Upaya Lestarikan dan Kembangkan Batik dengan Berdayakan Generasi Muda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Batik merupakan identitas bangsa Indonesia, yang berasal dari hasil karya perpaduan keahlian dan kreativitas seni manusia. Batik juga menjadi penopang sektor ekonomi yang penting bagi sebagian masyarakat.
Pada 2021, sekitar 18.000 usaha Batik kecil dan menengah tercatat di Kementerian Industri Republik Indonesia. Dan sejak 2009, Batik juga diakui UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau Warisan Budaya tak Benda.
"Namun, bisakah kita yakin dalam 20-30 tahun ke depan, kita masih bisa mengagumi keindahahan karya Batik Tulis yang dibuat oleh tangan?" ungkap Direktur UNESCO Jakarta, Mohamad Djelid dalam keterangan persnya, Sabtu (2/10/2021).
"Dalam hal ini maka pelibatan para generasi muda adalah sebuah kewajiban. Dan karenanya, kita harus memberdayakan generasi muda dalam mengembangkan nilai warisan budaya ini ke depannya," lanjutnya.
Baca juga: Enggak Usah Bingung, Nonton TV Streaming RCTI Asyiknya di RCTI+
Beranjak dari hal tersebut, UNESCO bersama Citi Indonesia memulai program untuk mengembangkan kewirausahaan budaya melalui generasi muda. Ini untuk memastikan tradisi warisan dunia tetap berlanjut melalui pengembangan usaha yang keberlanjutan.
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, sangat sepakat bahwa melibatkan generasi muda adalah kunci untuk memastikan bahwa upaya pelestarian warisan budaya, seperti batik, bisa terus berlangsung dan tidak punah.
"Dalam tahun keempat dukungan kami terhadap program ini, Citi sangat bangga melihat bahwa meski didera pandemi, program Kita Muda Kreatif bisa terus memberikan manfaat positif kepada para para peserta program maupun masyarakat di sekitarnya," tuturnya.
Sejak penerapan pembatasan kegiatan masyarakat, program Kita Muda Kreatif sukses menjangkau lebih dari 400 wirausaha muda dan mendampingi mereka untuk terus produktif dan kreatif dalam usahanya. Hingga saat ini, program Kita Muda Kreatif telah menjangkau 600 generasi muda sebagai penerima di beberapa wilayah di Indonesia di sekitar situs warisan dunia.
Baca juga: Jadikan Hari Batik Nasional 2021 sebagai Momentum Mencintai Produk Fashion Nasional
Banyak inisiasi kreatif yang lahir dari mereka, seperti mengembangkan masker dari batik sebagai sebuah fashion statement yang baru. Lalu, mengembangkan serta membangkitkan kembali teknik pewarnaan alami dengan bahan dari alam. Bahkan membuat paket membatik gerabah untuk anak-anak sehingga meski di rumah saja, anak-anak tetap bisa belajar membuat batik.
"Batik adalah warisan budaya kita. Ini adalah tanggung jawab kita untuk mencintai dan menjaganya," ungkap Khaleili Nungki Hashifah, pemilik Creative Batik di Yogyakarta.
"Saya sangat senang karena Kita Muda Kreatif tetap mendukung para pembuat batik muda untuk mengembangkan bisnis berkelanjutan sehingga kami mampu untuk berkontribusi dalam pelestarian budaya," sambungnya.
Pada 2021, sekitar 18.000 usaha Batik kecil dan menengah tercatat di Kementerian Industri Republik Indonesia. Dan sejak 2009, Batik juga diakui UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau Warisan Budaya tak Benda.
"Namun, bisakah kita yakin dalam 20-30 tahun ke depan, kita masih bisa mengagumi keindahahan karya Batik Tulis yang dibuat oleh tangan?" ungkap Direktur UNESCO Jakarta, Mohamad Djelid dalam keterangan persnya, Sabtu (2/10/2021).
"Dalam hal ini maka pelibatan para generasi muda adalah sebuah kewajiban. Dan karenanya, kita harus memberdayakan generasi muda dalam mengembangkan nilai warisan budaya ini ke depannya," lanjutnya.
Baca juga: Enggak Usah Bingung, Nonton TV Streaming RCTI Asyiknya di RCTI+
Beranjak dari hal tersebut, UNESCO bersama Citi Indonesia memulai program untuk mengembangkan kewirausahaan budaya melalui generasi muda. Ini untuk memastikan tradisi warisan dunia tetap berlanjut melalui pengembangan usaha yang keberlanjutan.
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, sangat sepakat bahwa melibatkan generasi muda adalah kunci untuk memastikan bahwa upaya pelestarian warisan budaya, seperti batik, bisa terus berlangsung dan tidak punah.
"Dalam tahun keempat dukungan kami terhadap program ini, Citi sangat bangga melihat bahwa meski didera pandemi, program Kita Muda Kreatif bisa terus memberikan manfaat positif kepada para para peserta program maupun masyarakat di sekitarnya," tuturnya.
Sejak penerapan pembatasan kegiatan masyarakat, program Kita Muda Kreatif sukses menjangkau lebih dari 400 wirausaha muda dan mendampingi mereka untuk terus produktif dan kreatif dalam usahanya. Hingga saat ini, program Kita Muda Kreatif telah menjangkau 600 generasi muda sebagai penerima di beberapa wilayah di Indonesia di sekitar situs warisan dunia.
Baca juga: Jadikan Hari Batik Nasional 2021 sebagai Momentum Mencintai Produk Fashion Nasional
Banyak inisiasi kreatif yang lahir dari mereka, seperti mengembangkan masker dari batik sebagai sebuah fashion statement yang baru. Lalu, mengembangkan serta membangkitkan kembali teknik pewarnaan alami dengan bahan dari alam. Bahkan membuat paket membatik gerabah untuk anak-anak sehingga meski di rumah saja, anak-anak tetap bisa belajar membuat batik.
"Batik adalah warisan budaya kita. Ini adalah tanggung jawab kita untuk mencintai dan menjaganya," ungkap Khaleili Nungki Hashifah, pemilik Creative Batik di Yogyakarta.
"Saya sangat senang karena Kita Muda Kreatif tetap mendukung para pembuat batik muda untuk mengembangkan bisnis berkelanjutan sehingga kami mampu untuk berkontribusi dalam pelestarian budaya," sambungnya.
(nug)