Spike Lee Rilis Film Pendek George Floyd sebagai Protes

Rabu, 03 Juni 2020 - 21:04 WIB
loading...
Spike Lee Rilis Film Pendek George Floyd sebagai Protes
Spike Lee menyamakan kematian George Floyd di tangan polisi dengan kasus Eric Garner dan Radio Raheem, karakter dalam film Do the Right Thing. Foto/Angela Weiss/AFP via Getty Images
A A A
JAKARTA - Spike Lee merilis film pendek sebagai protes terhadap kematian George Floyd. Aktor sekaligus sutradara itu menyamakan kematian Floyd di tangan polisi dengan kasus Eric Garner dan juga Radio Raheem, karakter dalam film Lee pada 1989 yang berjudul "Do the Right Thing".

Lee merilis film yang diberi judul "3 Brothers" itu saat tampil dalam tayangan CNN yang menjadi bagian dari laporan khusus tentang gelombang protes yang melanda Amerika Serikat. ( )

Film ini dibuka dengan kata-kata "Will History Stop Repeating Itself" dan memadukan potongan gambar yang merekam penangkapan Floyd dan Garner yang menyebabkan keduanya meninggal dunia, dengan adegan dalam film "Do the Right Thing". Dalam film itu Radio Raheem juga dikisahkan meninggal usai perkelahian dan dicekik oleh petugas polisi. Floyd, Garner, dan Raheem inilah yang disebut 3 brothers.

Mengutip laman The Guardian, Garner meninggal dunia pada 2014 setelah ditangkap di Staten Island, New York. Adapun petugas yang terlibat, Daniel Pantaleo, tidak didakwa. Sementara Floyd meninggal pada 25 Mei 2020 di Minneapolis dan seorang polisi kulit putih telah didakwa dengan tuduhan pembunuhan tingkat tiga serta pembantaian.

"Bagaimana mungkin seseorang tidak mengerti mengapa orang bertindak seperti mereka? Ini bukan hal baru. Kami melihat dengan kerusuhan di tahun 60-an, pembunuhan Dr. King, setiap kali ada sesuatu yang melompat dan kami tidak mendapatkan keadilan," kata Lee kepada CNN.

"Orang-orang bereaksi dengan cara yang mereka lakukan untuk didengar. Kami melihat ini lagi, lagi, dan lagi. Ini masalahnya, pembunuhan orang hitam. Itulah yang menjadi dasar dibangunnya negara ini," sambungnya. ( )

Dalam wawancara tersebut, Lee juga merujuk pada kausnya yang memuat tanggal 1619. Tanggal yang secara umum diakui sebagai peristiwa kedatangan pertama kali pekerja asal Afrika di Kota Jamestown, Virginia, yang menandai awal dari perbudakan di Amerika Serikat.

“Fondasi Amerika Serikat didasarkan atas pencurian tanah dari penduduk asli dan genosida, ditambah dengan perbudakan. Saya tidak memaafkan hal-hal lain ini, tetapi saya mengerti mengapa orang melakukan apa yang mereka lakukan," tandasnya.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3133 seconds (0.1#10.140)