Drama Korea yang Menghina Indonesia dan Budaya Negara Lain
loading...
A
A
A
JAKARTA - Drama Korea yang menghina Indonesia kerap ditanggapi secara keras oleh masyarakat di Tanah Air. Beberapa drama asal Negeri Ginseng memang ada yang terkesan meremehkan Indonesia, meski serial produksi negara tersebut disukai di sini.
Walaupun beberapa tahun terakhir drama Korea sedang menjamur dan menjadi media cerita yang dipuji banyak orang, bukan berarti industri ini tanpa kontroversi. Tak sedikit drama Korea yang memiliki muatan-muatan rasis yang menghina budaya negara lain, termasuk Indonesia.
Sebagai negara Asia Timur, Korea Selatan termasuk negara yang sering dicap rasis karena tindak-tanduk mereka terhadap orang luar yang berkulit lebih gelap daripada mereka. Pandangan rasis ini pun sering kali luput dan bocor ke dalam naskah drama Korea, sedikit mengekspos pemikiran-pemikiran tak pantas yang masih dianut oleh warga Korea Selatan.
Berikut lima drama Korea yang menghina negara lain, terlebih Indonesia.
1. Racket Boys
Masyarakat Indonesia pasti sudah mendengar keriuhan yang terjadi pada Juni lalu tentang drama Racket Boys. Sebagai drama tentang bulu tangkis, Racket Boys sempat menampilkan cerita di mana salah satu karakternya, Han Se-Yoon, menjadi perwakilan negaranya untuk bertanding di Jakarta. Ketika sampai di Indonesia bersama pelatihnya, mereka ditampilkan berada di hotel yang tak nyaman dan latihan di tempat yang jelek. Episode ini juga membahas kebiasaan suporter Indonesia yang dianggap buruk terhadap mental atlet negara lain.
2. The Penthouse 3
Di musim ketiga drama The Penthouse, serial ini kedatangan sosok Alex, kakak Logan yang diperankan oleh Park Eun-Seok. Ketika Alex muncul, penampilannya menuai banyak reaksi negatif karena terlihat mengenakan gaya rambut gimbal dan tato di sekujur tubuh.
Tokoh ini dianggap banyak warganet sebagai contoh ‘cultural appropriation’ atau perampasan budaya, di mana seseorang dari budaya maju mengadopsi budaya yang sakral dari negara di belakangnya untuk penampilan semata.
3. Backstreet Rookie
Drama Backstreet Rookie sejak awal selalu memiliki banyak kontroversi, salah satunya datang dari tokoh Han Dal-Sik yang kerap berpakaian ala reggae.
Namun, kontroversi tokoh Dal-Sik memuncak ketika ia sedang menjaga toko dan kedatangan seorang lelaki berkulit hitam yang, ketika ditanya bercerita bahwa dia berasal dari Nigeria. Dal-Sik pun seakan memberi afirmasi kepada lelaki tersebut dan berkata kalau mereka adalah keluarga Jamaika, padahal dua negara tersebut tak ada kaitannya sama sekali.
Backstreet Rookie lantas dituduh menyamakan Nigeria dan Jamaika atas dasar warna kulit saja.
4. Mr. Sunshine
Merupakan drama sejarah yang mengangkat masa penjajahan Jepang di Korea, Mr. Sunshine sempat menuai kontroversi karena menggambarkan Jepang sebagai negara yang sangat jahat dan mendewakan Amerika.
Penggambaran ini pun dituduh memberi stigma buruk terhadap warga Jepang yang merupakan salah satu negara pengonsumsi drama Korea terbesar.
5. The Man Who Dies to Live
Selain melecehkan budaya dan penggambaran masyarakat negara lain, industri drama Korea juga sempat dikecam karena dianggap menghina agama Islam dalam drama The Man Who Dies to Live.
Drama ini mengisahkan tentang seorang pria Korea yang melakukan perjalanan ke Timur Tengah, namun banyak adegan Timur Tengah yang tak sesuai dengan realita. Seperti perempuan berhijab yang berbikini dan juga poster di mana sang tokoh utama tampak meletakkan kakinya persis di sebelah Alquran.
Walaupun beberapa tahun terakhir drama Korea sedang menjamur dan menjadi media cerita yang dipuji banyak orang, bukan berarti industri ini tanpa kontroversi. Tak sedikit drama Korea yang memiliki muatan-muatan rasis yang menghina budaya negara lain, termasuk Indonesia.
Sebagai negara Asia Timur, Korea Selatan termasuk negara yang sering dicap rasis karena tindak-tanduk mereka terhadap orang luar yang berkulit lebih gelap daripada mereka. Pandangan rasis ini pun sering kali luput dan bocor ke dalam naskah drama Korea, sedikit mengekspos pemikiran-pemikiran tak pantas yang masih dianut oleh warga Korea Selatan.
Berikut lima drama Korea yang menghina negara lain, terlebih Indonesia.
1. Racket Boys
Masyarakat Indonesia pasti sudah mendengar keriuhan yang terjadi pada Juni lalu tentang drama Racket Boys. Sebagai drama tentang bulu tangkis, Racket Boys sempat menampilkan cerita di mana salah satu karakternya, Han Se-Yoon, menjadi perwakilan negaranya untuk bertanding di Jakarta. Ketika sampai di Indonesia bersama pelatihnya, mereka ditampilkan berada di hotel yang tak nyaman dan latihan di tempat yang jelek. Episode ini juga membahas kebiasaan suporter Indonesia yang dianggap buruk terhadap mental atlet negara lain.
2. The Penthouse 3
Di musim ketiga drama The Penthouse, serial ini kedatangan sosok Alex, kakak Logan yang diperankan oleh Park Eun-Seok. Ketika Alex muncul, penampilannya menuai banyak reaksi negatif karena terlihat mengenakan gaya rambut gimbal dan tato di sekujur tubuh.
Tokoh ini dianggap banyak warganet sebagai contoh ‘cultural appropriation’ atau perampasan budaya, di mana seseorang dari budaya maju mengadopsi budaya yang sakral dari negara di belakangnya untuk penampilan semata.
3. Backstreet Rookie
Drama Backstreet Rookie sejak awal selalu memiliki banyak kontroversi, salah satunya datang dari tokoh Han Dal-Sik yang kerap berpakaian ala reggae.
Namun, kontroversi tokoh Dal-Sik memuncak ketika ia sedang menjaga toko dan kedatangan seorang lelaki berkulit hitam yang, ketika ditanya bercerita bahwa dia berasal dari Nigeria. Dal-Sik pun seakan memberi afirmasi kepada lelaki tersebut dan berkata kalau mereka adalah keluarga Jamaika, padahal dua negara tersebut tak ada kaitannya sama sekali.
Backstreet Rookie lantas dituduh menyamakan Nigeria dan Jamaika atas dasar warna kulit saja.
4. Mr. Sunshine
Merupakan drama sejarah yang mengangkat masa penjajahan Jepang di Korea, Mr. Sunshine sempat menuai kontroversi karena menggambarkan Jepang sebagai negara yang sangat jahat dan mendewakan Amerika.
Penggambaran ini pun dituduh memberi stigma buruk terhadap warga Jepang yang merupakan salah satu negara pengonsumsi drama Korea terbesar.
5. The Man Who Dies to Live
Selain melecehkan budaya dan penggambaran masyarakat negara lain, industri drama Korea juga sempat dikecam karena dianggap menghina agama Islam dalam drama The Man Who Dies to Live.
Drama ini mengisahkan tentang seorang pria Korea yang melakukan perjalanan ke Timur Tengah, namun banyak adegan Timur Tengah yang tak sesuai dengan realita. Seperti perempuan berhijab yang berbikini dan juga poster di mana sang tokoh utama tampak meletakkan kakinya persis di sebelah Alquran.
(tsa)