Mayoritas Perempuan Tak Rutin Skirining Kesehatan untuk Kanker, Ini Penjelasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan yang setia menjadi momok menakutkan bagi banyak orang di dunia, dari dulu hingga sekarang.
Tapi sayangnya, tidak banyak orang yang aware atau waspada pada potensi penyakit kanker yang faktanya telah membunuh jutaan orang setiap tahunnya ini. Tidak terkecuali kaum perempuan.
Mengutip New York Post, Jumat (24/9/2021) dari survei global terkait kesehatan wanita , Indeks Kesehatan Wanita Global Hologic tahun 2020, menunjukkan hasil sebagian besar perempuan di dunia tidak rutin melakukan skrining kesehatan atau memeriksakan dirinya untuk penyakit kanker.
Hasil survei memperlihatkan hanya sekitar 12 persen wanita yang mengaku sudah menjalani tes skrining kesehatan untuk semua jenis kanker dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Termasuk kanker payudara dan kanker serviks yang menyerang kaum wanita.
Selain kanker, tercantum juga beberapa penyakit lainnya. Termasuk penyakit jantung, diabetes, dan penyakit menular seksual. Sebanyak 33 persen wanita di 116 negara di dunia yang disuvei, mengaku dalam setahun terakhir ini telah menjalani tes tekanan darah tinggi.
Sementara kurang dari 19 persen wanita yang rutin menjalani tes diabetes. Bahkan di sekitar 40 negara, angka persentase tersebut hanya mencapai satu digit angka saja.
Masih dalam survei yang sama, meski 88 persen perempuan mengatakan mereka percaya pemeriksaan kesehatan rutin bisa membantu meningkatkan kesehatan masyarakat.
Tapi sebanyak 40 persen wanita, nyatanya ada yang belum pernah menemui profesional perawatan kesehatan dalam kurun waktu setahun terakhir.
Dalam situs resminya, Hologic menyebutkan ada sekitar 1,5 miliar wanita di seluruh dunia tidak melakukan pemeriksaan kesehatan untuk salah satu dari empat penyakit paling kritis dalam 12 bulan terakhir (ketika disurvei tahun 2020).
CEO Hologic, Stephen P. MacMillan menyebutkan ia berharap dengan adanya hasil survei ini, para wanita di dunia menjadi tahu bahwa mereka perlu dan butuh untuk melakukan tes skrining kesehatan.
“Melalui laporan ini, para wanita memberi tahu kami apa yang mereka butuhkan. Kita semua perlu mendengarkan dan kemudian bertindak, bersama-sama,” bunyi pernyataan Stephen dalam surat yang dilampirkan pada survei tersebut.
Tapi sayangnya, tidak banyak orang yang aware atau waspada pada potensi penyakit kanker yang faktanya telah membunuh jutaan orang setiap tahunnya ini. Tidak terkecuali kaum perempuan.
Mengutip New York Post, Jumat (24/9/2021) dari survei global terkait kesehatan wanita , Indeks Kesehatan Wanita Global Hologic tahun 2020, menunjukkan hasil sebagian besar perempuan di dunia tidak rutin melakukan skrining kesehatan atau memeriksakan dirinya untuk penyakit kanker.
Hasil survei memperlihatkan hanya sekitar 12 persen wanita yang mengaku sudah menjalani tes skrining kesehatan untuk semua jenis kanker dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Termasuk kanker payudara dan kanker serviks yang menyerang kaum wanita.
Selain kanker, tercantum juga beberapa penyakit lainnya. Termasuk penyakit jantung, diabetes, dan penyakit menular seksual. Sebanyak 33 persen wanita di 116 negara di dunia yang disuvei, mengaku dalam setahun terakhir ini telah menjalani tes tekanan darah tinggi.
Sementara kurang dari 19 persen wanita yang rutin menjalani tes diabetes. Bahkan di sekitar 40 negara, angka persentase tersebut hanya mencapai satu digit angka saja.
Masih dalam survei yang sama, meski 88 persen perempuan mengatakan mereka percaya pemeriksaan kesehatan rutin bisa membantu meningkatkan kesehatan masyarakat.
Tapi sebanyak 40 persen wanita, nyatanya ada yang belum pernah menemui profesional perawatan kesehatan dalam kurun waktu setahun terakhir.
Dalam situs resminya, Hologic menyebutkan ada sekitar 1,5 miliar wanita di seluruh dunia tidak melakukan pemeriksaan kesehatan untuk salah satu dari empat penyakit paling kritis dalam 12 bulan terakhir (ketika disurvei tahun 2020).
CEO Hologic, Stephen P. MacMillan menyebutkan ia berharap dengan adanya hasil survei ini, para wanita di dunia menjadi tahu bahwa mereka perlu dan butuh untuk melakukan tes skrining kesehatan.
“Melalui laporan ini, para wanita memberi tahu kami apa yang mereka butuhkan. Kita semua perlu mendengarkan dan kemudian bertindak, bersama-sama,” bunyi pernyataan Stephen dalam surat yang dilampirkan pada survei tersebut.
(hri)