Influencer Muda Ini Buktikan Fashion Barang Bekas Bukan Berarti Tak Berkualitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Barang bekas alias second hand adalah barang-barang yang punya kualitas rendah. Stigma ini melekat di kalangan masyarakat awam selama ini.
Eits! Tapi jangan salah, tak semua barang contohnya item fesyen bekas itu berarti kualitasnya nomor dua loh. Bukti jika barang-barang second juga tetap berkualitas baik, diperlihatkan seorang influencer muda asal Manchester, Inggris, Hope Bailey.
Lewat akun sosial media pribadinya, Hope dengan bangga memperlihatkan isi wardrobenya yang didominasi oleh barang-barang fesyen bekas yang ia beli di charity shop atau toko amal.
Influencer cantik dan modis ini ingin membuktikan bahwa toko amal bukanlah toko yang bau dan usang. Hope menunjukkan, dengan berbelanja di charity shop selain lebih hemat tapi juga membantu untuk pengurangan pencemaran lingkungan akibat industri fast fashion, karena pilihan ini termasuk bentuk sustainable fashion.
“Saya pikir banyak orang masih memiliki persepsi tentang toko amal 20 tahun yang lalu, terutama generasi yang lebih tua. Tapi mereka tidak seperti dulu, charity shop tidak akan menjual apa pun yang rusak atau terkena noda sehingga semuanya benar-benar berkualitas baik,” kata Hope, dikutip Metro, Senin (18/10/2021).
Hope mengatakan, masyarakat bisa kaget jika melihat betapa banyaknya barang-barang fesyen di gudang charity shop yang pada akhirnya bisa berakhir di buang ke tempat sampah jika tidak terjual.
Awalnya, Hope mengaku berbelanja di toko amal karena ia tidak mau mengenakan busana yang sama dengan orang lain. Sampai akhirnya ia banyak menemukan harta karun terbaik.
Di toko amal, Hope tak hanya bisa menemukan barang klasik bekas yang berkualitas tinggi, tetapi outfit-outfit keluaran retail besar seperti PrettyLittleThing dan Zara yang disebutkan terkadang memberikan sumbangan langsung ke toko amal, ini artinya konsumen bisa mendapatkan barang-barang baru yang trendi tapi dengan harga yang lebih murah.
Dengan berbelanja di charity shop, gadis 18 tahun ini tak hanya bisa mendapatkan barang-barang keluaran desainer berkualitas baik. Mulai dari tas dan dompet Burberry dan Coach yang antik, T-shirt Dior dan ikat pinggang keluaran Mulberry, tetapi juga bisa menghemat hingga ratusan Poundsterling dalam satu bulan.
Menghempas kebiasaan berbelanja barang-barang fast fashion dengan lebih memilih belanja barang-barang bekas yang vintage, Hope bisa mendapatkan pakaian yang lebih banyak dan mengeluarkan uang yang jauh lebih sedikit, sambil memperpanjang umur pakai dari pakaian usang yang awalnya bisa berakhir sia-sia di tempat pembuangan sampah.
“Saya akan mengajak lebih banyak orang untuk berbelanja di charity shop terutama jika Anda adalah tipe orang yang ingin bergaya dengan pakaian “out of the box” dan berbeda dari orang lain karena melihat banyak orang bergaya pola yang sama. Itu bukan gaya mereka sendiri, itu hanya tren mikro dari fast fashion,” pungkas Hope.
Lihat Juga: Profil dan Biodata Pratiwi Noviyanthi, Influencer yang Dilaporkan Agus Air Keras usai Bantu Cari Donasi
Eits! Tapi jangan salah, tak semua barang contohnya item fesyen bekas itu berarti kualitasnya nomor dua loh. Bukti jika barang-barang second juga tetap berkualitas baik, diperlihatkan seorang influencer muda asal Manchester, Inggris, Hope Bailey.
Lewat akun sosial media pribadinya, Hope dengan bangga memperlihatkan isi wardrobenya yang didominasi oleh barang-barang fesyen bekas yang ia beli di charity shop atau toko amal.
Influencer cantik dan modis ini ingin membuktikan bahwa toko amal bukanlah toko yang bau dan usang. Hope menunjukkan, dengan berbelanja di charity shop selain lebih hemat tapi juga membantu untuk pengurangan pencemaran lingkungan akibat industri fast fashion, karena pilihan ini termasuk bentuk sustainable fashion.
“Saya pikir banyak orang masih memiliki persepsi tentang toko amal 20 tahun yang lalu, terutama generasi yang lebih tua. Tapi mereka tidak seperti dulu, charity shop tidak akan menjual apa pun yang rusak atau terkena noda sehingga semuanya benar-benar berkualitas baik,” kata Hope, dikutip Metro, Senin (18/10/2021).
Hope mengatakan, masyarakat bisa kaget jika melihat betapa banyaknya barang-barang fesyen di gudang charity shop yang pada akhirnya bisa berakhir di buang ke tempat sampah jika tidak terjual.
Awalnya, Hope mengaku berbelanja di toko amal karena ia tidak mau mengenakan busana yang sama dengan orang lain. Sampai akhirnya ia banyak menemukan harta karun terbaik.
Di toko amal, Hope tak hanya bisa menemukan barang klasik bekas yang berkualitas tinggi, tetapi outfit-outfit keluaran retail besar seperti PrettyLittleThing dan Zara yang disebutkan terkadang memberikan sumbangan langsung ke toko amal, ini artinya konsumen bisa mendapatkan barang-barang baru yang trendi tapi dengan harga yang lebih murah.
Dengan berbelanja di charity shop, gadis 18 tahun ini tak hanya bisa mendapatkan barang-barang keluaran desainer berkualitas baik. Mulai dari tas dan dompet Burberry dan Coach yang antik, T-shirt Dior dan ikat pinggang keluaran Mulberry, tetapi juga bisa menghemat hingga ratusan Poundsterling dalam satu bulan.
Menghempas kebiasaan berbelanja barang-barang fast fashion dengan lebih memilih belanja barang-barang bekas yang vintage, Hope bisa mendapatkan pakaian yang lebih banyak dan mengeluarkan uang yang jauh lebih sedikit, sambil memperpanjang umur pakai dari pakaian usang yang awalnya bisa berakhir sia-sia di tempat pembuangan sampah.
“Saya akan mengajak lebih banyak orang untuk berbelanja di charity shop terutama jika Anda adalah tipe orang yang ingin bergaya dengan pakaian “out of the box” dan berbeda dari orang lain karena melihat banyak orang bergaya pola yang sama. Itu bukan gaya mereka sendiri, itu hanya tren mikro dari fast fashion,” pungkas Hope.
Lihat Juga: Profil dan Biodata Pratiwi Noviyanthi, Influencer yang Dilaporkan Agus Air Keras usai Bantu Cari Donasi
(hri)