata lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat Bandung sendiri, yang sangat mempertimbangkan harga ekonomis dan besaran porsi.
Untuk mempertahankan bisnisnya, Jeffry merasakan pentingnya peranan Account Manager (AM) untuk membantu para mitra merchant menyusun strategi bisnis dan mengembangkan brand awareness di platform daring.
Dwi Destiana Sari dan Ramadhan merupakan dua AM yang dipilihnya. Jeffry pun menyampaikan bagaimana para AM selalu siap sedia membantu dan saling bertukar ide untuk strategi bisnis dan market insight.
“Mbak Dewi dan Pak Ramadhan sangat kooperatif dan responsif dalam memfasilitasi kami," kata Jeffry seperti dikutip dari keterangan Grab Indonesia, Jumat (17/9/2021).
Mereka membantu Jeffry mengetahui informasi terbaru terkait program kampanye, promosi, maupun acara serta berdiskusi terkait konsultasi strategi bisnis yang tepat untuk mencapai target.
Jeffry juga menerangkan peranan penting para AM khususnya setelah memasuki masa pandemi dan pemberlakuan PPKM yang merubah tren berbelanja masyarakat. Di masa pandemi ini, Martabak Sakura justru menjadi bisnis yang lebih berkembang.
"Pak Ramadhan sebagai AM-pun membantu mempersiapkan rencana menu dan strategi potongan yang diperkirakan akan mendapat respon baik dari pelanggan Martabak Sakura," katanya.
Di masa pandemi ini, Martabak Sakura telah berhasil membuka dua cabang baru dan akan membuka cabang lainnya dalam waktu dekat.
Kota Bandung adalah salah satu daerah yang memiliki berbagai jenis dan merk martabak. Di antaranya martabak Sakura yang menjadi salah satu merek martabak legendaris dan sudah berdiri sejak 1970-an. Mereka berinovasi menyajikan beragam pilihan rasa martabak lewat pengetahuannya tentang segmentasi konsumen.
Menilik ciri khas tiap martabak yang ada di Indonesia, dari mulai rasa klasik seperti martabak asin, martabak manis kacang dan coklat, sampai martabak dengan rasa kekinian seperti green tea dan red velvet.
Jeffry Cahyadi P, merupakan generasi kedua yang meneruskan operasional bisnis Martabak Sakura pada 2009, yang sebelumnya dirintis oleh sang ayah mertua. Semenjak Jeffry membantu pengelolaan bisnis Martabak Sakura, ia telah berhasil membuka beberapa cabang baru di Antapani dan Kiaracondong.
Meskipun sudah cukup terkenal di Bandung, Martabak Sakura juga mengalami pasang surut bisnis dan persaingan dengan brand martabak lainnya. Jeffry pernah memutuskan untuk membuka cabang baru di kawasan Dago untuk menyasar para wisatawan dari Jakarta, namun sayangnya kurang membuahkan hasil. Strategi Martabak Sakura untuk membuka cabang di Kelapa Gading, Jakarta juga ternyata belum sesuai harapan.
Setelah pengalaman jatuh bangun mempertahankan bisnis keluarga ini, Jeffry pun menyadari bahwa tren konsumen Martabak Sakura memang lebih menyukai rasa-rasa martabak yang klasik dan orisinal seperti martabak asin maupun martabak kacang.
Dari segi segmentasi konsumen, Martabak Sakura ternyata lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat Bandung sendiri, yang sangat mempertimbangkan harga ekonomis dan besaran porsi.
Untuk mempertahankan bisnisnya, Jeffry merasakan pentingnya peranan Account Manager (AM) untuk membantu para mitra merchant menyusun strategi bisnis dan mengembangkan brand awareness di platform daring.
Dwi Destiana Sari dan Ramadhan merupakan dua AM yang dipilihnya. Jeffry pun menyampaikan bagaimana para AM selalu siap sedia membantu dan saling bertukar ide untuk strategi bisnis dan market insight.
“Mbak Dewi dan Pak Ramadhan sangat kooperatif dan responsif dalam memfasilitasi kami," kata Jeffry seperti dikutip dari keterangan Grab Indonesia, Jumat (17/9/2021).
Mereka membantu Jeffry mengetahui informasi terbaru terkait program kampanye, promosi, maupun acara serta berdiskusi terkait konsultasi strategi bisnis yang tepat untuk mencapai target.
Jeffry juga menerangkan peranan penting para AM khususnya setelah memasuki masa pandemi dan pemberlakuan PPKM yang merubah tren berbelanja masyarakat. Di masa pandemi ini, Martabak Sakura justru menjadi bisnis yang lebih berkembang.
"Pak Ramadhan sebagai AM-pun membantu mempersiapkan rencana menu dan strategi potongan yang diperkirakan akan mendapat respon baik dari pelanggan Martabak Sakura," katanya.
Di masa pandemi ini, Martabak Sakura telah berhasil membuka dua cabang baru dan akan membuka cabang lainnya dalam waktu dekat.
(hri)