100 Juta Vaksin Covid-19 Ditimbun Negara Kaya, Efeknya Gawat!

Senin, 20 September 2021 - 13:29 WIB
loading...
100 Juta Vaksin Covid-19 Ditimbun Negara Kaya, Efeknya Gawat!
Airfinity, perusahaan informasi dan analitik ilmiah, menemukan data bahwa 100 juta vaksin Covid-19 ditimbun negara-negara kaya. Foto Ilustrasi/AP/Matt Rourke
A A A
JAKARTA - Airfinity, perusahaan informasi dan analitik ilmiah, menemukan data bahwa 100 juta vaksin Covid-19 ditimbun negara-negara kaya . Temuan ini mendorong pemerintah Inggris meminta pada Amerika Serikat untuk memikirkan bagaimana solusi penyaluran vaksin yang tertimbun tersebut.

"KTT vaksin yang diselenggarakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, harus menghasilkan rencana mentransfer 100 juta vaksin yang ada di negara-negara kaya untuk disalurkan ke negara-negara miskin sebelum vaksin kedaluwarsa," kata Mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, dikutip dari Reuters, Senin (20/9/2021).



Brown mengatakan, dirinya sudah mengirimkan pesan harapan ini kepada Joe Biden, juga kepada pemimpin penelitian Airfinity yang menemukan data terkait 100 juta dosis vaksin tertimbun di negara-negara kaya di belahan bumi utara.

"Vaksin itu kedaluwarsa Desember mendatang dan berisiko tak terpakai dengan sia-sia " tegasnya.

Negara-negara di Afrika diketahui sangat butuh vaksin Covid-19. Menurut data Reuters, Afrika baru kebagian 2% dari 5,7 miliar dosis vaksin yang ada di seluruh dunia. Sangat kecil angkanya dan ini berisiko membuat negara itu alami kesulitan penanganan pandemi akibat stok vaksin yang sangat sedikit.

"Kami membutuhkan rencana untuk mendistribusikan vaksin dengan cepat," kata Brown.

"Ini akan menjadi tragedi politik yang mendalam dan melibatkan banyak pihak jika KTT tersebut melewatkan kesempatan untuk bertindak menyebarkan vaksin segera ke negara-negara miskin," lanjutnya.

Efek Tak Disebarnya 100 Juta Vaksin

Airfinity memperkirakan, jika negara-negara kaya tidak segera mendistribuskkan stok vaksin yang mereka punya, akan ada 100 juta kasus Covid-19 pada musim panas mendatang, dan dari itu akan ada kasus kematian akibat pasien kekurangan ventilator dan oksigen. Ya, pasien Covid-19 yang tidak divaksin sangat berisiko alami Covid-19 gejala parah dan itu artinya pasien membutuhkan ventilator dan oksigen.



"Tidak terpikirkan dan tidak masuk akal jika 100 juta vaksin harus dibuang percuma dari persediaan negara-negara kaya, sementara populasi negara-negara termiskin di dunia malah akan membayar limbah vaksin tersebut dengan nyawa," kata Brown.

Brown meminta para pemimpin untuk memutuskan apakah negara harus menukar kontrak pengiriman, bagaimana hambatan regulasi untuk ekspor vaksin dapat diatasi, dan siapa yang akan menanggung biaya penggunaan vaksin yang ditimbun.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1444 seconds (0.1#10.140)